BATIK: Bupati dan Wakil Bupati Gresik saat memakai batik pamiluto ceplokan pada suatu acara bersama Wakil Gubernur Jawa Timur .

GRESIK | duta.co – Sejak diterbitkannya hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM pada 31 Januari 2017 lalu, resmilah batik pamiluto ceplokan menjadi batik khas Gresik sekaligus ikon baru masyarakat Gresik.

Meski dalam pengurusan hak paten yang dilakukan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindustrian dan Perdagangan Gresik Agus Budiono tak kurang dari seminggu. Namun untuk menciptakan desain batik yang pas untuk masyarakat Gresik yang dikenal sebagai kota santri dan heterogen ini bukan sesuatu yang mudah.

Sejak ide dasar yang dicetuskan oleh Bupati Gresik Sambari Halim Radianto sekitar beberapa tahun yang lalu, setidaknya ada puluhan bentuk yang merupakan desain awal. “Sejak awal dicetuskan sudah 9 kali revisi sehingga terciptalah motif batik pamiluto ceplokan seperti yang sudah ada sekarang yang sudah dipatenkan,” ujar Agus Budiono melalui Kabag Humas Suyono, Jumat (24/2/).

Ide awal yang dicetuskan Bupati Gresik ini muncul kala ada lomba desain batik yang diselenggarakan di Pendopo oleh Dekranasda Gresik. Pada lomba itu diikuti oleh 1.250 orang peserta, mulai dari peserta umum sampai pelajar. “Saat membuka lomba tersebut, Bupati mencetuskan ide untuk membuat desain batik khas Gresik yang original,” katanya.

Ide tersebut disambut baik oleh pihak Dekranasda dengan mengkursus 32 orang peserta terbaik pada lomba tersebut ke Yogyakarta. Setelah dikursus selama sebulan, maka 7 orang peserta lain yang paling berbakat diikutkan kursus lanjutan. “Saat ini 7 orang tersebut menjadi pemandu batik di Gresik dan menularkan ilmu batiknya ke beberapa desa di Gresik,” tandas Agus.

Sekretaris Dekranasda Ismiyati mengungkapkan, para pembatik yang berjumlah 270 orang inilah yang saat ini tengah memproduksi batik pamiluto ceplokan. Mereka tersebar di 6 desa yaitu desa Sawo Dukun, Desa Cermelor dan Cermekidul Kecamatan Cerme, Desa Betoyoguci Manyar, Desa Bungah Kecamatan Bungah dan di Desa Wringinanom Kecamatan Wringinanom.

Sejak diproduksi massal mulai awal Januari 2017 sampai hari ini telah menghasilkan 7.000 lembar kain. “Sesuai pengerjaannya, ada dua jenis kain masing-masing batik tulis dan batik cap. Adapun secara kualitas, Ismiyati menyampaikan beberapa jenis yaitu dari yang paling mahal yaitu batik tulis eksklusif seharga Rp 550 ribu dan yang termurah batik cap berharga Rp 175 ribu.

“Harga disesuaikan dengan kualitas dan proses pengerjaannya. Untuk batik yang paling mahal itu dikerjakan dalam waktu 15 hari mulai dari awal berbentuk kain putih sampai jadi. Sedangkan batik cap yang murah dikerjakan gak sampai seminggu sudah jadi kain batik yang siap jahit,” tambahnya.

Tentang penamaan pamiluto ceplokan, menurut Ismiyati yang keluarganya menggeluti produksi batik yaitu berasal dari kata ‘pulut’ yang berarti perekat. Batik ini adalah gabungan berbagai aspek yaitu perdagangan, Industri, sejarah, ekonomi dan budaya. sal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry