SURABAYA | duta.co – WhatshApp Grup nahdliyin rame bicara jatah menteri. Ada yang berterima kasih kepada Jokowi, karena koleganya, jadi. Ada yang mengirim gambar wajah ‘menangis’ karena jatah NU, ternyata jauh dari harapan, 10 menteri. Ada yang mencoba menjelaskan, bahwa, posisi Wapres Kiai Ma’ruf Amin, itu setara dengan 9 menteri. Ada juga yang bertanya, ke mana nama Mbak Yenny Wahid? Dll.
“Lucu, ada yang menulis begini: Ini pelajaran pahit untuk NU. Sudah berdarah-darah dalam politik praktis, ternyata hanya dapat ban serep. Inilah kekeliruan kita, menjadikan NU sebagai gerbong politik. Lihatlah kawan-kawan sebelah, tenang-tenang saja, toh dapat jatahnya, sama,” begitu Gus Wachid Mu’in, keluarga besar PP Tambakberas kepada duta.co, Rabu (23/10/2019).
Menurut Gus Wachid, jatah NU di Kabinet Indonesia Maju harus diakui cukup banyak. Menteri Agama (Menag) Fahrul Razi juga (amaliyahnya) NU. Prof Mahfud MD juga tidak diragukan ke-NU-an.
“Pak Prabowo itu juga NU, beliau suka ziarah makam pahlawan. Menteri Sekretaris Negara Pratikno, saya kira amaliyahnya NU. Belum ditambah Ida Fauziyah dan Halim Iskandar. Jadi kalau dihitung, jumlahnya, banyak,” tegasnya.
Harapan Gus Wachid, para pengurus NU yang selama ini rajin mempolitisir organisasi, sebaiknya berhenti. Yang mengaku bisa menambah suara Jokowi-Ma’ruf 16 juta suara mestinya, malu.
“Berhentilah! Jangan diterus-teruskan. Kalau diteruskan bisa-bisa menambah panjang cerita ‘mendorong mobil mogok’. Harus segera sadar, selama ini kita telah menjadi korban buzzer,” katanya sambil tertawa. (mky)