
“Hal yang menonjol dalam sikap sabar adalah konsisten terhadap perjuangan dan tidak mudah menyerah meskipun berbagai halangan dan rintangan menerpanya. Istilah lain: Anjing menggogong kafilah tetap berlalu.“
Oleh Mukhlas Syarkun*
KESEDIAAN diri berjuang untuk mewujudkan kehidupan yang lebih adil dan sejahtera adalah tumbuh dari jiwa yang syukur atas karuniaNya.
Hal itu karena rasa syukur dapat meingkatkan kualitas spirual. Itu sebabnya Nabi Daud berpuasa sehari untuk melatih kesabaran. Tidak berpuasa sehari untuk melahirkan kesyukuran. Itu hakekat laku tirakat mereka yang mendapat anugerah tahta sekaligus memiliki martabat sebagai pemimpin yang adil dan mengayomi.
Kesabaran menjadi hal yang menentukan, karena sejalan dengan hukum alam yang memeng dibuat dengan tidak tergesa-gesa. Bahkan Tuhan berfirman menciptakan alam jagad raya ini tujuh hari, padahal sehari atau sedetik saja, bisa.
Begitulah kodrat alam semesta dan sebaiknya kita juga mengikuti ritme alam semesta ini. Sebagaimana petani yang paham, bahwa, hari ini tanam biji bukan berarti besok memetik buahnya. Apa pun benih yang kita taburkan kita jangan berharap memetik hasilnya esok harinya.
Berkaitan dalam masalah sabar banyak pihak yang berkomentar bahwa apa yang dicapai oleh seseorang menduduki tempat tertinggi adalah berkat kesabaran dan rasa syukurnya.
Betapa tidak untuk mencapai apa yang diinginkan menempati posisi yang strategis ia harus rela bersabar sekian tahun berjuang berdarah-darah harta lepas begitu saja dan tidak membuat ia putus asa, tetapi tetap tegar dan sabar menjalaninya.
Kesabaran adalah sifat yang jarang dimiliki oleh seseorang dan ini merupakan instrumen penting yang akan membawa keberhasilan. Karenanya itu ia harus terkuasai. Bersyukurlah bagi mereka yang bersedia mengikuti jalan yang sering menghadapi hambatan, karena Ia merupakan pelajaran baik dalam melatih kesabaran dan memperlambat irama hidup yang sudah serba cepat ini.
Jangan tegang dan tergesa-gesa Romawi tidak dibangun dalam satu hari, sebab bukanlah tergesa-gesa yang membuat kita memenangi pertempuran hidup, melainkan keteguhan hati untuk maju perlahan-lahan tetapi pasti. Itulah kejayaan sejati yang penuh arti.
Demikian jika kita mau mendalami perjalanan orang hebat dengan kepribadian yang hebat, sesungguhnya telah melalui proses yang cukup ekstrim digodok dalam kawah condrodimuko yang membuat keinginan dan keteguhan hatinya bagaikan baja, sehingga menjadi pribadi yang dapat bersabar dalam renta waktu yang panjang menunggu apa yang jadi targetnya tercapai.
Sebagaimana diceritakan orang-orang hebat, bahwa dirinya sudah merasakan menempati tempat paling tinggi terhormat (dalam segala hal), tetapi di sisi lain juga merasakan perlakuan yang paling buruk bahkan lebih buruk dari perlakuan terhadap hewan.
Hal ini yang mengkonfirmasi, bahwa keadaan yang dijalani mereka yang sukses hingga membuatnya bersabar. Gabungan kedua hal inilah yang membuat seseorang mempunyai kekuatan jasmani dan ruhani.
Dengan syukur, Tuhan akan menambah energi, dan dengan sabar Tuhan akan menyertai semua yang ia lakukan, hingga mengantarkan pada destinasi yang menggembirakan (wabasyiri shobirin).
Hal yang menonjol dalam sikap bersabar adalah tetap konsisten terhadap apa yang diyakininya untuk diperjuangkan dan tidak menyerah meskipun berbagai halangan dan rintangan menerpanya.Anjing menggogong kafilah tetap berlalu.
Kebanyakan orang akan mundur teratur jika sekali saja terkena badai kegagalan, namun tidaklah demikian pada seseorang yang hebat yaitu dengan sifat sabarnya akan terus melangkah menuju satu destinasi, yaitu menggapai kedudukan strategis untuk memudahkan memberikan manfaat bagi kemanusiaan, khairun nas anfa’uhum linnas, inilah prestasi sejati yang harus diraih. Memang mudah dipahami tapi susah dalam realita kehidupan. Meski demikian tetap harus kita raih sebagai bekal akhirat nanti. (*)
*KH Mukhlas Syarkun adalah Ketua Umum Jamaah Dzikir Nurul Wathan Al-Hambalangi.