
SURABAYA | duta.co – One Global Capital, divisi pengelolaan dana dari Sunito Group Family Office yang didirikan pengusaha peraih penghargaan internasional, Iwan Sunito, menegaskan komitmennya pada prinsip transparansi dan legalitas dalam investasi. Perusahaan ini memfokuskan strategi pada penempatan modal di sektor perumahan, perhotelan, dan pengembangan mixed-use di Australia dan Asia Tenggara dengan mengutamakan aset riil sebagai jaminan.
Dalam pernyataannya di Surabaya, Iwan menyoroti pentingnya pemahaman hukum dan regulasi bagi investor, baik di Indonesia maupun Australia. Menurutnya, regulasi di Australia mewajibkan pemisahan jelas antara investor ritel (retail investor) dan investor berpenghasilan tinggi (high net worth investor) dengan aset minimal USD 2,5 juta (setara Rp25 miliar).
“Target kami adalah sophisticated investor atau ultra high net worth investor. Semua investasi punya risiko, tidak ada ‘sihir’ di dunia bisnis. Yang ada adalah kerja keras dan risiko penuh. Karena itu, kami hanya menawarkan instrumen dengan real asset dan real security, bukan janji imbal hasil fantastis yang tidak masuk akal,” tegas Iwan, Sabtu,(9/8/2025).
Iwan mengkritisi praktik di Indonesia yang kerap menjebak investor dengan janji keuntungan 20–30 persen per tahun tanpa basis aset yang jelas. Ia menyebut, banyak kasus di mana perusahaan publik atau penerbit obligasi (bond) tidak memiliki aset pendukung sehingga merugikan investor.
“Kalau ada yang menjanjikan ratusan persen, biasanya itu tanda perusahaan sedang putus asa. Di kami, investor tercatat resmi sebagai pemegang saham di Australian Securities and Investments Commission (ASIC), sehingga posisi hukum mereka jelas dan terlindungi,” imbuhnya.
Dalam 12 bulan terakhir, One Global Capital telah mengakuisisi sejumlah aset strategis di Australia, antara lain One Global Resorts Green Square (hotel bintang lima di Sydney senilai Rp1 triliun), One Global Gallery Eastlakes (pusat perbelanjaan senilai Rp280 miliar), dan One Global Macquarie Park (lahan pengembangan hotel mewah senilai Rp181 miliar).
Terkait rencana ekspansi ke Indonesia, Iwan mengungkapkan fokus awal akan diarahkan pada sektor hunian low-rise dan properti pariwisata skala kecil hingga menengah. Namun ia mengingatkan, pembelian lahan harus dilakukan secara strategis sebelum harga melambung.
“Kita beli satu hektare dulu, tapi tujuannya puluhan hektare. Begitu harga naik, kita sudah pegang asetnya. Prinsipnya sama, semua harus berbasis aset riil agar investor terlindungi secara hukum,” pungkasnya. (gal)