Tampak Founder NU Gallery Muchamad Nabil Haroen mendampingi Ketua DPD RI, Dr H Oesman Sapta Odang. (FT/JUNAIDI)

JAKARTA | duta.co — “Indah Negeriku Damai Bangsaku” tema yang diangkat dalam pagelaran pameran lukisan yang digelar NU Gallery selama empat hari di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Pameran dikunjungi dan ditutup oleh Ketua DPD RI, Dr H Oesman Sapta Odang, Senin (17/4/2017).

Selain itu, hadir pula para tokoh NU, ulama dan warga DKI pecinta lukisan NU. Tidak kurang 25 Pelukis, dan 60 lukisan yang dipamerkan

Founder NU Gallery Muchamad Nabil Haroen, dalam sambutannya mengatakan, dirinya berbahagia lantaran bisa menyapa dan menyambut warga Jakarta dengan menghadirkan berbagai karya monumental dan penuh makna yang tergabung dalam NU Gallery.

“Biasanya kami menggelar eksibisi secara terbuka untuk umum. Malam ini adalah malam pertama bagi kami menggelar perhelatan secara terbatas dengan mengundang tamu-tamu kehormatan,” ujarnya.

Karenanya, lanjut Nabil, NU Gallery dan segenap pelukis yang karyanya hadir malam ini menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sedalam dalamnya.

Dijelaskannya, sejak dirintis, NU Gallery diniatkan ingin ikut serta berkontribusi menyemarakkan apresiasi dunia seni rupa Indonesia kontemporer.

“Kami percaya bahwa seni rupa merupakan salah satu ekspresi dan pantulan suasana batin dari kenyataan. Lukisan, dilihat dari daya reflektifnya, adalah cermin tempat kita menatap bayangan-bayangan yang tak ada habisnya,” ujarnya.

Goresan-goresan di atas kanvas seperti menandai lipatan-lipatan pemikiran dan perasaan. Maka, dunia seni rupa ialah wahana yang batas-batas terjauhnya tidak bisa dibayangkan, bahkan oleh para pelakunya sendiri. “Batas terjauh seni rupa ialah fantasi dan imajinasi itu sendiri,” jelas Nabil.

Menurut Nabil, sejarah seni rupa Indonesia menunjukkan bahwa meski tingkat apresiasi terhadap karya para pelukis belum begitu menggembirakan, namun tetap saja para pelukis Indonesia tetap melahirkan karya demi karya sebagai apresiasi reflektif mereka. “Dalam frame itu, NU Gallery hendak berpartisipasi, betapa pun apa yang sudah, sedang, dan terus kami ikhtiarkan masih kecil dan sederhana,” terangnya.

NU Gallery sadar betul bahwa latar belakang para perupa di Indonesia sedemikian beragam sebagaimana fitrah kebhinekaan negeri ini.  Bila tema pameran malam ini ialah “Indah Negeriku, Damai Bangsaku”, tentu saja itu merupakan sebentuk respon seni rupa terhadap kenyataan mutakhir yang dihadapi bangsa ini.

Ia berharap, semoga kegiatan ini dikenang secukupnya sebagai salah satu momen apresiasi batin kita dengan pantulan-pantulan kenyataan. Begitulah, Nawaitu kami, niatan kami dalam mengkurasi karya para perupa, ialah semampu mungkin menghadirkan sesuatu tepat pada tempatnya.

Seperti disampaikan Kiai Ahmad Mustofa Bisri, yang karyanya ikut hadir dalam edisi kuratorial kali ini, menempatkan sesuatu pada tempatnya ialah semangat dasar kehidupan yang berbudaya. Dalam keyakinan, ia disebut kebenaran. Dalam hukum ia disebut keadilan. Dan dalam kesenian, kita memanggilnya keindahan. (hud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry