SENYAP: Pecalang berjaga di jalanan di Bali saat Nyepi. (ist)

DENPASAR | duta.co – Nyepi tanpa internet telah berlangsung di Bali, Sabtu (17/3) hingga Minggu (18/3). Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah karena kali pertamanya layanan internet dipadamkan demi ibadah. Namun, Nyepi tak sampai 24 jam. Wifi hotel-hotel juga menyala sampai Sabtu malam.

Sesuai imbauan, internet di Bali diharapkan mati mulai Sabtu (17/3) mulai pukul 06.00 WITA sampai dengan Minggu (18/3) pukul 06.00 WITA untuk perayaan Hari Raya Nyepi. Masyarakat Bali sempat terbebas dari smartphone. Ketika itu pula, Bali menjadi senyap seketika.

“Sungguh luar biasa, mungkin inilah peristiwa pertama di dunia. Jutaan manusia terlepas dari media sosial dan akses internet yang dilakukan secara sadar dan sengaja.” Demikian kata Dirjen Penyelenggara Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Kominfo Ahmad M Ramli, Minggu (18/3).

“Sangat jarang terjadi, momen istimewa seperti ini pada zaman di mana setiap orang sangat sulit melepaskan diri dari smartphone dan akses internet,” kata Ramli menambahkan.

Dikatakan Ramli juga, Nyepi kali ini berlangsung tanpa akses internet bagi masyarakat Bali adalah sebagai momen penting. Untuk memulai media sosial tanpa hoax, lebih bijak berinternet, dan menghindari konten negatif.

Dukungan pemerintah dan operator seluler mengabulkan usulan pemadaman internet saat Nyepi sebagai bentuk menghormati seruan Majelis-Majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali.

Ramli mengatakan hal ini menunjukkan bahwa industri telekomunikasi dan penyiaran memiliki sikap arif dan penghormatan tinggi terhadap keberagaman, toleransi, dan kerukunan umat beragama.

“Sikap Menteri Kominfo Rudiantara yang menghormati Seruan para Pemuka Agama ini dituangkan dalam Surat Edaran Kemkominfo. Di lapangan operator juga langsung merespons imbauan Pemerintah untuk mematikan internet selama 24 jam,” ungkap Ramli.

Untuk itu, kata Ramli, pemerintah mengapresiasi seluruh operator seluler. Begitu juga seluruh lembaga penyiaran publik dan swasta beserta asosiasinya yang telah melakukan off air pada Nyepi, Sabtu (17/3) lalu.

“Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh penduduk Bali yang dengan latar belakang agama apa pun mendukung dan memahami 24 Jam tanpa internet ini,” kata pernyataan Dirjen PPI ini dikutip dari detiknet.

Kominfo dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) memonitor secara intens pelaksanaan Nyepi tanpa internet ini dan meminta operator melaporkan secara terus-menerus.

Dari monitoring tersebut, para operator telekomunikasi telah melakukan langkah optimal dan akses internet bisa di-off-kan kecuali terkait objek-objek vital dan kepentingan umum, seperti rumah sakit, kantor polisi, pemadam kebakaran, dan lain-lain.

 

15 Jam Tanpa Internet

Purnomo, warga Jl Kendedes, Kuta, Bali, kepada Duta Masyarakat membenarkan internet memang mati saat Nyepi, Sabtu pagi lalu  hingga Minggu pagi. Namun internet tidak mati sejak Sabtu pagi. Dia masih bisa ber-internet-an dengan Android-nya sampai sore.

“Baru pukul 15.30 (Wita) internet terputus, saya kemudian nebeng wifi hotel sebelah,” ujar pemilik toko alat tulis kantor (ATK) yang rumahnya bersebelahan dengan hotel tersebut. Dia tak tahu apakah hotel diperbolehkan tetap menyalakan wifi oleh pemerintah.

Purnomo mengaku 15 jam internet di Androidnya mati sejak Sabtu (17/3) pukul 15.30 Wita. Soal aktivitas internet harus mati, dia mengaku kurang setuju. Karena dia kehilangan akses komunikasi via anggota grup-grup di WhatsApp.

Namun demikian, dia menghormati batasan aktivitas lain saat Nyepi. “Misalnya tidak boleh ada orang keluar saat Nyepi, untuk kegiatan apa pun. Kecuali hari Jumat saat Nyepi, umat muslim dianjurkan ke masjid yang terdekat dengan jalan kaki dan hanya boleh pakai sarung. Pakai celana tidak boleh,” tutur Purnomo.

Saat Nyepi kemarin pun, menurut dia, aktivitas di tempat-tempat ibadah umat Islam di Bali juga menghormati dengan tidak melantunkan azan melalui pengeras suara. Bahkan sebagian besar umat Islam menunaikan salat wajib di rumah masing-masing.

“Ada juga salat jamaah di masjid, tapi dilakukan oleh umat muslim yang rumahnya di sekitar masjid saja. Adzannya tidak pakai speaker,” ujar Purnomo. kim, dit

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry