JAKARTA | duta.co  – Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, CA, menandaskan, untuk menciptakan pelayanan optimal bagi para muzaki dan mustahik, pihaknya melakukan inovasi total.
Hal itu dikemukakannya saat membuka Focus Group Discussion (FGD) bertema “BAZNAS, Ramadhan, dan Inovasi Strategi Marketing Communication (Marcom)”, di Jakarta, Kamis (31/5/2018). “Kita mendorong inovasi total untuk menciptakan pelayanan optimal bagi para muzaki dan mustahik. Agar fenomena zakat sesuai perkembangan zaman milenial yang serba digital,” ujar mantan Menteri Keuangan ini.
Hadir sebagai narasumber, Dirjen Bimas Islam Kemenag yang juga anggota BAZNAS, Prof. Dr. Muhammadiyah Amin; Sekjen Kemenag 2006-2014, Bahrul Hayat, Ph.D; dan Sekretaris BAZNAS, Drs. H. Jaja Jaaelani, MM.
Bambang menambahkan, BAZNAS telah melakukan inovasi sepanjang tahun di bidang penghimpunan maupun penyaluran zakat, infak dan sedekah (ZIS). Hal itu, imbuh dia, mengarah kepada penggunaan digital dalam berbagai transaksi. Selain itu, mantan Menteri Pendidikan Nasional ini, menjelaskan, BAZNAS melakukan berbagai langkah progresif dalam pengembangan zakat digital.
Bambang mengatakan, berbagai inovasi yang dilakukan antara lain kampanye melalui media, baik itu media massa, media sosial maupun media luar ruang. Dalam dunia digital, ia mengatakan BAZNAS juga meningkatkan pelayanan agar muzaki lebih mudah menunaikan zakat serta memperoleh informasi mengenai BAZNAS.
Menurut dia, pengumpulan yang telah dilakukan BAZNAS melalui dunia digital, antara lain dalam servis berdonasi menggunakan beberapa aplikasi seperti Go Pay, OORTH, Kitabisa.com dan lain-lain. Kemudian, melalui platform digital milik BAZNAS, seperti website, fanpage BAZNAS, media sosial milik BAZNAS dan apps store BAZNAS yaitu Muzaki Corner.
Bambang juga mengimbau masyarakat memanfaatkan servis virtual robot zakat bernama “Zaki BAZNAS”. Lalu menikmati kemudahan pembayaran zakat, infak dan sedekah secara digital melalui beberapa saluran. Yakni, Go Pay di http://bit.ly/sedekahgopay, Kitabisa: www.kitabisa.com/baznas, Shopee: www.shopee.co.id/m/memberidarihati, Tokopedia: www.tokopedia.com/donasi-online, Blibli: www.blibli.com/brand/baznas, Lazada: www.lazada.co.id, Go-Tix, Paypro, BRI Mobile, Doku, T-Cash, OVO, mesin M-Cash.
Hal sama disampaikan Sekretaris BAZNAS, Drs. H. Jaja Jaelani, MM. Dari sisi penyaluran, tutur dia, berbagai program yang telah dilakukan BAZNAS dalam meningkatkan pelayanan mustahik dikemas secara inovatif. Sehingga, bantuan lebih mudah dijangkau mustahik. Program itu dilakukan antara lain melalui Layanan Aktif BAZNAS (LAB), BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), Lembaga Beasiswa BAZNAS, Rumah Sehat BAZNAS (RSB), Zakat Community Development (ZCD) dan sebagainya.
Dengan mengusung tagline ‘Kuat Karena Zakat’, papar dia, BAZNAS menyediakan pelayanan berzakat seperti rekening-rekening khusus, peranti digital serta konter di berbagai tempat termasuk perkantoran dan pusat perbelanjaan. Berbagai fasilitas pelayanan ZIS ini, lanjut dia, diharapkan semakin mempermudah muzaki menyalurkan ZIS di Bulan Suci Ramadhan.
Inovasi Fundraising Pendidikan
Sementara itu, Sekjen Kemenag 2006-2014, Bahrul Hayat, Ph.D, menjelaskan, sejak dipraktikkan sebagai penopang pendidikan di Barat, pada 1502 M oleh Lady Margaret Beaufort, Countess of Richmond (Pangeran Wanita) atau nenek untuk Raja Henry VIII, di Universitas Oxford (Lady Margaret Profesor of Divinity ) dan Cambridge (Lady Margaret Profesor of Divinity), hingga kini, dana zakat, infak, sedekah dan wakaf atau ziswaf (endowment), menjadi motor penggerak penting kemajuan edukasi, terutama perguruan tinggi.
“Lembaga akademis, seperti perguruan tinggi dan universitas di Eropa dan Amerika, menggunakan dana ziswaf untuk membiayai biaya operasional universitas. Selain itu, dana ziswaf juga digunakan untuk membiayai setiap lembaga yang ada di Universitas. Contohnya untuk pemberian beasiswa,” ujar dia.
Besaran ziswaf dari universitas top dunia ini bervariasi. Namun yang pasti pengelolaan dana wakaf pendidikan di dunia Barat berjalan maksimal. “Hal ini terbukti dengan banyaknya universitas top dunia yang dikelola dengan sistem wakaf pendidikan,” kata dia.
Bahrul Hayat, menjelaskan, ziswaf pendidikan di dunia Barat meliputi sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan dan riset ilmu pengetahuan dan teknologi, chaired professorship (guru besar), beasiswa dan riset bidang kemanusiaan.
Barat, mengenal ziswaf dengan istilah endowment. Setelah negara Romania Barat runtuh dan simbol peradabannya punah, g reja adalah bentuk ziswaf satu-satunya yang masih diterapkan di Eropa dan berlangsung sampai awal abad ke-13. Pada abad ke-13 inilah, ziswaf muncul di tengah masyarakat Eropa.
“Dana ziswaf pendidikan di dunia Barat juga diperuntukan untuk beasiswa bagi mahasiswa maupun tenaga pengajar. Salah satu fungsi dana pendidikan wakaf memang diperuntukan untuk beasiswa. Beasiswa diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan ekonomi untuk melanjutkan sekolahnya ke universitas. Beberapa universitas akan memfasilitasi pertemuan siswa dengan donatur yang akan membantu. Jumlah beasiswa yang diterima siswa bervariasi. Tergantung kebutuhan siswa tersebut,” kata dia.
Bahru Hayat mengusulkan agar BAZNAS mempelajari strategi pengumpulan dana pendidikan ala Barat tersebut dalam fundraising dan inovasi strategi marcom. “Ini perlu, untuk mengoptimalkan penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah yang dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan,” ucap dia. (hud)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry