SUDAN | duta.co – Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia tahun 2021 berkembang pesat khususnya di sektor keuangan dan ekonomi syariah. Saat ini, Indonesia telah naik ke peringkat 4 dari peringkat 5 dunia untuk pengembangan keuangan syariah setelah Malaysia, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Sementara, aset keuangan syariah di Indonesia menempati peringkat 7 dunia dengan total aset sebesar US$99 miliar.
Untuk mendukung ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, KBRI Khartoum bekerjasama dengan Pengurus Wilayah Khusus Masyarakat Ekonomi Syariah Sudan menggelar rangkaian pembelajaran daring terkait ekonomi dan keuangan syariah pada tanggal 22 – 24 April 2022.
Narasumber pembelajaran daring tersebut adalah Alfatih Gessan Pananjung, MBA dan Dr. Ahmad As’ad Mahmood yang merupakan pengajar senior di Bahrain Institute for Banking and Finance serta Dr. Muhammad Rizky Prima Sakti, Asisten Profesor bidang Keuangan Syariah di University College of Bahrain. Ketiga narasumber akan membawakan materi tentang pengenalan ekonomi syariah, produk kontemporer keuangan syariah dan manajemen risiko di sektor perbankan dan keuangan syariah. Demikian informasi KBRI Khartoum kepada media ini, Minggu (24/04/2022).
Dubes RI Khartoum, Sunarko dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat tepat waktu dan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ekonomi syariah, khususnya di kalangan generasi muda sebagai bonus demografi Indonesia.
Lebih lanjut Dubes RI Khartoum menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia mendorong perkembangan ekonomi syariah melalui beberapa strategi yaitu penyusunan regulasi ekonomi syariah, pengembangan industri halal, pengembangan industri keuangan syariah, pengembangan dana sosial syariah, perluasan kegiatan usaha syariah, pengelolaan potensi zakat dan pengelolaan pasar modal syariah. Dubes RI Khartoum juga menyinggung peran pondok pesantren sebagai motor penggerak ekonomi syariah sehingga diharapkan pertumbuhan sektor ekonomi syariah meningkat dari angka pertumbuhan saat ini sebesar 6,8%.
Dengan diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan pemahaman mengenai ekonomi dan keuangan syariah di kalangan diaspora Indonesia di Sudan dan di Kawasan Timur Tengah dan Afrika dapat meningkat dan pada gilirannya dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. (*).