KH Mohammad Haris Munawir (kiri)

JOMBANG | duta.co – Peringatan keras bagi orangtua yang, mengecilkan pentingnya pendidikan ilmu agama bagi anak-anak mereka. Menurut Gus Haris (KH Mohammad Haris Munawir), nanti di akhirat, banyak orangtua kecele. Gegara teledor terhadap pendidikan agama anak, banyak orangtua yang urung (batal) masuk surga.

“Ini bukan omongan saya, juga bukan omongan ustad, bukan karangan kiai. Ini Alquran. Dan apa yang ada (tertulis) dalam Alquran, itu pasti terjadi. Ada orangtua yang urung masuk surga,  gara-gara sembrono dengan pendidikan anak-anaknya,” demikian Gus Haris saat memberikan taushiyah di depan  wali murid yang mengikuti Peresmian Gedung Multimedia SDIT Taswirul Afkar Dusun Kemirigalih, Desa Sawiji, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, pekan lalu.

Ia kemudian menyitir Alquran (Surat Al Ahzab) ayat 67 dan 68. Dalam ayat itu dijelaskan: “Dan mereka berkata, Ya Tuhan kami sesungguhnya kami telah menaati pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar. Ya Tuhan kami, timpahkanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar,” tegasnya.

Orangtua, tegas Gus Haris, adalah pemimpin dalam rumah tangga. Mereka akan ditanya dari setiap yang dipimpinnya. Mereka akan ditanya tentang pendidikan anak-anaknya. Ia juga menceritakan, banyak orangtua harus menelan pil pahit jalaran salah mendidikan anak. “Kita pernah membaca, ada orangtua sampai dipacul sama anaknya. Ini gara-gara anak minta sesuatu tetapi orangtua tidak bisa memenuhi, sehingga nekat,” tambahnya.

Doa dan Akhlaq

Sekarang, urainya, era digital, pengaruh teknologi terhadap anak kian tidak terkendali. Anak-anak kita bisa seenaknya mengakses tontonan berbahaya. “Anak kita sering dibuat penasaran, terutama dengan perkembangan dan kecanggihan teknologi. Awalnya mereka tonton, lalu penasaran, akhirnya masuk ke saraf dan menjadi ketagihan, ingin mempraktekkan,” ujarnya.

Karena itu, pesannya, orangtua dan para pendidik atau guru harus serius membimbing dan mengarahkan anak-anak kita. Jika tidak, maka penggunaan teknologi itu bisa merusak saraf, pada gilirannya merusak pergaulan.

“Saya berharap dengan peresmian gedung multimedia SDIT Taswirul Afkar, maka, anak-anak kita bisa terarah pendidikannya, terpantau pergaulannya, menjadi anak yang soleh-solehah,” jelas Gus Haris, yang notabene Ketua MWCNU Kecamatan Perak Jombang ini.

Sementara, Mokhammad Kaiyis S.SosI, mewakili Yayasan Sofiyah Al-Manshuriyah berharap agar fasilitas multimedia ini, bisa membawa manfaat bagi anak-anak. “Digitalisasi memang tidak mungkin dihindari, tetapi, juga tidak boleh anak kita tertimpa mandlorotnya. Karena itu, fasilitas multimedia, bisa untuk menuntun anak lebih bijak menggunakan media,” tegas Anggota Dewan Kehormatan PWI Jatim ini.

Menurut Kaiyis, ustadz-ustadzah sekarang, memang, menghadapi problem serius, terutama terkait perkembangan teknologi yang begitu cepat. Fasilitas google membuat seluruh teka-teki tentang pengetahuan guru, terjawab.

“Karena itu, ustadz-ustadzah tidak boleh hanya mengandalkan pengetahuan. Mengapa? Kalau hanya pinter google jelas lebih cerdas. Maka, doa dan pendidikan karakter (akhlaq) inilah yang menjadi andalan kita,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry