
JOMBANG | duta.co – hampir setiap tahun, beberapa kecamatan dikepung air saat curah hujan tinggi. Hal tersebut karena aliran air tidak maksimal yang mengalir ke beberapa sungai dengan skala besar. Karena tidak adanya normalisasi, sehingga tidak mampu menampung air hujan.
Seperti yang terjadi pada tahun tahun sebelumnya, di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang, saat hujan turun, pasti beberapa Desa kebanjiran, khususnya Desa Kademangan, Kauman dan Mancilan. Namun, pada tahun 2024 ini bukan Kec. Mojoagung yang kena Banjir, namun ada dua Kecamatan; Kesamben dan Peterongan.
Berdasarkan data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Jombang, pada tahun 2022 sampai dengan 2023, sungai kali guting dan daerah Mojoagung dan jembatan tekong Sumobito sudah dilakukan normalisasi, sehingga saat ini sudah tidak langganan banjir saat hujan.
Berdasarkan pantauan duta.co di lokasi, saat ini, saat curah hujan tinggi, ada enam kecamatan tergenang air, yakni Kec. Jombang, Diwek, Peterongan, Jogorogo, Sumobito dan Kesamben. Dari lima kecamatan tersebut Peterongan dan Kesamben yang paling parah. Karena sungai Avour watudakon, Ngotok Ring Kanal tidak mampu menampung aliran air hujan dan pada akhirnya meluap ke perkampungan warga.
“Alhamdulillah untuk Mojoagung sekarang tidak seperti tahun sebelumnya insyaallah aman, karena sudah ada normalisasi sungai guting,” kata Heri Setyobudi, Kepala Seksi Kedaruratan dan logistik BPBD Jombang.
Lebih lanjut, Heri menuturkan, BPBD hampir setiap hari memantau iklim dengan instansi terkait di Pemkab Jombang, juga sudah menurunkan tim di lapangan yang siaga 24 jam.
“Kami selalu siap baik SDM dan sarana serta prasarana, melakukan pemantauan serta perawatan jika terjadi bencana kami sudah langsung bergerak seperti yang terjadi di Kesamben dan Peterongan,” jelasnya.
Awal tahun kemarin, ia mengatakan sudah ada koordinasi tentang hetrominilogi kenaikan debit air secara alam. BPBD dan instansi terkait sudah melakukan koordinasi secara intens untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan dan sangat merugikan warga.
“Sebenarnya sudah kita perkirakan dan sudah kita antisipasi namun kondisi seperti ini di luar dari kewenangan kita,” bebernya.
Perlu di ketahui sebelumnya, saat curah hujan turun tinggi yang menjadi langganan banjir yakni Kecamatan Mojoagung. Namun setelah dilakukan normalisasi sungai guting untuk tahun ini, air mengalir dengan lancar. Dan pada dua tahun terakhir berubah Kecamatan Kesamben yang berdampak karena sungai Avour watudakon, Ngotok Ring Kanal belum adanya normalisasi. (din)