
SURABAYA | duta.co – Tidak mudah menebak arah investasi pilihan Gen Z (8-13 tahun), dimana pandangan mereka sangat bergantung pada teknologi dan trend yang sedang berlangsung. Mereka mudah tergoda dengan kesuksesan teman sebaya menjadi trader saham, kripto, emas digital dan sejenisnya secara instan di media sosial.
Kemudahan teknologi sangat mendukung. Dimana akses aplikasi keuangan dan investasi sekarang jauh lebih mudah. Dari membeli saham, reksa dana, emas, sampai P2P lending bisa dilakukan via smartphone. Konten finansial makin sering lewat di timeline. Mulai dari TikTok, Instagram, hingga YouTube, banyak kreator yang membahas keuangan dengan cara ringan.
Seperti dilansir mediakeuangan.kemenkeu.go.id, Gen Z dan milenial memprioritaskan saham teknologi dan kripto, dengan panduan media sosial. Dan emas digital salah satu yang juga dilirik, tradisional tapi modern. Investasi emas sekarang bisa dimulai dari nominal receh. Investasi emas dan tabungan jadi top pilihan dengan porsi sama, masing-masing 31%. Produk investasi yang paling diminati 2025: perhiasan (67%) dan emas/logam mulia (66%).
Peluang bagi Pegadaian yang memiliki produk tabungan emas meningkatkan literasi kepada Gen Z sesuai program Pegadaian mengEMASkan Indonesia. Pegadaian perlu massifkan edukasi di berbagai platform #mengEMASkanindonesia sehingga lebih banyak Gen Z yang baca dan akhirnya tertarik. Meski masih kalah pamor dibanding kripto, tabungan emas dengan kelebihan yang dimiliki, bisa jadi pilihan tepat buat Gen Z.
Seperti yang dilakukan Rani Yasmin Mumtaza, Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) semester 5 ini lebih memilih investasi tabungan emas di Pegadaian sejak awal tahun 2025 ini tepatnya tanggal 2 Januari 2025 di Cabang Wiyung dengan no CIF 102933xxxx.
Sebelum buka tabungan emas di Pegadaian, Rania mengaku disuruh mencari informasi plus minus investasi emas di google ataupun informasi lain di banyak platform medsos. Setelah beberapa bulan Rania mengaku mantap dan berkesimpulan emas salah satu jenis investasi yang menguntungkan. Ditambah lagi sekarang banyak kemudahan untuk bisa investasi emas dengan banyak pilihan, baik swasta ataupun yang dikelola pemerintah seperti Pegadaian dan sejumlah bank syariah.
Alasan lain Rania tertarik dan ingin memiliki tabungan emas melihat pengalaman kedua orangtuanya yang gemar menjadikan emas sebagai pilihan investasi. Berupa emas fisik perhiasan, Logam Mulia Aneka Tambang (Antam) dan tabungan emas di Pegadaian dan Bank Syariah untuk rencana ibadah haji.
Dengan kemantapan hati dan pikiran, Rania mendatangi kantor Pegadaian terdekat dari rumah yakni di CP Wiyung, di perumahan Pratama Surabaya. Disambut keramahan pegawai Pegadaian, tidak perlu waktu lama selesai sudah buka tabungan emas dan diminta install aplikasi Pegadaian Digital Service (PDS) karena semua transaksi nantinya bisa dilakukan di aplikasi tersebut tanpa harus datang ke gerai.
Menurut Rania pembukaan tabungan emas di Pegadaian salah satu pembuka banyak jenis pilihan investasi yang bisa dilakukan sesuai saran orangtuanya seperti cicil emas, gadai emas dan yang terbaru deposito emas. Akhirnya setelah buka tabungan emas, langsung mengikuti program cicilan emas 10 gr, waktu itu masih dengan harga Rp 1,4 jutaan per gram.
“Pertimbangan orangtua kenapa langsung ikut program cicil emas buat keperluan nanti kalau mau lulus kuliah, modal usaha dan sejenisnya. Dengan setoran uang muka sekitar Rp 3 jutaan, beban bulanan kisaran Rp 500 ribu, dianggap ringan dan ditransfer sekalian buat budget bulanan,” jelas Rania.
Rania mengakui kaget mengetahui harga emas sekarang yang sudah diatas Rp 2 juta per gram, padahal awal tahun 2025 masih kisaran Rp 1,4 juta an. Dalam rentang hitungan bulan, sudah berapa keuntungan yang bisa didapat lewat cicilan emas yang dimiliki saat ini meski belum dipegangnya karena masih belum lunas sesuai kontrak 2 tahunan.
“Kalau tahu seperti ini kenapa tidak mengambil gramasi cicilan yang besar sekalian. Emas memang bisa jadi pilihan investasi yang menguntungkan, termasuk bagi para mahasiswa yang masih mengandalkan kiriman dana dari orangtuanya,” pikir Rania.
Bagi Rania waktu tidak bisa diulang kembali, yang bisa dilakukan sekarang yakni paling tidak meberikan pemahaman teman-teman kuliahnya untuk sedari awal memikirkan untuk investasi. Salah satunya yang bisa dan mungkin dilakukan mahasiswa yakni lewat Tabungan Emas di Pegadaian.
Pakai PDS, Serasa Dunia Dalam Genggaman

Setelah buka tabungan emas Pegadaian awal tahun 2025, untuk semua transaksi Rania tidak pernah ke gerai Pegadaian karena semua bisa dilakukan di aplikasi PDS. Bagi Rania, PDS semua bisa dilakukan seperti dunia dalam genggaman. Semua jenis transaksi bisa dilakukan mulai top up tabungan, bayar cicil emas, mencari tahu update harga emas harian dan yang terbaru yakni produk deposito emas.
Rania mengaku saat ini memiliki tiga jenis produk yakni tabungan emas, deposito emas dan cicilan emas 10 gr dengan tenor 24 bulan, masih setahun lebih dikit lunas. Masing-masing produk memiliki tujuan sesuai saran kedua orangtuanya. Untuk tabungan emas, kalau ada rejeki dari kegiatan sampingan yang dilakukan selain jadi mahasiswa ataupun kelebihan uang saku bulanan bisa langsung top up.
“Tidak hanya itu, untuk tabungan emas bisa jadi back up cadangan biaya kuliah kalau pas kebetulan pengeluaran orangtua lagi besar dengan cepat bisa digadaikan. Seperti semester gasal ini, untuk bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) gadaikan tabungan emas dengan gramasi tertentu dan secara reguler bulanan ditambah untuk membayar gadai tersebut,” jelas Rania.
Dengan pola tersebut jelas Rania tidak menggangu dalam hal kewajiban pembayaran UKT, juga untuk biaya pendidikan dua adiknya yang masih SMA dan SMP. Semua bisa dilakukan dengan menjadikannya tabungan emas untuk digadaikan.
“Untuk deposito emas kata orangtua untuk minimalisir biaya titip emas bahkan menjadikannya lebih bernilai. Karena dengan mendepositokan saldo emasnya dalam durasi tertentu mendapatkan imbalan yang cukup, apalagi imbalannya tidak dalam bentuk uang melainkan langsung konversi dalam bentuk emas,” jelas Rania.
Ditanya berapa gramasi deposito emasnya, Rania mengatakan tidak terlalu besar sebatas minimal syarat bisa deposito emas yakni 5 gr. Demikianhalnya tabungan emas yang saat ini dimiliki belum terlalu besar dan menjadi tantangan baginya untuk terus menambah lebih besar lagi gramasinya untuk terus rajin top up.
“Kalau ditotal sekarang saldo aktif dan blokir belum sampai 50 gr. Bagi ukuran mahasiswa, jumlah gramasi bulan masalah karena memang mayoritas masih dari kontribusi dana dari orangtua. Paling tidak saya sudah mengetahui ternyata mahasiswa bisa investasi emas salah satunya,” tegasnya.
Setelah memiliki tabungan emas Pegadaian bagi Rania membuka mindset yang lebih jelas dan terarah. Kalau ada kelebihan dana, baik kiriman orangtua ataupun kegiatan sampingan tidak langsung dihabiskan buat belanja, nongkrong, melainkan bagaimana menambah tabungan emas dimilikinya.
“Apalagi semuanya bisa dilakukan lewat apliaksi PDS. Mau top up, bayar cicilan, bayar gadai, gadaikan saldo emas, buka update harga dan lain-lain bisa dilakukan. Aksesnya juga cepat, tampilan simple namun komplit sesuai kebutuhan.”
Ditanya rencana ke depan dengan tabungan emasnya, Rania mengaku terpacu untuk terus menambah saldo tabungan emasnya bahkan setelah lulus kuliah dan bekerja nanti. Kalau cicilan emas yang 10 gr sudah lunas, paling tidak bisa jadi modal untuk rencana ke depan sembari akan mencicil emas lagi dengan gramasi tertentu.
“Lihat nanti, pastinya tetap akan cicil emas di Pegadaian. Kalau bisa besar sekalian, sehingga bisa mendapatkan keuntungan besar. Dengan cicilan yang tidak besar, tidak kerasa bisa dapatkan emas. Kalau beli langsung pasti berat untuk ukuran mahasiswa. Cara seperti inilah yang paling pas buat mahasiswa. Banyak teman-temannya yang tanya soal tabungan emas, banyak yang tertarik, banyak yang belum paham karena semuanya masih bergentung pada literasi orangtuanya tentang produk Pegadaian ini.”
Salah satu solusi menurut Rania perlunya Pegadaian melakukan roadshow ke sejumlah kampus, termasuk UM tentang produk yang dimiliki dan sangat mungkin dilakukan mahasiswa. Selain itu juga perlunya gencarnya edukasi literasi keuangan via medsos yang memang menjadi jujukan kebanyakan Gen Z termasuk dirinya.
Literasi Keuangan Gen Z Masih Rendah
Ragil Noviyanti, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) mengatakan banyak riset menunjukkan literasi keuangan GEN Z dan milenial Masih rendah. Mereka lebih konsumtif terutama untuk experience social sperti travelling, nongkrong, dll. Penyebabnya karena kurangnya edukasi keuangan sejak dini, lebih bnyak mereka ke FOMO dari medsos.
“Nah, solusinya edukasi keuangan melalui medsos yang memang basic digital dan perlunya influencer yang memang dia paham tentang finasial. Ini peluang sekaligus tantangan bagaimana Pegadaian bisa lebih dekat dengan generasi Z dan millenilas dengan berbagai kegiatan dan posting yang bisa dilakukan.”
Ragil menambahkan fakta masyarakat lebih familiar dengan emas fisik karena sifat jelas dan nyata lalu dianggap aman. Karena secara psikologi emas bisa dipakai sebagai perhiasan, sedangkan budayanya emas sebagai simbol status sosial.
“Kurangnya percaya sistem digital finasial formal lalu pengetahuan minim tentang cara kerja emas digital seperti yang ditawarkan Pegadaian, salah satunya.”
Namun demikian Ragil menegaskan kelebihannya emas digital aman dari risiko pencurian dibanding emas fisik. Juga flexible bisa dicairlan kapan aja lewat aplikasi yang sudah disiapkan. Biaya penyimpanan lebih murah.
“Kekurangannya emas digital tidak bisa dipakai seperti emas fisik dan masih adanya keraguan terhadap platform emas digital.”
Untuk menjawab keraguan tentang aplikasi PDS, Pemimpin Wilayah Pegadaian Surabaya Beni Martina Maulan mengatakan Pegadaian terus berbenah memenuhi kebutuhan nasabah, salah satunya lewat PDS.
“Saat ini layanan tetap dua jenis pakai PDS dan konvensional ke kantor kususnya yang ada di daerah dan tidak familiar dengan penggunaan smartphone. Guna maksimalisasi aplikasi PDS Pegadaian terus di upgrade dan dalam waktu dekat akan diluncurkan model terbaru yang lebih baik. Saat ini terus dilakukan percobaan dari sisi security, demi kenyamanan dan kemudahan. Juga dari tampilan, kecepatan PDS sehingga pemakai tidak lagi kesulitan bahkan dimudahkan. Pegadaian punya basik pengalaman 2013 – 2020 awal sudah mulai tertata dari sisi platform digital. “ imam ghozali