SURABAYA | duta.co – Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi muslim terbesar di Jatim memberikan kontribusi besar dalam menciptakan suasana sejuk, aman, dan nyaman bagi masyarakat Jatim.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat menghadiri Silaturahim dan Buka Puasa PWNU, PCNU, dan Forkopimda Jatim serta Tokoh Masyarakat di Kantor PWNU Jatim, Kamis (7/6/2018).

Dikatakan, konsep yang ditawarkan oleh NU yang dikenal dengan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) telah memberikan ruang yang positif dalam mendukung suasana kondusif di Jatim. Dukungan dan peran serta dari kiai, ulama, serta santri yang mengajarkan hubungan kepatuhan dan kesantunan antar sesama memberikan konsep kesejukan yang bagus sekali, sehingga peranan kiai di Jatim sangat besar dalam menciptakan rahmatan lil alamin.

Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim ini menambahkan provinsi Jatim berpenduduk  mayoritas pemeluk islam terbesar atau sekitar 97,6 persen. Sebanyak 68.9 persennya berasal dari NU. Oleh karenanya, Pakde Karwo meminta konsep islam rahmatan lil alamin yang mengedepankan sentuhan/touch antara kiai dan santri dalam belajar ilmu agama terus dipertahankan.

“Jangan sampai ngaji menggunakan teknologi atau website. Ngaji seperti sorogan kitab kuning atau badongan bahkan rutinan jadi kekhasan santri di Jatim,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua PWNU Jatim KH. Mutawakil Allallah mengatakan, NU terus berkomitmen untuk menjadikan Jatim sebagai barometer keamanan nasional. “Kami terus bersinergi dengan pemerintah, TNI dan Polri dalam mendukung dan mempertahankan Jatim sebagai barometer nasional,” ujarnya.

Salah satu bukti nyata yang dilakukan oleh PWNU adalah mengunjungi gereja dan menyampaikan rasa simpati sekaligus memberikan dukungan kepada pihak yang menjadi korban bom gereja beberapa waktu lalu. Ia menambahkan bahwa PWNU telah menyampaikan kepada pendeta bahwa bom yang dilakukan di gereja tidak ada hubungannya dengan islam, melainkan kejahatan yang mengatasnamakan Islam.

Untuk itu, PWNU meminta kepada pendeta kepada jamaatnya untuk tidak terprovokasi dan melakukan upaya saling membalas teror kepada umat Islam. “Jika ummat nasrani dan muslim terprovokasi dan melakukan tindakan saling balas, maka teror akan semakin meluas,” terangnya.

Kegiatan buka puasa bersama ini merupakan rangkaian kegiatan buka bersama Forkopimda Jatim. Sebelumnya, kegiatan sama dilakukan antara lain di gedung negara Grahadi ,Polda Jatim, Kodam V Brawijaya, dan AAL, Pengadilan Tinggi, dan Kejaksaan Tinggi, serta beberapa kantor organisasi keagamaan Prov. Jatim. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry