NOVEL PULANG: Penyidik senior KPK Novel Baswedan didampingi istri, Rina Emilda, dalam mobil menuju Gedung KPK Jakarta, setelah tiba dari Singapura di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (22/2). (antara)

JAKARTA | duta.co – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan pulang ke Indonesia. Mata kiri Novel belum sepenuhnya pulih. Dia masih harus menjalani pengobatan lagi bulan Maret 2018. Namun Novel tak ingin menyerah. Dia menegaskan tetap akan memberantas korupsi walau hanya dengan satu mata.
“Bagi saya yang terjadi kepada diri saya, saya tidak ingin menjadikannya sebagai kelemahan. Tapi semangat buat diri saya,” tegas Novel di KPK, Kamis (22/2). Novel tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, menggunakan pesawat GA 825 melalui jalur loading dock pukul 11.20 WIB. Novel disambut oleh keluarga termasuk istri dan anak serta perwakilan KPK.

DISMBUT KELUARGA: Novel Baswedan disambut anak-anaknya di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Kamis (22/2). (antara)

Novel berharap apa yang dilakukannya akan menularkan semangat pada rekan-rekannya di KPK. Dia menyebut KPK harus semakin berani memerangi korupsi. “Saya tak ingin menurunkan produktivitas, jika ini terjadi itu berarti kemenangan pada pelaku penyerangan,” ujar dia.
Novel pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi dan Wapres JK atas bantuan untuk biaya pengobatan di Singapura. Novel juga berterima kasih atas seluruh dukungan dari masyarakat Indonesia. “Harapan saya dalam waktu tidak lama, pengobatan mata saya selesai. Saya bisa melanjutkan tugas,” ujar Novel.
Setiba di Bandar Soetta, Novel muncul di halaman depan lobi gedung KPK pukul 13.11 WIB. Dia turun dari mobil berwarna hitam didampingi Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif. Turun mobil, Novel didampingi Syarif berjalan melewati barisan pegawai KPK dan masyarakat aktivis antikorupsi dan elemen masyarakat lainnya.
Novel mengenakan jas hitam, baju dalam putih, dan celana panjang biru. Novel sempat melambai dan melempar senyum kepada awak media, sebelum bersalaman dengan para pejabat KPK yang menunggunya di depan pintu lobi KPK.
Para aktivis yang terlihat datang antara lain Ketua Kontras Yati Andriyani, Ketua YLBHI Asfinawati, Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur, sejumlah anggota ICW seperti Tama S Langkun, Donal Fariz, Direktur Eksekutif LBH Jakarta Alghifari Aqsa, pegawai KPK dan lainnya. Mantan Ketua KPK Abraham Samad juga terlihat mendatangi KPK.
 
DISAMBUT DI KPK: Di Gedung KPK, Kamis (22/2), Novel Baswedan memberikan keterangan saat disambut Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif dan mantan Ketua KPK Abraham Samad serta para pegawai KPK dan aktivis antikorupsi. (ist)

Masih Pegang Jabatan Lama

Pimpinan KPK belum menentukan tugas Novel Baswedan. Penugasan baru diberikan setelah Novel betul-betul pulih. “Kita masih pikirkan seperti apa penugasan yang akan kita berikan (untuk Novel Baswedan),” kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang saat dikonfirmasi.
Saut berharap Novel bisa segera pulih total. Sehingga, penyidik senior KPK itu bisa kembali bertugas penuh bagi di lembaga antirasuah. “(Harapannya) Novel bisa pulih seperti semula dan ‎bergabung dengan tim (penyidik) di KPK,” ujar dia.
KPK memastikan belum ada perubahan pada jabatan Novel Baswedan. Penyidik senior KPK itu masih menjabat sebagai Kepala Satgas di Direktorat Kedeputian Bidang Penindakan KPK.
“Sampai saat ini belum ada perubahan sama sekali. Posisi Novel masih di Direktorat Penyidikan masih dalam posisi Kepala Satgas dalam Deputi Bidang Penindakan,” ujar juru bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Jakarta.
Menurut dia, KPK belum berencana memindah Novel. KPK, kata dia, masih ingin melihat perkembangan kesembuhan Novel. Ia berharap Novel bisa segera pulih dan kembali bertugas menjadi penyidik di Lembaga Antikorupsi.
“Setelah operasi tentu ada proses peralihan atau recovery, nanti dalam rentang waktu itu akan dicek lagi oleh dokter apakah sudah bisa bekerja atau belum. Kita mohon doanya agar proses ini bekerja secara baik,” ujarnya.
Novel telah kembali ke Jakarta setelah 317 hari dirawat di rumah sakit Singapura. Di sana, Novel telah menjalani operasi mata akibat disiram air keras oleh orang tak dikenal pada Selasa, 11 April 2017, seusai salat subuh di masjid dekat rumahnya. Kasus penyiraman ini telah diselidiki oleh kepolisian. Namun, hingga kini kepolisian belum berhasil mengungkap dan menangkap pelaku.
Kala itu, lepas subuh, Novel yang sedang berjalan kaki sendirian dari masjid di kompleks rumahnya, menjadi target penyerangan. Dua orang yang berboncengan sepeda motor menyiramkan air keras ke wajahnya. Cairan asam pekat tersebut mengenai bagian mata.
Sakitnya bukan kepalang. Menurut Novel, rasanya seperti bola mata dicabut paksa dari akarnya. Operasi demi operasi dijalani hingga ke Singapura. Namun, baru mata kanannya yang pulih.
Apa yang dialami Novel Baswedan membuka mata banyak orang, tentang risiko yang dihadapi para penyelidik KPK.  Itu mengapa komisi antikorupsi berharap, penyerang Novel Baswedan segera terungkap dan ditangkap. Agar kejadian serupa tak kembali terjadi.
 

Jadi Utang Kapolri

Kuasa Hukum penyidik KPK Novel Baswedan, Saor Siagian mengatakan, kasus penyerangan air keras kepada kliennya menjadi utang Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Sebab, sudah lebih 10 bulan 11 hari polisi belum berhasil mengungkap pelaku penyerangan.
“Saya minta kepada saudara Tito Karnavian ini utang saudara, utang kita bersama,” ujar Saor di Gedung KPK Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (22/2).
Dia menilai hingga saat ini polisi belum menunjukkan perkembangan yang berarti terkait penyidikan kasus penyerangan Novel Baswedan. Menurut dia, Tito Karnavian memiliki tanggung jawab untuk mengungkap kasus tersebut.
“Sampai sepuluh bulan ini, saya kira belum ada progresnya. Kita minta betul kepada saudara Kapolri, ini adalah tanggung jawab kepada kepolisian,” jelas Saor.
“Saya kira ini harus segera dituntaskan. Itulah harapan kami dari aktivisi koalisi masyarakat antikorupsi sekaligus pengacara Novel,” imbuh dia.
Polisi memang berencana mengagendakan pemeriksaan lanjutan terkait kasus penyerangan yang dialaminya. “Nanti kita agendakan dan nanti kita tanyakan dulu (ke penyidik),” tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jaksel, Kamis (22/2).
Menurut dia, kembalinya Novel Baswedan ke Jakarta akan mempermudah pertukaran informasi dengan penyidik. Dengan kondisi sekarang, diharapkan pengusutan perkara itu dapat selangkah lebih maju.
“Nanti kita akan memanggil yang bersangkutan, untuk meminta keterangan yang belum sempat dijawab waktu kita ke Singapura. Atau ada informasi lain mungkin yang akan disampaikan ke penyidik,” jelasnya.
Tim gabungan antara penyidik Polda Metro Jaya dengan KPK pun sebenarnya sudah dibentuk. Para ahli yang ditunjuk juga masih terus bekerja sesuai porsinya demi mengungkap kasus penyerangan Novel Baswedan
 

Momentum Bentuk TGPF

Terpisah, Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Usman Hamid berharap momen pulangnya Novel kembali membuka dorongan terhadap aparat penegak hukum dan Presiden Joko Widodo agar menyelesaikan kasus teror yang telah 10 bulan 11 hari berlalu tersebut.
“Hari ini berharap masyarakat menyuarakan lagi, agar pemerintah khususnya Presiden Jokowi ada perhatian dalam memastikan kemajuan kasus Novel,” ujar Usman di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (22/2).
Usman menghargai jawaban Jokowi yang mengisyaratkan membuka peluang jalur lain untuk penyelesaian kasus. Jokowi sebelumnya mengatakan akan mengambil langkah lain apabila polisi ‘menyerah’. Namun, Usman menuturkan Jokowi harus memberikan kepastian waktu untuk mempertimbangkan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Dia melihat tim pencari fakta ini bukan sebagai langkah cadangan, namun untuk membantu penyidikan.
“Kita harap ada kepastian waktu dari presiden atau batas waktu realistis, agar langkah lain bisa dipertimbangkan, misalnya tim pencari fakta. Bukan ambil alih tugas kerja kepolisian, tapi mengefektifkan kerja penyidikan di kepolisian,” kata dia.
Usman melihat penyidikan kasus Novel ini hanya jalan di tempat. Bolak-balik kepolisian merilis sketsa pelaku tak berarti memperlihatkan keseriusan dari kepolisian. Dia menilai justru ini saatnya kepolisian memperlihatkan kepada publik kemampuan dan kewenangannya dalam menyelesaikan penyerangan ini.
Polisi mengklaim telah memeriksa lebih dari 80 saksi dalam kasus penyerangan Novel. Sketsa terduga pun telah disebar. Hotline juga sudah terbentuk untuk memudahkan masyarakat melapor ketika bertemu atau tahu tentang sosok di sketsa tersebut.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal membantah keras jika polisi disebut tidak berusaha maksimal dalam mengungkap kasus penyerangan Novel Baswedan. Iqbal menambahkan, penyidik Polda Metro Jaya dibantu Bareskrim Polri terus bekerja mengungkap kasus penyerangan Novel. Hanya saja, memang belum ada titik terang yang didapat. “Bukan masih lagi, kami sangat serius menangani kasus ini. Kita sangat bekerja saat ini. Terus bekerja,” kata Iqbal di Jakarta, Rabu (21/2). hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry