GENGGAM TANGAN KHOFIFAH: Puti Guntur Soekarno menggenggam tangan Khofifah Indar Parawansa disaksikan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Emil Elestianto Dardak menjelang tes kejiwaan sebagai syarat Cagub/Cawagub Jatim di Graha Amerta RSUD dr Soetomo Surabaya, Kamis (11/1). (ist)

SURABAYA | duta.co – Pilihan DPP PDIP memilih Puti Guntur Soekarno sebagai pengganti Abdullah Azwar Anas menjadi pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dinilai pengamat politik sebagai pilihan yang tepat. Hariyadi, pengamat politik dari Unair Surabaya, mengatakan kelebihan Puti setidaknya ada lima hal.
Pertama, dari sisi kapasitas dan kualifikasi paling tidak hampir bisa menyamai Anas. Sebab selain anggota DPR RI dua periode, Puti memiliki perhatian lebih terhadap dunia pendidikan. Puti pun menjadi Guru Besar Tamu (kehormatan) mengajar di salah satu universitas di Jepang setiap semester.
“Dari sisi intelektual bisa dianggap mumpuni, sehingga mudah di-branding. Kekurangannya dia belum pernah menjadi political executif,” ujar Hariyadi saat dikonfirmasi duta, Kamis (11/1).
Kedua, lanjut Hariyadi, kemunculan Puti juga memiliki efek kejutan bagi lawan pasangan Gus Ipul-Puti.  “Dia itu cucu Bung Karno yang memiliki historical live di Jatim. Sehingga mudah diindentifikasi oleh masyarakat yang sebelumnya belum mengenal,” terangnya.
Ketiga, Puti juga mudah di-branding dalam waktu singkat karena sudah memiliki chemistry dengan Gus Ipul. Pasalnya, Gus Ipul merupakan anak angkat Bu Mega yang dititipkan oleh mendiang Gus Dur sehingga banyak mengenal keluarga besar Soekarno.
“Sekitar tahun 2000, Gus Ipul bersama sejumlah kiai Jatim dan Imam Utomo pernah bertemu saat Puti bersama keluarga Mega menunaikan ibadah haji di tanah suci,” jelas Hariyadi.
 

Alat Propaganda PDIP

Keempat, kehadiran Puti di Jatim juga bisa menjadi alat propaganda untuk rekonsiliasi kader PDIP yang selama ini masih setengah hati mendukung pasangan Gus Ipul-Anas. “Mbak Puti bisa jadi magnet gotong-royong yang luar bisa bagi kader PDIP. Bukan hanya dari Jatim tapi juga dari luar Jatim. Untuk membantu pemenangan pasangan Gus Ipul-Mbak Puti,” ungkap akademisi berpenampilan kalem ini.
Terakhir atau kelima, kata Hariyadi, kemunculan Puti Guntur Soekarno di Jatim juga memperkuat relasi  NU dengan kelompok nasionalis, khususnya PDIP, semakin mesra. Sebab, mereka memiliki obsesi yang sama, yaitu menangkal radikalisme di Indonesia yang akhir-akhir ini kian marak.
“Farming bersama antara NU dan kelompok nasionalis dalam menangkal radikalisme itu semakin nyata dilakukan dengan sistematis dan struktural. Pasangan cicit pendiri NU dan cucu pendiri republik adalah gambaran inilah Indonesia,” kelakar Hariyadi.
Sejarah juga pernah mencatat selain di awal-awal kemerdekaan, pada awal reformasi 1998, cucu pendiri NU dan anak sang proklamator juga pernah bersama-sama memimpin bangsa Indonesia melalui Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Wapres Megawati Soekarno Putri. “Dua kekuatan kultural ini juga sangat kuat di Jatim. Sehingga peluang pasangan Gus Ipul-Mbak Puti memenangkan Pilgub Jatim cukup besar,” tambahnya.
 

Peta Dukungan Politik

Disinggung soal peta partai koalisi pendukung Gus Ipul-Puti sangat berbeda dengan peta politik nasional, Hariyadi menyatakan, politik di tingkat nasional itu tidak selalu tegak lurus dengan di daerah. Sebab, relasi politik di daerah sangat cair.
“PDIP, Gerindra, dan PKS juga menjalin koalisi di Provinsi Sulawesi Selatan mengusung Nurdin Abdullah, tapi di Jatim ditambah PKB. Gerindra berhitung realistis karena mereka berpikir siapa pasangan calon yang peluang menangnya paling besar,” katanya.
Sebaliknya, bagi PKS kenapa mendukung pasangan Gus Ipul-Puti, kata Hariyadi, karena secara ideologi PKS sangat sulit menerima pemimpin perempuan. Di sisi lain PKS juga memiliki ulama/kiai panutan yang relasi utamanya berujung pada para kiai khos.
“Para kiai khos di Jatim khan sudah bersepakat mendukung Gus Ipul jadi para kiai PKS juga ikut menyarankan supaya mengikuti saran kiai khos,” ujarnya.
Sementara untuk PAN, tambah Hariyadi, memang sedikit berbeda karena mereka memiliki ikatan kuat dengan Pakde Karwo dan Demokrat pada dua Pilgub Jatim sebelumnya. Pertimbangan lainnya, secara kultur keagamaan memang antara NU dengan Muhammadiyah sering berbeda pendapat untuk urusan politik.
 

Genggam Tangan Khofifah

Sementara itu, ada momen menarik saat dua pasang Cagub-Cawagub Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak bertemu ketika tes kesehatan di Graha Amerta RSUD dr Soetomo, Surabaya, Kamis (11/1) pagi.
Kedua pasangan calon itu bertemu sekitar pukul 08.30 WIB. Puti langsung menghampiri Khofifah yang datang lebih awal sambil menggenggam tangannya. Suasana terlihat akrab, diiringi tawa, termasuk Gus Ipul yang berada di belakang Puti.
Puti mengenakan kemeja dan rok panjang berwarna hitam dengan kerudung merah. Sedangkan Gus Ipul memakai kemeja berwarna putih dan peci hitam. Khofifah mengenakan batik bercorak biru dengan kerudung pink. Sementara Emil menggunakan kemeja berwarna abu-abu.Obrolan tidak berlangsung lama karena petugas rumah sakit langsung mengarahkan ke ruang pemeriksaan. “Tidak lama, Mbak Puti bertegur sapa biasa dan menyalami Bu Khofifah. Kalau Gus Ipul kan sudah sering ketemu,” ujar Hikmah Bafakih, ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno.
Tes kesehatan merupakan tahapan yang harus diikuti kedua pasangan ini setelah mendaftar di KPU. Tes kesehatan ini digelar secara tertutup dibagi menjadi dua tahap. Yaitu hari ini tes psikis dan tes kesehatan dilakukan Jumat 12 Januari 2018.
Direktur RSUD dr Soetomo dr Harsono mengatakan, pemeriksaan dilakukan selama dua hari. Untuk hari pertama pemeriksaan psikiater. Setelah itu di hari kedua, baru dilanjutkan tes kesehatan bagi paslon. “Waktunya empat jam, untuk tes psikiater, yaitu wawancara dan tes tulis. Untuk tes kesehatan dilakukan besok (hari ini-red), meliputi pemeriksaan fisik dan BNN, waktunya bisa satu hari,” kata dia.
 

Kagumi Khofifah, Siap Bersaing

Sebelumnya, Puti menyatakan kagum dengan sosok Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Sebagai seorang perempuan, energi Khofifah untuk pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu poin positifnya. Puti pun tak segan melontarkan calon rivalnya itu di Pilgub Jatim.
Salah satu prestasi Khofifah menjadi anggota DPR RI di usia yang sangat muda. Puti menilai, Khofifah merupakan perempuan hebat dan penuh prestasi. “Sebagai sosok perempuan ya, mempunyai kinerja yang baik, sebagai menteri yang baik. Aktivis perempuan yang memiliki kinerja yang baik,” ujarnya usai daftar ke Kantor KPU Jatim, Surabaya, Rabu (10/1) malam.
Bahkan, cucu proklamator Soekarno itu mengaku kagum pada Cagub yang berpasangan dengan Emil Elistianto Dardak itu. “Sosok Ibu Khofiah termasuk perempuan yang saya kagumi,” imbuh Puti.
Namun, dalam konteks Pilgub Jawa Timur, Puti dengan tegas menyatakan siap berkompetisi dengan Khofifah. “Tapi, dalam kompetisi Pilkada, ini kan kompetisi politik lah. Ya berkompetisi secara sehatlah” tegasnya.
 

Ziarah ke Makam BK

Usai menjalani tes kesehatan hari pertama di Graha Amerta RSUD dr Soetomo, Puti dijadwalkan berangkat ke Kota Blitar. Ia berencana berziarah ke makam kakeknya, Presiden RI pertama Soekarno (Bung Karno atau BK), sore kemarin (11/1).
Hal ini disampaikan oleh juru kunci makam Bung Karno, Suwanto, saat dihubungi, Kamis (11/1). “Saya dikabari oleh pihak kantor kalau ada rombongan putrinya Pak Guntur (Puti),” katanya.
Ia menambahkan, biasanya kedatangan ke makam ini untuk meminta restu (ngalap berkah) dari Bapak Proklamator Bung Karno. Bahkan siang tadi, lanjutnya, Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko juga datang bersama rombongan untuk berziarah. Suwanto tidak mengetahui secara pasti jam kedatangan Puti. “Mungkin juga bakal molor datangnya,” katanya.
Puti secara resmi mendaftar bersama Gus Ipul untuk maju dalam kontestasi Pilgub 2018. Pasangan cicit dan cucu pendiri Republik Indonesia ini didukung PKB (20 kursi), PDIP (19 kursi), PKS (6 kursi), dan Gerindra (13 kursi) dengan total kekuatan kursi parlemen 58 kursi.
Sementara pasangan Khofifah – Emil disokong oleh Partai Demokrat (13 kursi), Golkar (11 kursi), Nasdem (4 kursi), PPP (5 kursi), Hanura (2 kursi), dan PAN (7 kursi) dengan total kekuatan kursi parlemen sebanyak 42 kursi. ud, zal, viv, mer

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry