GERNAS TASTEKA: NU Circle melaksanakan Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) di 7 wilayah Indonesia secara serentak, Sabtu (3/10).

JAKARTA – duta.co | Sebagai wujud tanggung jawab membangun dan Menumbuhkan Generasi Emas  Indonesia 2045, NU Circle melaksanakan Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) di 7 wilayah Indonesia  secara serentak. Peluncuran kegiatan ini sekaligus menandai pelaksanaan Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Kegiatan yang mengambil tema “Program Pembelajaran Matematika Bernalar, Kontekstual Sederhana dan Mendasar” dilaksanakan di tujuh wilayah yaitu  Kabupaten Deli Serdang (Sumatera Utara), Kabupaten Sumenep (Pulau Madura-Jawa Timur) Kabupaten Bima (Pulau Sumbawa-Nusa Tenggara Barat),  Kabupaten Sumba Timur (Nusa Tenggara Timur), Kabupaten Maros (Sulawesi Selatan), Kabupaten Brebes ( Jawa Tengah) dan Kabupaten Gunung Mas (Kalimantan Tengah). Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama bulan Otkober hingga Desember 2021.

“Hari ini kegiatan POP dilaksanakan secara daring dengan melibatkan 7 wilayah di Indonesia. NU Circle akan fokus membangun Generasi Emas Indonesia 2045 sebagai upaya serius, terstruktur dan berkelanjutan untuk mencegah disintegrasi bangsa di kemudian hari. Kita semua tidak boleh lagi abai dengan situasi kemunduran mutu pendidikan nasional. Kualitas literasi numerasi anak Indonesia sangat terpuruk. Mutu anak SMP setara dengan kelas 4 SD. Jika dibiarkan, ini sangat berbahaya bagi masa depan bangsa Indonesia,’ tegas Ketua NU Circle Dr. Gatot Prio Utomo (Gus Pu) dalam sambutan peluncuran Gernas Tastaka NU Circle hari ini Sabtu (2/10).

Menurutnya, Gernas Tastaka mengajarkan pembelajaran numerasi secara bernalar dan kontekstual serta diajarkan dengan metode yang sangat sederhana dan mendasar. Gernas Tastaka akan menjadinjawaban atas merosotnya mutu pendidikan numerasi di Indonesia.

“Berkali-kali kami menerima testimoni dari para guru di berbagai wilayah di Indonesia bahwa pembelajaran yang dilaksanakan Gernas Tastaka memberikan solusi cerdas dan bernalar atas pendidikan numerasi di kelas-kelas. Proses pembelajaran matematika harus bernalar. Kebernalaran ini menjadi ujung tombak pembangunan Generasi Emas Indonesia. Ini yang sedang digerakkan NU Circle baik bersama pemerintah maupun bersama berbagai lembaga sosial, perusahaan, dan BUMN,” ujarnya.

Ditegaskan Gus Pu, selama tiga tahun Gernas Tastaka fokus mendidik guru SD. Guru SD akan mendidik anak-anak SD. Sasaran utama pendidikan numerasi adalah pada pendidikan dasar, yaitu SD dan Madrasah Ibtidaiyah. Merekalah generasi yang akan menjadi pemimpin nasional 25 tahun ke depan.

Dalam kesempatan ini, hadir Ketua Dewan Kehormatan NU Circle yang juga Wakil Ketua MPR Arsul Sani. Dalam sambutannya, Arsul Sani menegaskan bahwa NU Circle melakukan upaya-upaya solutif untuk mengatasi persoalan kebangsaan.

“NU Circle melakukan berbagai terobosan dalam mengatasi berbagai persoalan kebangsaan. Salah satunya di bidang pendidikan. Dengan mengusung Gernas Tastaka, NU Circle sudah terlibat selama tiga tahun mendidik guru-guru Indonesia, secara mandiri dan bersama-sama berbagai lembaga. Upaya ini patut diapresiasi. Kita harus mengambil tanggung jawab atas permasalahan di NKRI yang kita cintai ini,” ujar Arsul Sani.

Arsul Sani mengapresiasi dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek yang telah ikut bersama NU Circle membangun Generasi Emas Indonesia 2045. “Kami mengapresiasi Kemendikbud Ristek yang ikut terlibat dalam Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika,” katanya.

Dalam acara ini, hadir Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten  Gunung Mas Esra, Master Trainer Dhita Puti Sarasvati dan Trainer Nasional Gernas Tastaka Arsyiyatul Alawiyah. rls

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry