Tampak Prof Dr HM Mas'ud Said, MM (nomor 4 dari kanan) dalam sebuah acara. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Jika tidak ada aral melintang (insya-Allah) Sabtu 21 Juli 2018, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur menggelar Konferensi Wilayah Luar Biasa (Konferwilub) di Ruang Serba Guna Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya, Jl Jemursari 51-57 Surabaya.

Diakui, bahwa, Banom NU yang ‘teranyar’ ini, memiliki posisi stretegis, sebagai wadah ilmuwan muslim yang berpaham Islam ahlussunnah wal Jama’ah an-nahdliyyah. Tugas ISNU bukan saja membuka jaringan, membumikan visi-misi NU, tetapi juga menjadi kekuatan al ahdzu biljadidil ashlah atau menemukan hal baru yang lebih baik.

“Di sini dibutuhkan sosok yang mumpuni, baik soal waktu maupun pemikiran. ISNU butuh penajaman dan realitas program, intensitas komunikasi dengan cabang-cabang, sehingga organisasi ini benar-benar ‘hidup’. Prof Mas’ud Said menjadi ‘incaran’ cabang-cabang, dia dinilai paling cocok mengemban tugas sebagai Ketua ISNU Jatim,” demikian sumber duta.co di Cabang ISNU Blitar, Rabu (18/7/2018).

Hebatnya lagi, jelas sumber tersebut, geliat pengurus cabang ISNU semakin kuat. Diam-diam sinergitas antarpengurus cabang terbangun apik. Kamis (19/7/2018) cabang ISNU eks Karesidenan Kediri dan Madiun misalnya, akan berkumpul.

“Lembaga ini harus mampu menjadi motor penggerak kesejahteraan umat, mampu bersinergi dengan pemerintah daerah (Pemprov Jatim) untuk mempercepat pengentasan kemiskinan, termasuk problem lapangan kerja. Di sini sosok Profesor Mas’ud sangat dibutuhkan,” tambahnya.

Hal yang sama disuarakan pengurus cabang ISNU Lamongan. Menurutnya daerah Pantura dan Madura sudah membuat kebulatan tekad mendorong Prof Mas’ud agar mau menerima amanah ini. “Jangan sebut nama, karena tradisi ISNU itu tidak menonjolkan nama, kami bekerja dengan ‘senyap’, gol-nya bagaimana umat, khususnya nahdliyin, bisa merasakan manfaatnya,” tegasnya.

Harus Lebih Cepat

Sudah menjadi tradisi ISNU, bahwa, pemilihan ketua biasanya berlangsung aklamasi. Sekretaris ISNU Jatim, Muhammad Dawud kepada duta.co juga enggan bicara soal kandidat ketua. Menurutnya, semua itu urusan cabang, merekalah yang punya hak suara.

“Kalau mau tanya siapa kandidat terkuat, yang tahu cabang. Karena yang memiliki hak pilih itu cabang,” jawab Muhammad Dawud, Rabu (18/7/2018).

Begitu juga Prof Dr Mas’ud Said, Anggota Dewan Pakar PP ISNU yang namanya mulai ‘digenggam erat’ cabang-cabang ISNU, enggan menjawab. Mantan Ketua Umum PMII Cabang Malang 1990-1991, menggantikan Prof Dr Abdul Haris itu menyerahkan penuh kepada cabang.

“Itu domain cabang. Biarlah cabang yang menentukan siapa yang dianggap layak memimpin organisasi ini. Yang jelas, di ISNU ada ratusan guru besar, ribuan doktor yang siap bergerak membantu penyelesaian masalah umat. Hari ini gerakan ISNU harus lebih cepat,” tegasnya. (end)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry