Surabaya | duta.co – Di tengah meningkatnya gelombang unjuk rasa yang digelar sejumlah elemen masyarakat dengan berbagai tuntutan politik, mayoritas warga Jawa Timur justru menunjukkan sikap berbeda. Mereka menggaungkan gerakan “Jatim Fokus Kerja” sebagai bentuk dukungan terhadap Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan komitmen menjaga stabilitas daerah.

Gerakan ini muncul secara spontan dan menyebar melalui berbagai lapisan masyarakat, termasuk di antaranya komunitas pengemudi ojek online (ojol). Para pengemudi menilai, ketenangan dan keberlanjutan pembangunan lebih dibutuhkan ketimbang demonstrasi yang dianggap tidak memberikan solusi nyata.

“Tuntutan seperti penurunan pajak itu tidak masuk akal. Itu kewenangan negara, bukan bisa seenaknya diturunkan hanya karena desakan massa. Yang ada justru mengacaukan sistem,” ujar Rochmad, koordinator komunitas ojol di Surabaya, Minggu (24/8).

Ia menegaskan, pengemudi seperti dirinya lebih memilih bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga dibanding ikut serta dalam aksi-aksi yang dinilainya sarat muatan politik.

“Kami sudah kenyang lihat demo yang ujung-ujungnya hanya jadi panggung segelintir orang. Yang jelas-jelas bermanfaat itu ya bekerja,” imbuhnya.

Dukungan terhadap kepemimpinan Khofifah tak datang tanpa alasan. Sejumlah tokoh masyarakat menilai, kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur selama ini cukup dirasakan manfaatnya. Mulai dari penguatan sektor ekonomi, pembangunan infrastruktur, hingga kemitraan strategis dengan pemerintah pusat.

“Ini bentuk kedewasaan masyarakat Jawa Timur. Kita ingin daerah ini stabil, ekonomi jalan, pembangunan berlanjut. Jangan sampai terpecah hanya karena agenda politik jangka pendek,” kata Fahrudin, tokoh masyarakat yang turut hadir dalam deklarasi gerakan “Jatim Fokus Kerja”.

Senada dengan itu, Rohmatin, salah satu pengemudi ojol perempuan, menyebut tuntutan yang disuarakan dalam aksi unjuk rasa tidak menyentuh persoalan riil rakyat kecil. “Kalau soal pajak, itu ada aturannya. Gubernur jelas tidak bisa asal bikin kebijakan. Jadi jangan dipaksa untuk kepentingan pribadi segelintir orang,” ujarnya.

Ia menambahkan, dirinya lebih memilih jalan kerja keras ketimbang mengikuti demonstrasi. “Kami gak akan ikut-ikut demo. Gak penting demo, yang penting kerja halal, bisa bawa pulang rezeki untuk keluarga. Itu jauh lebih nyata,” ucapnya dalam logat khas Jawa Timuran.

Fenomena “Jatim Fokus Kerja” kini berkembang sebagai bentuk sikap diam namun tegas masyarakat terhadap riuhnya politisasi di ruang publik. Mereka ingin memastikan bahwa fokus utama tetap pada pembangunan dan kesejahteraan rakyat.

“Selama kepemimpinan Khofifah berjalan sesuai aturan, masyarakat akan terus mendukung. Yang penting daerah ini aman, tenteram, dan rakyat bisa bekerja,” pungkas Rochmad. (Rid)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry