KORBAN: Foto korban semasa hidup, Binti Nafi'ah bersama suaminya Abdul Kholik dan anak bungsunya M. Sabiq (duta.co/istimewa)

KEDIRI | duta.co -Setelah memakan waktu tiga jam lebih, akhirnya otopsi jenazah Binti Nafi’ah (38) anggota Fatayat NU, warga Jl. Angsa RT.02 RW.02 Desa Canggu Kecamatan Badas Kabupaten Kediri selesai dilaksanakan di kamar jenasah RS. Polda Bhayangkara, dengan menghadirkan tim Forensik Polda Jatim dipimpin dr. Bambang.

Selanjutnya jenasah diijinkan dibawa pulang dan rencananya akan dimakamkan di belakang Masjid Al – Mudda’i, merupakan lokasi pemakaman keluarga.

Dijelaskan anggota Banser Badas, Ali Imron yang turut mengawal selama pelaksanaan otopsi mendamping Waridi, bapak kandung korban, menjelaskan bahwa dirinya mewakili GP Ansor ingin memastikan jenasah yang sejak pagi belum juga diserahkan ke rumah duka.

“Makanya kami hadir kesini bersama beberapa anggota lainnya, termasuk Pak Waridi, bapak kandung korban. Jenasah telah selesai diotopsi, saat ini sudah tiba di rumah duka diantar dengan mobil jenazah RS. Bhayangkara. Saat ini sedang dilaksanakan musyawarah keluarga sambil menunggu anak sulung korban masih perjalanan dari Surabaya,” terang Ali Imron.

Kejadian ini cukup memukul keluarga korban, Waridi pun mengaku terakhir kali bertemu anak pertamanya dari 5 bersaudara pada Jumat malam. Saat itu sempat ngobrol dan tidak ada tanda – tanda akan terjadi musibah ini. Kemudian mendapat kabar, usai makan sahur dari keponakannya untuk segera datang ke rumah korban.

“Saya tahu kejadian ini juga dikasih kabar sama keponakan saya dan langsung datang ke lokasi, ternyata sudah ada garis polisi. Saat itu anak saya sudah dimasukkan kantong jenaZah warna kuning kemudian saya diajak mengantarkan jenazah dengan mobil Polsek Pare ke sini.  Saya juga belum melihat kondisi jenazah anak saya dan lukanya dimana,” jelas Waridi saat dikonfirmasi pada Jumat malam.

Apakah diduga korban sengaja dibunuh, Waridi menjelaskan mungkin palu untuk memukul kepala bagian belakang anaknya, itu merupakan milik korban.

“Karena biasanya saya lihat ada palu di kios. Saat kejadian palu tersebut sudah tidak ada. Mungkin dia niatnya mencuri kemudian ketahuan. Karena saat kejadian, dia tidur di samping anaknya. Terus disuruh tidur oleh pelaku,” jelas Waridi.

Anak korban masih kelas II Madrasah Ibtidaiyyah kemudian berlagak tidur, dan setelah pelaku pergi, dia berusaha membangunkan ibunya dan terlihat darah berceceran. Akhirnya anak bungsu ini mengadukan kejadian ini kepada Zaenal Abidin (25), tetangganya. Dia pun kemudian mengajak Nur Hawin mendatangi lokasi.

Saat itu dilihat korban sudah terlentang dengan darah dari balik kepalanya sementara pencuri seperti dikatakan anak korban telah pergi.

“Saya sempat berusaha bangunkan namun tidak bangun – bangun. Kemudian melihat banyak darah,  akhirnya saya keluar untuk minta bantuan,” jelas Zainal Abidin.

Kapolres Kediri AKBP Erick Hermawan menyatakan jika pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kasus ini, termasuk telah mengamankan sejumlah barang bukti dompet dan tas yang ditemukan tidak jauh dari kios milik korban.

“Dugaan awal, pelaku sebenarnya berniat mencuri namun karena aksinya diketahui korban kemudian spontan ingin membunuhnya,” jelas Kapolres Kediri. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry