SURABAYA | duta.co –  Satrio Dwimeiditia Rifqi (23) berhasil lulus dari program studi S1 Keperawatan, Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa). Beberapa waktu lalu, Satrio mengikuti prosesi wisuda.

Satrio bukan lulusan terbaik, bukan dengan IP yang tinggi. Namun perjalanan hidupnya hingga bisa menjadi seorang perawat patut diacungi jempol.

Dia adalah anak kedua pasangan Ahmad Syukur Trianto dan Indah Susilowati. Kedua orang tuanya meninggal saat dia masih membutuhkan biaya untuk sekolah dan kuliah. “Ibu saya saat saya jelas 2 SMP dan ayah saya saat semester 2 kuliah,” ujarnya.

Diceritakan pemuda kelahiran Probolinggo itu, kedua orang tuanya meninggal karena penyakit kanker serviks. Sementara sang ayah meninggal karena serangan jantung.

“Itu yang memicu saya untuk jadi perawat care giver. Harus penyakit seperti itu bisa dideteksi dengan pemberian pendampingan,” katanya.

Karena kedua orang tua meninggal, perjuangan Satrio untuk menempuh pendidikan tinggi semakin susah. Dia harus berjuang sendiri dengan biaya sendiri untuk bisa melanjutkan kuliahnya.

“Saya kerja di event organizer, belajarnya dari sana. Sampai akhirnya saya punya bendera EO sendiri,” tukasnya.

Dengan bekal ilmu keperawatan, Satrio bertekat untuk menjalani program profesi Ners dan juga melanjutkan ke jenjang S2. Dia ingin mengajar dengan menjadi dosen Keperawatan.  ril/lis

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry