ODGJ : Wiji Fitriani saat dibawa ke RS dr. Soetomo atas perintah Gubernur Jatim Khofifah (duta.co/Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co -Maraknya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berkeliaran di jalanan, sunggung merupakan pemandangan yang memilukan untuk negeri ini. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Koordinator Jatim, Arif Witanto ditemui saat mengunjungi pasien Wiji Fitiriani, warga RT. 02 RW. 07 Dusun Tambak Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.

Janji pemerintah memberikan pelayanan sepenuh hati dan mewujudkan Indonesia Bebas Pasung, dianggap hanya isapan jempol saja. Beberapakali pengaduan baik kepada pemerintah desa, kecamatan, puskesmas, dinas sosial maupun dinas kesehatan atas permasalahan sosial, dituturkan Arif Witanto hanya sekedar slogan tanpa aksi nyata.

Atas kejadian menimpa Wiji Fitriani, seharusnya tamparan keras untuk Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno yang sebenarnya berprofesi dokter serta pemerintah daerah. Potret kehidupan warganya yang masih membutuhkan uluran tangan dan mendapat banyak kritikan di media sosial, seolah hanya sekedar cuitan.

“Seperti kasus menimpa Wiji Fitriani ini, bahwa penangganan kasus gangguan jiwa di Mojo ini tidak bagus. Bahwa kader jiwa merupakan bagian program Desa Siaga terbukti tidak bekerja secara maksimal. Hingga munculnya belatung dan telah lama mengalami ODGJ, kami pertanyakan keberadaan Dinas Kesehatan, Puskesmas Mojo yang katanya telah mengaktifkan Desa Siaga. Terus Dinas Sosial dianggap hanya duduk di meja kantor dan terlalu prosedural dalam melayani pengaduan,” terangnya.

Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur, Sukemi mengaku tidak bisa memberikan penjelasan banyak karena dirinya adalah pejabat baru.

“Memang ibu gubernur ini menjalankan program Pakde Karwo (mantan gubernur) menjalankan Program Indonesia Bebas Pasung. Makanya kami hadir di sini atas perintah langsung gubernur untuk mengurus semuanya sampai tuntas,” jelas Sukesi.

Sukesi menuturkan jika kasus dialami Wiji berdasarkan keterangan Kepala Puskesmas Mojo dikarenakan kasus halusinasi. Bahwa tidak benar jika dia merupakan kanibal seperti diberitakan sejumlah media.

“Keterangan dari Puskesmas Mojo, dia terkena halusinasi seperti ada dua anak kecil yang nyuruh untuk menggigit jarinya. Bahkan giginya hingga putus, mungkin karena merasa gatal. Nanti akan ditanganni dokter jiwa dan dokter bedah tulang dari tim RS. Dr. Soetomo dan RSJ Menur sesuai perintah ibu gubernur,” jelasnya.

Lalu dimanakah Bupati Kediri tidak terlihat hadir hingga Wiji dibawa tim Dinsos Propinsi Jatim dengan ambulance. Disampaikan Camat Mojo, Sukemi bahwa dirinya datang karena mendapatkan laporan dari pihak puskemas. Namun terkait kehadiran bupati, dirinya belum mendapatkan kabar.

“Yang jelas kami akan usulkan untuk merehab rumahnya mengajukan lewat Anggaran Dana Desa,” jelas Sukemi. (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry