DOMINAN: Grafik pergerakn harga saham. Potensi dan pasar bursa Indonesia menarik minat investor asing melakukan transaksi dan menjadi dominan. (duta.co/dok)

SURABAYA| duta.co – Dewasa ini, generasi millennials menjadi topik yang cukup hangat dikalangan masyarakat, mulai dari segi pendidikan, teknologi maupun moral dan budaya. Generasi inilah yang bakal menjadi ujung tombak dalam ekonomi Indonesia untuk bisa berbicara di kancah perekonomian global.

Generasi millennials banyak yang bergerak dalam teknologi, startup dan usaha lain berbasis teknologi. Dan pasar modal di Indonesia salah satu konsentrasinya yakni memperbanyak investor muda dari Generasi Millennial  sehingga mampu menjadi ujung tombak dalam menahan dominasi asing dalam transaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ada dua faktor  Generasi Millennial patut dijadikan harapan untuk bisa menjadi investor. Pertama, makin banyak Generasi Millennial  yang punya pengasilan sendiri dari inovasi dan usaha yang dilakukan sejak kuliah, SMA bahkan kini ada yang memulai menjadi pengusaha sejak SMP dan SD.

Dengan punya penghasilan sendiri, kini Generasi Millennial  bisa dengan mudah untuk melakukan pembelanjaan, liburan namun investasi yang masih belum banyak dipikirkan. Ini menjadi peluang bagi BEI untuk lebih gencar melakukan sosialisasi dan edukasi Generasi Millennial tentang industry pasar modal di Indonesia.

Kedua, melek teknologi canggih. Siapapun dan dimanapun Generasi Millennial pasti akrab dengan gadget dan piranti tekhnologi canggih lainnya. Dengan terbiasanya menggunakan gadget dan piranti canggih, tidak sulit untuk mengenal, mempelajari dan akhirnya bermain saham di BEI. Kini semua perusahaan pialang atau sekuritas yang menawarkan kemudahan transaksi online trading.

Dengan dua faktor menurut penulis tidak salah kalau hamper semua segmen pasar membidik Generasi Millennial. Dan BEI sebagai otoritas industri pasar modal di Indonesia sangat berkepentingan mengenalkan sejak dini pasar modal kepada generasi ini secara massif.

Bidik Investor Pemula,  BEI Gencarkan GI di Kampus

SOSIALISASI: Kepala Pusat Informasi Go Public Bursa Efek Indonesia (BEI) Surabaya Dewi Sriana (duta.co/dok)

BEI Surabaya gencarkan pembukaan Galeri Investasi (GI) di kampus karena perannya sangat besar terhadap peningkatan jumlah investor atau SID (single investor identification).  Keberadaan GI memang mempengaruhi peningkatan jumlah SID. Terutama kalangan anak muda, mahasiswa dan pelajar.

“Kenaikannya linier ya, memang cukup membantu,” tukasnya.

Hal itu terbukti ada beberapa daerah di Jatim yang mengalami peningkatan jumlah SID karena adanya GI di kampus. Di antaranya di Jombang dan Pamekasan. Jombang dan Pamekasan yang semula minim investor kini sudah mulai tumbuh. Tercatat jumlahnya 1.455 di Jombang dan 1.354 di Pamekasan.

“Peningkatan ini karena adanya Galeri Investasi di kampus di Jombang dan Pamekasan,” kata Kepala PIGP-PT BEI kantor perwakilan Surabaya, Dewi Sriana Rihantyasn.

Tidak hanya di kampus, PIGP BEI  Surabaya juga akan menyasar pondok pesantren. Diakui Dewi Sriana, pondok pesantren memiliki potensi yang cukup besar. “Kita sudah mulai lakukan tapi nanti diarahkan ke syariah,” tukas Dewi Sriana.

GI yang ada di kampus, merupakan kerjasama antara kampus, perusahaan sekuritas dan BEI. Keberadaannya untuk mengajak anak-anak muda agar lebih mengenal investasi di pasar modal yang lebih menjanjikan. Tahun depan dengan semakin banyaknya GI di kampus diharapkan jumlah SID aktif di Jatim bisa meningkat menjadi 20 persen dari saat ini senesar 16,34 persen. end

Tidak hanya kampur, BEI edukasi siswa SMA mengingat betapa pentingnya menabung di masa muda untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. BEI melakukan edukasi terhadap siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas (SMA).

Salah satunya Pusat Informasi Go Public (PIGP) PT BEI Surabaya menyelenggarakan acara tersebut lewat Corporate Social Responsibility (CSR) dengan label ‘Bursa Efek Indonesia Mengajar’.

Dewi Sriana Rihantyasni menjelaskan dengan edukasi ini diharapkan, para siswa lebih memahami tentang pasar modal, serta dunia investasi yang ada di Indonesia khususnya.

“Dengan harapan mereka nanti akan lebih memahami pasar modal, tahu persis pasar modal sebagai alternatif utama investasi. Kedepannya nanti bisa meningkatkan basis investior lokal di Indonesia,” ungkap Mbak Anna sapaan akrab Dewi Sriana Rihantyasni.

Kegiatan CSR ‘BEI Mengajar’ di PIGP BEI Surabaya ini dilaksanakan pada tiga sekolah, masing masing SMA Negeri 9 Kendari, MAN Purwokerto 2 dan SMA Negeri Rengel Tuban. Pada kesempatan tersebut sekaligus diserahkan bantuan buku buku tentang pasar modal.

“Bentuk kegiatan CSR BEI mengajar itu adalah program pemberian informasi, sosialisasi dan edukasi kepada peserta dalam hal ini adalah pesertanya khusus peserta SMA,” pungkas mba Anna.

Kini Tidak Perlu Kiriman Dana Bulanan Lagi


BIDIK MAHASISWA: Perusahaan sekuritas juga aktif melakukan edukasi pasar modal kepada mahasiswa (duta.co/dok)

Bermain saham di pasar modal bisa menjadi kaya dan tidak tergantung pada kiriman uang bulanan. Slogan ini berlaku dan diterapkan oleh Andreas, salah satu mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya. Awalnya iseng mempelajari pasar modal akhirnya tertarik dan menjadi aktivitas menyenangkan yang mendapatkan keuntungan.

Kini Andreas dan sejumlah teman gank yang juga suka main saham tidak lagi bergantung pada kiriman uang bulanan dari orangtua. Kenapa demikian, dengan modal yang ia sisihkan per bulannya selama ini, Andreas bisa mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit dan akhirnya mampu menutupi kebutuhan kuliahnya dan kebutuhan hidup selama di Surabaya.

“Tidak ada salahnya dan mahasiswa juga bisa mendapatkan uang dengan main saham. Skalanya jangan besar dulu, karena kini main saham jauh lebih muda. Modal tidak sampai puluhan juta juga sudah bisa beli saham,” jelas pria asal Madiun ini.

Bagi Andreas kenapa lebih memilih bermain saham salah satunya karena masih ada kaitan dengan jurusan kuliah yang diambil, juga karena tantangan. Untuk meraih keuntungan bermain saham di pasar modal, tantangannya banyak. Liku-liku pergerakan saham, rumor yang berkembang tidak langsung menjadi pertimbangan untuk membeli saham tertentu ataupun melepasnya. Disinilah justru tantangan jiwa muda tertarik untuk mengikuti perkembangan sebelum menentukan pilihan saham tertentu yang sedang tren.

“Semuanya kini bisa dilakukan di smartphone karena semua perusahaan sekuritas sudah online. Dan investor bisa dengan mudah online trading. Bisa sehari beberapa kali transaksi ataupun lebih memilih harian dengan melihat trend semua tergantung investor,” ujarnya.

Pesan Andreas terhadap para mahasiswa, tidak ada salahnya dan justru harus melihat lebih dalam lagi tentang pasar modal. Di Unair juga sudah ada pojok BEI yang bisa untuk belajar, belajar dan akhirnya  tertarik mencoba bermain saham walau modal kecil.

Dan kalau sudah mengerti, pastinya akan bertahap menjadi pemain saham yang ulung dan akhirnya membantu meringankan beban orangtua  karena tidak perlu banyak mengirimi dana kuliah dan keperluan lainnya.

Galakkan Jiwa Entrepreneur  Lewat Pasar Modal

SEKOLAH PASAR MODAL: Indopremier, salah satu sekuritas menggelar sekolah pasar modal kepada masyarakat umum khususnya mahasiswa guna menjaring investor baru. (duta.co/dok)

Manarik apa yang dilakukan oleh Andira, salah satu wartawan  yang sukses menjadi entrepreneur  pasar modal atau investasi saham. Apa yang dilakukan Andira bukan tanpa alasan, seringnya mengikuti kegiatan edukasi pasar modal yang dilakukan  Pusat Informasi Go Public (PIGP) PT BEI Surabaya membuat dirinya kepincut mencoba dan akhirnya menjadi rutinitas bermain saham.

Sekitar empat tahun lalu, Andira sudah menjadi  investor yang biasa jual beli saham di pasar modal. Meski sudah menjadi investor, kewajibannya sebagai reporter yang desk politik, kota dan beberapa   desk ekonomi ini tidak membuatnya sulit mengatur jadual. Pasalnya dengan berbekal tablet, dia bisa tetap melakukan transaksi online trading sekaligus  sebagai reporter.

“Kuncinya satu, koneksi internet. Kalau sudah ada koneksi, semua dijamin aman dan beres. Bermain saham itu menyenangkan dan dengan mudah mendapatkan keuntungan meski tetap harus waspada dan tidak maruk mudah tergoda dengan trend pasar yang sedang booming,” jelasnya.

Bukan tanpa alasan kalau Andira mengatakan seperti itu berbekal pengalaman yang selama ini dijalani dan dialami. Dengan tiap hari melakukan transaksi, keuntungan yang didapatkan per bulannya cukup besar, mampu menjadi pemasukan tambahan dari profesinya sebagai jurnalis.

“Ini bukan insider trading karena kebetulan profesi jurnalis dan tidak ada akses untuk masuk dan mendapatkan informasi terhadap action perusahaan yang sudah go puplic. Semuanya normal seperti kebanyakan investor yang bermain saham di BEI,”  tegasnya tanpa mau menjelaskan berapa keuntungan per bulannya.

Andira mengakui untuk sampai pada posisi saat ini, perlu waktu dan semua wartawan juga bisa melakukannya. Karena bermain saham bisa dipelajari dan semua bisa melakukan , sudah ada regulasi dan aturan yang mengikat dan jelas. Tidak segan-segan, dirinya mengajak  wartawan lain untuk mencoba bermain saham.

“Bermain saham aman dan jelas sesuai regulasi. Tidak perlu khawatir, soal untung rugi bergantung masing-masing investor dalam menerapkan strategi,” jelasnya.

Pasar Modal Bergairah, Investor Untung, Ekonomi  Meningkat

GAET MAHASISWA: Phintraco Sekuritas mengajak mahasiswa menjadi investor, memperbanyak jumlah investor lokal (duta.co/dok)

Pasar modal, salah satu instrument investasi yang menjadi patokan investor  khususnya asing masuk. Dan pasar modal bisa menjadi acuan stabilitas bangsa dan ekonomi mikro dan makro di kaca mata investor.

Persoalannya dominasi investor asing di BEI sangat jelas dan timpang. Kenapa demikian, karena jumlah investor lokal yang bermain saham di BEI sedikit, sementara justru investor asing yang melihat peluang besar investasi di BEI. Akibatnya  nilai kepemilikan investor asing di BEI capai Rp 1.878 T dan terus meningkat karena BEI salah satu bursa yang paling aktraktif dan memberikan gain tinggi.

“Sangat disayangkan  kenapa justru investor lokal tidak banyak yang main. Padahal potensi pasar saham di BEI sangat besar dan memberikan keuntungan besar. Pekerjaan pemerintah dalam hal ini BEI untuk bisa terus meningkatkan jumlah investor lokal untuk bermain saham di BEI,” kata Hendri Hartopo, Penulis Save or Sorry yang juga seorang financial planner.

Menurut Hendri, apa yang terjadi di Indonesia adalah sebuah ironi. Betapa tidak, potensi besar yang ada di depan mata tidak mau mengambilnya, justru orang asing yang mengambil. Siapa yang salah? Tidak ada yang perlu disalahkan karena memang tidak mudah edukasi, mengenalkan dan akhirtnya menciptakan seseorang menjadi investor di pasar modal .

“Perlu waktu dan bukan tidak mungkin Indonesia bakal seperti Korea, Hongkong, Singapura dan Negara maju lainnya. Dimana ibu rumah tangga rumahan,  orang berpenghasilan menengah bahkan pembantu rumah tangga sudah biasa bermain saham. Indonesia kapan? Bisa lima tahun lagi bisa lebih bergantung konsistensi otoritas pasar modal terus melakukan edukasi dan memperluas pengenalan soal saham secara massif,” jelasnya.

Hendri menambahkan investasi di pasar modal, salah satu yang paling menguntungkan. Sesuai slogan high risk high return, itulah dunia pasar modal. Namun untuk meminimalisir semua itu caranya dengan memahami pola investasinya serta tidak mudah terbawa arus rumor yang berkembang. Pasar modal identik dengan rumor yang berkembang menjadi senjata ampuh untuk menaik turunkan harga saham.

“Disinilah tantangannya dan sebagai investor harus mengetahui  agar terhindar dari kerugian besar,” jelas Hendri.

Dominasi Asing Bisa dikalahkan Investor Lokal

Gubernur Jatim Soekarwo (dua dari kanan) melihat-lihat fasilitas yang ada di gedung baru Pusat Informasi Go Public Bursa Efek Indonesia di Surabaya. Soekarwo didampingi Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nicky Hogan (kiri). (duta.co/endang

Soal dominasi investor asing di pasar modal Indonesia jelas Hendri Hartopo bisa dikalahkan asal jumlah investor lokal terus meningkat. Makin tingginya investor lokal masuk, secara perlahan namun pasti jumlah kepemilikan investor asing bisa tereduksi dan akhirnya kalah.

BEI mengemukakan bahwa nilai kepemilikan saham oleh investor asing di sepanjang tahun ini masih terus meningkat menjadi Rp 1.878 triliun dibandingkan akhir 2016 lalu sebesar Rp1.691 triliun.

“Secara statistik, investor asing memang mencatatkan jual bersih di sepanjang tahun ini sebesar Rp40,37 triliun. Namun, pada saat sama nilai kepemilikannya bertambah. Artinya, hanya keuntungannya saja yang keluar,” jelas Direktur Utama BEI Tito Sulistio.

Ia menambahkan bahwa kepemilikan investor asing di pasar saham domestik yang mengalami peningkatan itu menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia masih positif.

“Jadi, dana investor asing sebenarnya tidak keluar, mereka hanya merealisasikan sebagian keuntungannya saja, masih optimis ke depannya,” katanya.

Dalam rangka menjaga kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia, Tito Sulistio mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk meningkatkan nilai kapitalisasi pasar BEI.

Tito menilai bahwa nilai kapitalisasi pasar merupakan salah satu indikator yang menunjukkan perkembangan bursa saham. Pada umumnya, semakin besar nilai kapitalisasi pasar maka semakin besar daya pikatnya bagi investor.

Ke depan, ia menargetkan nilai kapitalisasi BEI mencapai Rp10.000 triliun. Per 15 Desember 2017, tercatat nilai kapitalisasi BEI sebesar Rp 6.781,42 triliun.

“Kita harus mencapai Rp10 ribu triliun kalau kita ingin bertahan dalam keadaan persaingan yang ketat di dunia dalam mencari dana untuk berinvestasi,” ucapnya.

Ia menyampaikan bahwa target itu dapat tercapai jika sembilan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merealisasikan penawaran umum perdana saham (IPO), serta 52 perusahaan asing yang sahamnya tercatat di bursa efek luar negeri juga tercatat di BEI (dual listing).

“Kalau dibantu semua stake holder pemerintah di pasar modal bisa tercapai,” katanya.

BEI optimistis kinerja positif industri pasar modal domestik akan tetap terjaga dengan baik seiring kuatnya fundamental ekonomi nasional. “Ekonomi kita stabil, suku bunga terjaga, inflasi juga terjaga, ada bonus demografi, produk domestik bruto (PDB) tetap besar, maka tidak ada alasan untuk tidak berinvestasi di pasar modal,” ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio.

Ia mengatakan bahwa infrastruktur di pasar modal menjadi salah satu modal dasar untuk membuat industri pasar modal nasional dapat bersaing dengan negara lain, selain itu akan memperkuat investor domestik terutama ritel.

Transaksi dan Jumlah Meningkat, Investor Lokal Makin Perkasa 

KARTU KHUSUS : Kartu AKSes KSEI sebagai penanda pemegangnya adalah investor pasar modal. (duta.co/endang

Dirut BEI Tito Sulistio menegaskan posisi investor lokal di bursa saham semakin kuat. “Kontribusi investor lokal di bursa semakin besar. Investor lokal kini cukup kuat mengimbangi asing. Buktinya sudah terlihat,” ungkap .

Menurut catatan BEI, porsi kepemilikan domestik di pasar saham Indonesia meningkat cukup pesat. Di 2013, kepemilikan domestik di pasar saham baru 37,08 persen. Sementara asing mendominasi sebanyak 62,94 persen. Tapi per September 2017 lalu, porsi kepemilikan asing di pasar saham sudah menyusut menjadi 52,23 persen. Sementara kepemilikan domestik membesar mencapai 47,77 persen.

Bahkan, aktivitas perdagangan domestik meningkat sangat pesat. D00 i 2013, aktivitas perdagangan domestik mencapai 57,97 persen dan sisanya asing. Sementara di sembilan bulan pertama 2017, aktivitas perdagangan domestik meningkat mencapai 63,40 persen dan sisanya asing.

“Jadi dengan kepemilikan sekitar 47 persen, aktivitas perdagangan investor lokal mendominasi hingga 60 persen lebih,” kata Tito.

BEI memang mencatat terjadi peningkatan kontribusi lokal pada perdagangan saham. Ini terjadi seiring peningkatan investor baru.

Jumlah single investor ID (SID) di akhir 2016 tercatat sebanyak 535.994. Sepanjang 2016, tercatat penambahan 101.887 investor baru. Sementara sampai September 2017 jumlah SID tercatat 600.489. Artinya, di sembilan bulan pertama 2016 ada 64.495 investor baru.

Di 2016, kontribusi investor baru pada perdagangan saham mencapai Rp 346,6 miliar. Jumlah ini setara 34 persen dari perdagangan.  Di sembilan bulan pertama tahun ini, kontribusi investor baru mencapai Rp 252,2 triliun, atau 72,76 persen pencapaian tahun lalu. Tapi persentase kontribusinya meningkat jadi 45 persen.

Yang menarik, kontribusi investor baru individu juga meningkat. Di 2016 jumlahnya sebesar Rp 156,8 miliar atau sekitar 16 persen. Di sembilan bulan pertama tahun ini jumlahnya mencapai Rp 95 miliar, atau sudah sekitar 19 persen.

Jumlah investor aktif juga meningkat. Di Desember 2016, jumlah investor aktif mencapai 187.000. Sementara per September 2017, jumlahnya naik menjadi 206.000. (imam ghozali)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry