
SURABAYA | duta.co – Godaan dan jebakan keuangan illegal (investasi bodong, judi online dan pinjaman online) yang masuk katagori scaming di Indonesia masih tinggi dan mengancam banyak orang. Secara nasional, jumlah aduan yang telah masuk ke Satgas PASTI OJK sebanyak 17.531 laporan. Dari data aduan tersebut, 13.999 diantaranya merupakan laporan terkait pinjol ilegal dan 3.532 sisanya adalah terkait investasi bodong. Kerugiannya dari tahun 2017 – Agustus 2025 sebesar Rp 142,13 triliun.
Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selain membentuk Satgas PASTI dan AntiScamer juga membekali senjata masyarakat perangi scaming dengan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Hingga saat ini, tingkat literasi keuangan nasional mencapai 66,46%, sementara inklusi keuangan 80,50%, bahkan inklusi yang lebih luas menyentuh 92%. Angka ini merupakan peningkatan signifikan, namun OJK memastikan dorongan lebih kuat akan terus dilakukan demi mencapai target jangka panjang pemerintah.
OJK terus mendorong perluasan akses keuangan bagi masyarakat yang berperan penting dalam mendorong perekonomian dan peningkatan kesejahteraan. Tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat yang semakin tinggi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah, bahkan di daerah terluar yang butuh edukasi dan literasi agar bijak dalam mengelola keuangan dan tidak mudah terjebak scaming.
OJK komitmen mempercepat capaian inklusi keuangan nasional, menargetkan angka 98% tahun 2045, bertepatan dengan momen Indonesia Emas. Dalam upaya ini, OJK memegang teguh prinsip “no one left behind” (tidak ada seorang pun yang tertinggal) sebagai kunci utama perluasan akses keuangan di seluruh lapisan masyarakat termasuk daerah 3 T (daerah yang tergolong dalam daerah tertinggal, terdepan, dan terluar).
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan penguatan literasi dan perluasan inklusi keuangan masyarakat maka utilisasi produk keuangan akan semakin produktif sehingga peran industri jasa keuangan semakin besar mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah dan nasional.
“Sektor jasa keuangan memiliki potensi yang mampu melipatgandakan perekonomian, bahkan dapat menjadi beberapa kali lebih besar dari PDRB daerah apabila literasi dan inklusi masyarakat terus meningkat,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar di acara puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 Jumat 24 Oktober 2025 di Plasa Tunjungan Surabaya.
Menurutnya, masyarakat setelah memiliki rekening tabungan harus diarahkan untuk kemudian melakukan pembiayaan (pinjaman) dan juga investasi di pasar modal atau di obligasi serta kemudian memiliki asuransi atau produk-produk keuangan lainnya. Tidak hanya itu juga menjadi bekal menghadapi scaming yang makin masif dan iming-iming sangat menggiurkan.
“Inilah yang akan melipatgandakan perekonomian berkali-kali lebih besar daripada PDRB. Jadi kami harapkan, dengan literasi dan inklusi yang besar menjadi modal dasar kita bergerak kepada kemanfaatan atau utilisasinya yang lebih tinggi lagi,” ungkap Mahendra.
Sementara Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan pencapaian literasi dan inklusi keuangan Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan. Namun perlunya sinergi lintas sektor agar seluruh warga, termasuk kelompok difabel dan masyarakat di daerah terpinggirkan, mendapatkan akses keuangan yang layak.
“Prinsip no one left behind menjadi kunci memperluas inklusi keuangan di Indonesia. Artinya, tidak boleh ada satu pun warga yang tertinggal, termasuk kelompok difabel dan masyarakat di daerah terpinggirkan,” tegas Friderica dalam puncak peringatan Bulan Inklusi Keuangan 2025, Jumat (24/10).
BIK dan FinExp Pacu Literasi dan Inklusi Keuangan Cegah Scaming

OJK bersama Kelompok Kerja Inklusi Keuangan (Pokja Inklusi Keuangan) gelar puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 di Tunjungan Plaza 6, Surabaya menandai dimulainya Financial Expo (FinExpo) 2025 dari 23–26 Oktober 2025 menghadirkan edukasi, layanan, serta aktivasi akses keuangan bagi masyarakat.
Penyelenggaraan FinExpo dalam BIK 2025 memperluas akses keuangan yang aman serta memenuhi prinsip legal dan logis, sekaligus memperkuat kontribusi sektor jasa keuangan terhadap kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah melalui sinergi OJK, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK).
Agenda ini puncak rangkaian Road to BIK berlangsung bulan September – Oktober dengan kegiatan mencakup edukasi, pembukaan rekening/polis/produk keuangan, fasilitasi pembiayaan, serta kampanye inklusi keuangan secara masif di seluruh Indonesia.
Mohammad Ismail Riyadi selaku Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi mengingatkan berdasarkan amanat RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029 memiliki target bersama untuk dicapai.
“Di sinilah Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan dan FinExpo mengambil peran strategis untuk mencapai target inklusi keuangan nasional 91% pada tahun 2025 dan 98% pada tahun 2045.
Pemahaman masyarakat akan perbankan masih perlu ditingkatkan lagi, sehingga tidak mudah tergiur scaming yang sangat merugikan.”
Ribuan pengunjung memadati kegiatan FinExpo 2025 yang digelar 23–26 Oktober tersebar pada area Tunjungan Plaza 1, 2, 3, dan 6. Program mencakup sesi edukasi, konsultasi, pameran produk/layanan PUJK, serta aktivasi pembukaan akses. Partisipasi melibatkan PUJK konvensional dan syariah, regulator, komunitas, UMKM, serta pemerintah daerah.
Friderica Widyasari Dewi menambahkan kegiatan inklusi keuangan yang dilakukan OJK berdampak positif. Terdapat 5.182 kegiatan inklusi keuangan terlaksana di 37 kantor wilayah OJK di seluruh Indonesia, meningkat tajam 67,87% dibandingkan tahun lalu. Kegiatan ini menjangkau ribuan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pelaku UMKM, hingga masyarakat desa.
“Tak hanya itu, pertumbuhan akses keuangan baru juga menorehkan perkembangan yang luar biasa. Rekening bank baru tumbuh dengan pembukaan 3,55 juta rekening (naik 0,27%). Sektor investasi mengalami lonjakan fantastis 310% dengan pembukaan 643.000 rekening baru.”
Sementara Industri asuransi mencatat 951.000 polis baru, tumbuh hampir 30%. Sektor pembiayaan juga moncer, dengan 1,47 juta rekening perusahaan pembiayaan baru dan 5 juta rekening pegadaian baru, naik 45%. Dan teknologi kian memperkuat peranannya, tercatat 720.000 akun fintech baru terdaftar, memperluas jangkauan layanan keuangan digital.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyoroti peran penting Jatim sebagai motor penggerak ekonomi nasional. Berdasarkan data PDRB ADHB Triwulan II 2025, perekonomian Jawa Timur mencapai Rp849,30 triliun, berkontribusi 25,36% terhadap ekonomi Pulau Jawa dan 14,44% secara nasional.
“Pertumbuhan ekonomi ini harus dibarengi dengan peningkatan literasi dan inklusi keuangan agar seluruh masyarakat, termasuk pelaku UMKM, dapat tumbuh bersama,” ujar Khofifah.
Melalui kolaborasi antara regulator, pelaku usaha, dan pemerintah daerah, OJK bersama Pemda Jatim gencar melaksanakan pra-kondisi di sejumlah kota seperti Malang, Kediri, dan Jember.
“Dengan kolaborasi yang solid, OJK optimis cita-cita menuju masyarakat inklusif secara keuangan dapat terwujud, mengantar Indonesia mencapai Indonesia Emas 2045 dengan fondasi ekonomi yang kokoh dan merata.”
Friderica Widyasari Dewi menegaskan pemerintah gerak cepat mencegah makin besarnya kerugian masyarakat dari scam dengan membentuk satuan tugas pemberantasan aktivitas keuangan ilegal (Satgas Pasti) yang berisikan 23 kementerian/lembaga dan anti-scam center. Anti-scam center terintegrasi dengan kepolisian sehingga masyarakat tidak perlu melapor dua kali ke anti-scam center dan kepolisian.
“Sejak dibentuk satu tahun lalu jumlah pelaporan scam cukup tinggi. Kiki menyebut terdapat 300 ribu laporan scam dari masyarakat hingga saat ini. Ini hampir setahun usianya. Total kerugian masyarakat sudah Rp7 triliun. Kita masih bekerja supaya bisa lebih maju, lebih cepat, bisa menyelamatkan uang masyarakat,” ucap Kiki.
Kiki mendorong OJK di seluruh Indonesia untuk masifkan edukasi terkait pencegahan scam. “Bayangkan Rp7 triliun uang masyarakat yang hilang kalau misalnya membeli saham di pasar modal, di Bursa Efek Indonesia, atau ditabung di bank-bank bisa membangkitkan sektor ekonomi sangat pesat,” kata Kiki.
Gandeng KSH, Pemkot-OJK Komitmen Berantas Scaming

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama OJK gelar literasi keuangan mengedukasi Kader Surabaya Hebat (KSH) melek keuangan. Acara ini bagian pencegahan scam keuangan di era digital. Tidak hanya itu, literasi keuangan ini juga untuk mencegah KSH terjebak investasi ilegal, pinjaman online (Pinjol) ilegal, hingga praktik keuangan digital yang menyesatkan lainnya.
Staf Ahli Wali Kota Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan Keuangan Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji mengatakan, di era serba digital seperti saat ini, edukasi keuangan penting dilakukan. Tujuannya agar masyarakat, khususnya KSH tidak terjebak ke dalam praktik keuangan ilegal. Agus menyebutkan, ada banyak jenis praktik keuangan digital ilegal, diantaranya pinjol, hingga koperasi berkedok arisan bodong.
“Ini membuat risiko besar buat warga Kota Surabaya terkena scam. Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) sangat atensi terhadap hal ini (praktik keuangan digital ilegal),” kata Agus.
Agus menyebutkan, literasi keuangan merupakan salah satu kunci utama untuk membentengi masyarakat dari jeratan transaksi keuangan ilegal. Oleh karena itu, adanya kegiatan ini, Pemkot Surabaya turut mendukung penuh agar masyarakat di Kota Surabaya terhindar dari jeratan praktik keuangan digital ilegal.
“Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya memberikan pemahaman kepada masyarakat, akan tetapi juga memberdayakan KSH untuk menjadi agen literasi keuangan. Jadi, kami ingin KSH yang jumlahnya ribuan ini bisa menjadi agen yang menyampaikan kepada masyarakat,” ujar Agus.
Oleh karena itu, Pemkot Surabaya mendukung Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Aktivitas Keuangan Digital (PASTI) OJK bersama KSH upaya penindakan dan pencegahan aktivitas keuangan digital ilegal.
Kepala OJK Jatim, Yunita Linda Sari mengatakan banyak jenis praktik keuangan atau investasi ilegal. Mulai dari investasi di sektor pertanian, travel, hingga pinjol. Berdasarkan data yang diperoleh dari Satgas PASTI OJK per 30 September 2025, ada sekitar 1.840 entitas keuangan ilegal yang telah dihentikan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 1.556 diantaranya merupakan pinjol ilegal, dan 284 lainnya adalah investasi ilegal.
“Berdasarkan dari data Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) mencatat ada 274.722 laporan, dananya yang bisa diblokir dari total pengaduan itu hanya 6,13 persen, jadi sedikit sekali. Total kerugiannya, diperkirakan ada Rp6,1 triliun, jadi sedikit sekali yang bisa diblokir, kenapa sedikit? Biasanya itu pelaporannya terlambat,” beber Yunita.
Selain itu, lanjut Yunita, berdasarkan data dari OJK Jatim per 30 September 2025 ada sekitar 1.275 laporan terkait praktik keuangan ilegal. Dari data tersebut, ada 1.036 laporan terkait pinjol ilegal, dan 239 laporan terkait investasi ilegal.
“Di Jatim, separuhnya lebih pelaporan adalah perempuan, sebanyak 57 persen. Profesinya, paling banyak itu karyawan swasta dan ibu rumah tangga untuk kasus pinjol ilegal. Sedang laporan terkait investasi, diantaranya ada ASN, Guru, dan pelaku UMKM,” jelas Yunita.
Artinya, lanjut Yunita, persentase angka ini menunjukkan bahwa perempuan dan ibu rumah tangga paling banyak yang aktif dalam aktivitas keuangan. Maka dari itu, keterlibatan KSH ini diharapkan bisa lebih masif dalam memberikan edukasi soal keuangan kepada masyarakat di Kota Surabaya. “Sepertinya dengan anggota KSH ini sudah cocok sebagai agen literasi keuangan OJK,” ujarnya.
Yunita menyebutkan, investasi ilegal yang paling banyak dilaporkan di Jatim, diantaranya adalah trading forex dan crypto tanpa izin. Sebab, dua jenis investasi ini dinilai paling banyak mendapatkan hasil yang lebih cepat oleh masyarakat.
Berdasarkan data dari IASC sejak November 2024 – 30 September 2025, OJK telah menerima 12.482 laporan terkait keuangan digital ilegal di Jatim. Total kerugiannya mencapai Rp141,8 miliar, yang berhasil diblokir dan dihentikan oleh OJK hingga saat ini 6,56 persen dengan total dana Rp9,3 miliar.
“Nah, yang bikin sedih Surabaya itu yang paling banyak pelaporannya, lalu diikuti Sidoarjo, Malang, hingga Gresik. Semoga dengan KSH menjadi agen literasi keuangan bisa menyampaikan informasi yang benar dan baik ke masyarakat,” harapnya.
Kapok dan Menyesal Tergiur Investasi Diluar Kewajaran

Edo, warga kota Surabaya salah satu korban scam tergiur iming-iming keuntungan tinggi lewat trading forex. Kerugian Edo mencapai ratusan juta dan sempat membuatnya terpuruk karena uang yang dikumpulkan sedikit demi sedikit hilang dalam waktu singkat.
Edo salah satu dari puluhan korban aplikasi XBIT penipuan investasi bodong dengan total Rp 1 Miliar lebih, deposit milik nasabah, fee dan bonus yang dijanjikan raib. Para member yang dirugikan dari warga Surabaya dan Sidoarjo mengadukan kepada Unit 4 Subdit 5 Siber Ditreskrimsus Polda Jatim tindak pidana penipuan investasi bodong.
Edo menuturkan, kerugian saya dan keluarga senilai Rp. 350 Juta. Kejadian bermula 14 Februari 2021 saya mulai deposit pada aplikasi XBIT yang dikenal melalui teman dan akhirnya menjadi grup WhatsApp dan Telegram.
“Di dalam grup tersebut memuat keuntungan bahwa perusahaan XBiotek Inc beralamat di Austin USA. Kemudian kami percaya dan melakukan registrasi melakukan deposit pada aplikasi tersebut senilai Rp. 130 Juta awalnya, saya dan istri. Kemudian saldo kami tambah menjadi Rp. 262 Juta 900 Ribu,” tuturnya.
Masih dengan Edo, setelah transfer, karena saya ingin hasil lebih banyak. Saya biarkan uang dan fee mengendap, dengan harapan bisa bertambah. Setiap hari selalu saya cek saldo dan fee selalu bertambah.
“Suatu saat berjalan hingga bulan berikutnya, saya percaya tidak saya lihat. Ternyata, saya kaget uang saya di rekening hilang bersama fee-nya. Sampai saat ini tidak bisa mengambil keuntungan yang telah dijanjikan,” ungkapnya.
Edo bersama 3 teman lainnya yang ikut menjadi korban dari penipuan tersebut melaporkan kejadian tersebut ke Polda Jatim. Dan Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim sudah mengantongi beberapa nama bersama data lengkap siapapun yang menjadi admin maupun rekening tempat korban mengirim uangnya di Aplikasi XBIT.
Korban Eka menambahkan, saya diajak teman. Bermula kalau deposit dengan menekan 14 kali menekan dapat fee perharinya. Saya deposit tanggal 23 Maret dan tanggal 25 Maret uangnya hilang.
“XBIT menjanjikan kalo tanggal 5 April akan muncul XTPay sebagai bonus diluar fee. Ternyata semua nasabah satupun ga ada yang keluar bonusnya,” jelasnya.
Lanjut Eka, Paket yang dijual XBIT antara lain : Paket 1 – 100 ribu (fee 10 ribu / hari), paket 2 – 480 ribu (fee 50 ribu/ hari) , paket 3 – 5 juta (fee 500 ribu/ hari), paket 4 -10 juta (fee 1 juta/ hari), paket 5 – 125 juta (fee 12,5 juta/ hari).
“Hampir di semua daerah sudah ada pelaporan penipuan ini. Si pelaku ini, membuka banyak aplikasi dengan rekening yang sama. Di Jawa Timur ini baru komunitas kami melaporkan, total ada 60 member. Tapi ada sejumlah 42 nasabah di komunitas kami melaporkan yang datanya lengkap hari ini,” terangnya
Tujuan Edo melaporkan ke Polda Jatim agar tidak banyak korban yang tertipu jebakan investasi bodong yang jelas ilegal. Untuk itu Edo memberi tips harus benar-benar sadar untuk investasi apapun. Dalam keadaan ekonomi yang lambat seperti ini jangan pernah tergiur dengan keuntungan investasi diatas 5% (apalagi dengan bahasa jaminan).
“Dan harus mulai mencari info tentang perusahanan investasi tersebut, termasuk legalitasnya. Lebih baik menghindari ajakan berinvestasi yang kita tidak kuasai secara matang. Saat ini acuan keuntungan yang paling masuk akan adalah suku bunga deposito. Kalau ada ajakan yang melebihi itu jangan tergiur, sudah pasti bahaya uang bisa hilang karena ilegal,” tegas Edo.
Pengalaman hampir mirip dialami Zainal Arif terkena jebakan scam berawal dari tawaran via WA yang memberinya pekerjaan paruh waktu. Caranya sangat mudah sekali hanya dengan memberikan like ataupun melihat beberapa vidio di youtube mendapatkan imbalan gopay ataupun e money lainnya.
“Seiring waktu berlalu, dari melihat vidio di youtube beralih ke group telegram dengan iming-iming bonus kalau bisa menyelesaikan tugas kelompok. Dari semula kelompok banyak orang, akhirnya tinggal beberapa orang saja yang masuk dalam group tersebut. Dengan dipandu mentor yang mengarahkan tugas beserta syarat yang harus ditebus untuk menyelesaikan.” Jelas Zainal.
Justru dengan menuntaskan tugas tersebut bagi Zainal awal mula dirinya terbuai dengan iming-iming imbalan besar, tanpa sadar mau mentransfer dalam uang dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan imbalan hasil yang dijanjikan bisa berlipat dari dana yang disetorkan. Misalnya uang setoran Rp 10 juta bisa mendapatkan Rp 30 – Rp 60 juta.
“Karena tergiur dengan imbalan yang sangat fantastis, tanpa sadar mau saja ketika leader di group tersebut memintanya untuk transfer. Dan cirinya harus segera transfer bila tidak ingin lepas. Bahkan kala mau ibadah salat pun tidak dibolehkan dengan alasan akan hilang dan memulai dari awal,” jelas Zainal.
Zainal menambahkan dari beberapa permainan dan tugas yang makin lama makin besar jumlah dana yang harus di transfer, belum sadar kalau itu justru jebakan. Sampai akhirnya m-banking yang digunakan tidak bisa, sudah mentransfer kisaran Rp 40 jutaan, namun tugas yang katanya mudah dituntaskan kenyataannya tidak bisa diselesaikan dan semu semata.
“Saya masih bersyukur dan diselamatkan dengan tidak bisanya digunakan m-banking yang biasanya tidak ada masalah. Akhirnya baru sadar bahwa kesadarannya ketarik dan ketipu dengan iming-iming keuntungan besar, padahal itu hanya tipu-tipu saja. Ketika no telegram yang sebelumnya menjadi alat komunikasi dengan gambar wanita berjilbab dan pria ganteng tidak bisa dihubungi lagi. ”
Sejak kasus itu pelajaran sangat berharga yang membekas dalam hati, jangan mudah tertipu dan tergiur iming-iming keuntungan besar. Dan apapun yang menawarinya via WA, telpon ataupun telpon wa memberinya pekerjaan sampingan dengan like dan menyaksikan vidio youtube tidak tertarik dan memberikan penjelasan kepada saudara dan teman untuk tidak mudah tertarik dan masuk dalam jebakannya.
“Apapun bentuknya jangan mudah percaya dan tertipu dengan ajakan manis dengan keuntungan diluar kewajaran. Banyak tipu dan cara yang berbeda, namun muaranya sama mengajak dan menjebak calon korban transfer uang dengan iming-iming keuntungan besar,” jelas Zainal.
Jangan FOMO dan Tergiur Jadi Kaya Mendadak
Yang menjadi pertanyaan kenapa masyarakat dengan mudahnya kena jebakan scam menarik untuk dianalisis. Ragil Noviyanti, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) melihat banyak faktor mudahnya masyarakat terjebak scam meski memiliki pendidikan tinggi.
Ragil melihat empat faktor menjadi pemikat jebakan scam. Pertama, daya tarik advertising terletak pada manipulasi psikologis yang menawarkan keuntungan instan & tidak realistis dikemas dengan sangat menarik. Kedua, iming-iming “kaya mendadak” atau profit besar dalam waktu singkat (investasi bodong/judol).
Ketiga, kemudahan & kecepatan: Solusi dana tunai cepat tanpa jaminan atau proses verifikasi yang rumit (pinjol ilegal). Dan keempat, FOMO (Fear of Missing Out): Menggunakan testimoni palsu atau influencer untuk menciptakan kesan bahwa semua orang “sudah untung” atau “sudah terbantu”.
“Empat faktor tersebut menjadi pemacu banyak masyarakat terjebak scam, di tengah kondisi ekonomi yang melambat, banyak gerak cepat ingin kaya mendadak tanpa pikir panjang secara rasionalitas,” jelas Ragil.
Ragil melihat blokir situs hanya mengatasi gejala, bukan akar masalah. Pelaku sangat lincah (patah satu tumbuh seribu); mereka membuat domain baru, pindah ke aplikasi chat (WA/Telegram), atau mengubah nama. Selain itu, literasi keuangan dan digital masyarakat masih rendah.
“Yang harus dilakukan penindakan hukum harus diperkuat untuk menangkap aktor intelektualnya (efek jera), bukan hanya memblokir. Di saat yang sama, edukasi dan literasi digital harus dilakukan secara masif, terus-menerus, dan menyasar langsung ke komunitas rentan,” tegasnya.
Ragil menambahkan kenapa Gen Z, Millennial & semua lapisan rentan disebabkan kombinasi beberapa faktor. Desakan ekonomi, kebutuhan mendesak, sulit mencari kerja, atau untuk menutupi gaya hidup (gengsi/tekanan sosial). Diperparah dengan literasi keuangan rendah, banyak yang digital-native (paham teknologi) tetapi tidak financial-literate (paham risiko keuangan).
“Aspek psikologis celah mental seperti FOMO, gambler’s fallacy (merasa akan menang), dan impulsive behaviour (bertindak tanpa pikir panjang).”
Ragil menegaskan pemerintah harus melawan menggunakan strategi “perang” informasi yang setara (bukan kampanye kaku): Konten Agresif di Platform yang sama, gunakan TikTok, Instagram Reels, dan X (Twitter) dengan bahasa relevan bagi Gen Z/Millennial. Juga gunakan influencer kredibel, gandeng figur publik yang dipercaya (bukan hanya pejabat) untuk menyuarakan bahayanya.
“Fokus pada Dampak (Testimoni Korban). Publikasi jangan hanya berisi “larangan”, tapi tunjukkan kisah nyata kehancuran (terlilit utang, data pribadi disebar, depresi) akibat pinjol, judol, atau investasi bodong.”
Ragil menambahkan ciri-ciri Investasi Ilegal yakni menjanjikan keuntungan tidak realistis: Investasi ilegal sering menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa risiko yang jelas. Tidak memiliki izin resmi: Investasi ilegal tidak terdaftar atau tidak diawasi oleh regulator resmi seperti OJK atau BAPPEBTI. Dan tekanan untuk segera berinvestasi: Pelaku investasi ilegal sering menggunakan taktik penjualan agresif untuk membuat investor cepat mengambil keputusan.
“Cara menghindari investasi ilegal dengan riset mendalam. Periksa legalitas perusahaan dan produk investasi sebelum menanamkan dana. Cek izin resmi, pastikan perusahaan terdaftar di OJK atau BAPPEBTI sebelum berinvestasi. Waspadai janji keuntungan tinggi, jika terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, maka perlu diwaspadai. Dan jangan terjebak emosi, Jangan membuat keputusan investasi berdasarkan emosi atau tekanan.”
Ragil menegaskan dengan memahami ciri-ciri dan cara menghindari investasi ilegal, kita dapat melindungi diri dari potensi kerugian finansial yang besar. Jika menemukan investasi ilegal, segera laporkan ke OJK atau pihak berwenang. Imam ghozali






































