Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih (tengah) saat memberikan keterangan pada media terkait jalur SBMPTN dan mandiri di Unair, Senin (17/6). DUTA.endang

SURABAYA | duta.co – Nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) menjadi syarat untuk bisa mendaftar jalur mandiri di Universitas Airlangga (Unair). Namun nilai ini tidak menjamin peserta diterima.

Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih mengatakan peserta yang nilai UTBK-nya belum memenuhi atau merasa pesimis bisa diterima jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), berkesempatan menjadi mahasiswa Unair jalur mandiri.

“Tapi tetap harus ikut tes tulis seleksi masuk jalur mandiri,” ujar Nasih kepada media, Senin (17/6).

Untuk pendaftaran jalur mandiri, Unair sendiri sudah membukanya. Ada 1.600 kuota mahasiswa baru untuk program Sarjana Strata Satu (S1). “Kesempatannya lebih terbuka lebar. Apalagi mereka yang memiliki komitmen untuk menjalani program double degree atau mengikuti pertukaran pelajar di luar negeri,” ungkap Nasih.

Unair memang berkomitmen untuk memprioritaskan mahasiswa baru yang berkomitmen mengikuti kelas-kelas internasional tentunya dengan biaya mahasiswa sendiri. Ini dilakukan di jalur mandiri untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Unair.

“Perlu diingat, di Unair untuk jalur mandiri dan jalur lain yang membedakan hanya uang kuliah per semesternya. Paling mahal itu Rp 25 juta untuk FK. Lainnya tidak ada yang mahal,” tandasnya.

Diakui Nasih, jalur mandiri menjadi solusi bagi peserta yang memang ingin menjadi mahasiswa baru di Unair khususnya yang nilai UTBK-nya belum memenuhi syarat masuk SBMPTN.

Karena saat ini hasil UTBK peserta dengan nilai di atas 600 jumlahnya 100 ribuan lebih. Sementara yang nilainya antara 500 hingga 600 jumlahnya mencapai 200 ribu peserta.

Sehingga peserta bisa diterima di jalur SBMPTN itu kata Prof Nasih  adalah mereka yang nilai UTBK-nya minimal 575.  Karena SBMPTN hanya menerima 100 ribu mahasiswa secara nasional. “Jadi yang diterima  yang nilainya memang bagus,” tandasnya.

Memang untuk tahun ini, mahasiswa akan lebih merata penyebarannya. Kalau sebelumnya, kata prof Nasih, mahasiswa bisa menumpuk mendaftar di salah satu program studi (prodi) di kampus unggulan, kini, peserta lebih berhati-hati dengan melihat nilai UTBK-nya.

“Kalau dulu, yang mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia misalnya bisa 4 ribuan. Tapi yang diterima hanya ratusan. Akhirnya yang tidak diterima ke jalur mandiri. Tapi sekarang kalau nilainya 600 mungkin tidak mendaftar ke FK UI, tapi ya mencoba ke FK Unair atau Udayana,” jelas Prof Nasih.

Prof Nasih memastikan proses SBMPTN di Unair dipastikan bersifat fair. Dalam prosesnya, Unair tidak melibatkan banyak pihak.

Hanya melibatkan orang-orang tertentu yang memang sudah ditunjuk pihak Unair. “Sampai saat ini yang sudah mendaftar SBMPTN sebanyak 8 ribuan,” tuturnya.

Jumlah pendaftar itu bisa saja bertambah. Karena masih banyak peserta yang menunggu hingga detik-detik terakhir. Tapi jumlah 8 ribu pendaftar itu sudah lima kali lipat dari daya tampung Unair untuk jalur SBMPTN ini yakni 2.200 mahasiswa baru.

Di jalur ini, Unair memang mengutamakan para peserta dari bidikmisi. Ada 650 peserta bidikmisi yang masih tersisa dan diperuntukkan bagi peserta jalur SBMPTN. Sementara kuota bidik misi Unair tahun ini sebanyak 1.050 mahasiswa baru.

“Kalau misalnya nilai peserta bidik misi 699 dan nilai peserta umum 700, kami mengutamakan yang bidik misi. Ini karena kami ingin mereka bisa menikmati pendidikan yang layak hingga perguruan tinggi,” tukas Prof Nasih.

Untuk tahun ini, Unair menerima 5.525 mahasiswa. Sebanyak 1.725 darijalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), 2.200 jalur SBMPTN dan 1.600 dari jalur mandiri. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry