
Dr. Eppy Setiyowati, SPd., Kep., Ns., M.Kes – Dosen Magister Terapan Keperawatan, FKK
TB bisa disebut dengan Tuberkulosis yang diakibatkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan biasanya lebih sering menyerang paru-paru. Penyakit ini terdiri dari 2 tipe yaitu Akut (<6 bulan) dan Kronis (>6 bulan).
TB Paru bisa dicegah dengan beberapa cara salah satunya yaitu mencuci tangan 6 langkah, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta selalu menutup mulut dan hidung supaya tidak menularkan ke orang lain atau bisa juga dengan memakai masker jika sudah terdiagnosis TB Paru.
Selain itu, Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam penularan TB paru, terutama lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat (Suharyo et al., 2017) maka dari itu kita senantiasa untuk menjaga rumah supaya tetap ada pergantian keluar masuk nya udara karena jika di dalam rumah keadaannya lembab maka bakteri dan sejenisnya akan mengalami pertumbuhan secara cepat.
Penderita TB Paru memang disarankan untuk tetap dirumah saja karena untuk mencegah adanya penularan penyakit ini kepada orang lain dan mempercepat proses pemulihan. Didalam situasi seperti inilah sebagian para penderita TB Paru biasanya memfokuskan diri untuk beribadah dan meminta petunjuk serta meyakinkan diri bahwasanya diri ini bisa sembuh dari penyakit ini.
Semakin tinggi nilai spiritualnya maka keyakinan akan sembuh terhadap penyakitnya inipun juga mengikuti semakin tinggi pula karena tanpa nilai-nilai spiritual maka setiap individu akan merasa acuh bahkan menyepelekan dan bisa saja hanya menunggu kematian menjemput tanpa adanya suatu usaha.
Untuk itu nilai spiritual sangatlah berpengaruh pada kesembuhan penderita TB Paru.
Adapun contoh dari nilai spiritual yaitu terdiri dari:
1. memfokuskan diri dengan ibadah dan berdoa.
2. Mencoba untuk ikhlas dan tabah dalam menjalani pengobatan dan menganggap bahwa ini adalah ujian hidup dari pencipta serta selalu berprasangka baik bahwa suatu hari nanti pasti sembuh.
3. Tidak lupa untuk memiliki jejak dan menjaga hubungan yang baik sesama manusia sehingga penderita tidak merasa dikucilkan serta selalu mengisi dengan kegiatan-kegiatan positif supaya tidak stress. Hal ini juga bisa dijadikan suatu pengalihan (distraksi) supaya tidak terlalu monoton dan ingat pada penyakit tersebut.
Selain itu, nilai spiritual juga terdapat aspek secara batiniah yang artinya berdasarkan dari batin individu itu sendiri. Adapun contoh sederhananya yaitu mengajak seseorang dan saling mengingatkan dalam hal kebaikan seperti berobat yang rutin karena menjalani pengobatan TB Paru juga tidak lah mudah sehingga bisa membuat penderita bosan dan putus asa serta bisa menjadi support sistem bagi penderita TB Paru dalam mencapai tujuan hidup. Dalam hal ini lah nilai-nilai spiritual bisa dijadikan sebagai acuan pada kesembuhan penderita TB Paru. *








































