Pakar dari Amerika turut serta mempresentasikan PBL di kampus FK Unair, Jumat (3/8). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Selama tiga hari, mulai Jumat (3/8) hingga Minggu (5/8), Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) kedatangan tamu dari 12 negara Asia Pasifik.

Mereka membahas berbagai masalah terutama yang berkaitan dengan Problem Based Learning (PBL).

Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan.

Di PBL ini guru atau dosen hanya bertindak sebagai fasilitator.

Ajang dua tahunan ini digelar di FK Unair setelah sebelumnya diselenggarakan di Korea Selatan. FK Unair menjadi tuan rumah yang kedua setelah pada 2006 lalu.

Ketua Panitia, dr. Fundhy Sinar Ikrar  mengatakan berkumpulnya para ahli baik dari kedokteran dan disiplin ilmu kesehatan lainnya dari 12 negara itu untuk berbagi pengalaman tentang PBL di negaranya masing-masing.

“Sehingga nantinya bisa saling memberi masukan, memberi saran dan sebagainya. Agar memang PBL ini bisa diimplementasikan dengan tepat sesuai dengan sosiokultural masing-masing negara,” jelas Fundhy ketika ditemui di FK Unair, Jumat (3/8).

Fundhy menjelaskan penerapan PBL di Indonesia memang terkadang tersandung masalah adat ketimuran.

Budaya ‘sungkan’ juga masih sering terjadi. Sebagai contoh, mahasiswa masih sungkan mengkritik dosennya secara langsung terutama dalam proses perkuliahan.

“Sama halnya mahasiswa masih sungkan memanggil hanya nama pada dosennya. Mereka masih suka panggil dok atau pak. Ada juga dosen yang tidak terima jika dikritik,” jelas Fundhy.

Memang menerapkan PBL ini berbeda antara satu negara dengan negara lainnya.  Di negara maju PBL diterapkan dengan lebih banyak mahasiswa yang aktif di kelas.

Dosen hanya memberikan sebuah kasus yang bisa dibahas mahasiswa bersama-sama. “Jadi dosen tidak terlalu banyak memberikan materi-materi ,” tukas Fundhy.

Perkuliahan di FK Unair banyak menerapkan diskusi. DUTA/endang

Humas yang juga dosen FK Unair, dr Eighty Mardian Kurniawati mengatakan FK Unair dalam menerapkan PBL memang tidak seterbuka di luar negeri.

Namun FK Unair sudah mulai menerapkan penulisan dalam formulir kertas yang sudah disediakan, apa respon mahasiswa terhadap dosen yang sudah memberikan materi kuliah.

Nantinya setiap bulan akan ada rapat yang akan diikuti bersama antara dekan, perwakilan departemen serta mahasiswa.

“Kita tindaklanjuti apa yang sudah dituliskan mahasiswa dalam form itu. Dan kita akan benahi terus menerus,” jelasnya.

Dalam pertemuan dengan tema besar Learning from PBL Implementation in  Different Discipliner ini nantinya akan mengembalikan PBL sesuai dengan khittahnya.

Yang berpegang pada empat hal yakni konstruktif, konsektual, kolaboratif dan self directed. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry