Gus A'am Wahib dan Undangan Kiai Asep yang menyebar ke umat. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – H Agus Sholachul A’am Wahib Wahab, Ketua Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin (BKSN) mengaku heran dengan model politik tebar fitnah. Lebih heran lagi, kalau tebar fitnah itu dilakukan oleh orang-orang yang dianggap paham agama.

“Dikira tidak ada pengadilan agama kelak. Semua harus dipertanggungjawabkan, termasuk fitnah politik. Itulah sebabnya, para masyayikh NU sejak tahun 1984 sudah memutuskan, NU harus netral. Jangan bawa-bawa NU ke wilayah prolitik praktis, karena paradigma politik itu menghalalkan segala cara,” jelas Gus A’am panggilan akrabnya kepada duta.co Rabu (5/12/2018).

Ditanya mengapa BKSN mendukung Prabowo-Sandi, Gus A’am menegaskan, pertama, republik ini harus dipimpin sosok yang tegas, kuat. Bukan petugas partai. “Anda bisa bayangkan, bagaimana nasib ratusan juta rakyat Indonesia, jika presidennya menentukan wakil saja tidak berani. Akibatnya tatanan ekonomi amburadul seperti sekarang ini,” jelasnya.

Kedua, tambahnya, sebagai nahdliyin, tidak boleh diam menyaksikan NU ditarik-tarik ke politik praktis. NU jangan dipakai alat untuk melanggengkan kekuasaan, NU jangan dipakai untuk mengamankan petugas partai. BKSN berangkat atas nama pribadi.

“Kondisi sekarang berbahaya. Makanya BKSN mendukung Prabowo-Sandi, ini karena ingin menegakkan khitthah. Kalau kekuasaan yang sedang mengkooptasi NU, ini dibiarkan, jangan harap NU bisa netral, jangan harap bisa konsentrasi mengurus warganya,” jelas putra Menteri Agama RI ke-8 KH Wahib Wahab ini.

Jangan Bawa-bawa NU

Ditanya, kemungkinan menang? “Itu kita serahkan kepada Allah swt. Insya-Allah mayoritas pemilih ingin ganti presiden. Fakta kemenangan sudah di depan mata. Sekarang musuhnya tinggal dua, ‘hantu’ dan fitnah. Hantu itu pemilih fiktif. Fitnah alias kabar hoax, ini yang masih terus dikembangkan, meski nyatanya rakyat sudah muak dengan cara-cara itu,” urainya.

Ditanya soal Prabowo PKS, terkait kabar pertemuan yang digagas Dr KH Asep Saifuddin Chalim, Selasa (4/12/2018) di PP Amantul Ummah Siwalankerto 56, Surabaya. Dimana dalam pertemuan itu, disebutkan bahwa, kalau Prabowo menang, maka akan dikuasai PKS, menteri agamanya juga dari PKS (Salim Segaf Al Jufri), Gus A’am berani garansi, itu fitnah.

“Model begini ini sudah tidak laku di umat. Apalagi Pak Prabowo sendiri sudah membuat komitmen tertulis dengan KH Kholil As’ad Syamsul Arifin (Situbondo) pengasuh PP Walisongo , bagaimana menata bangsa ini ke depan, termasuk posisi Menteri Agama. Jadi, sebaiknya, jangan ikut-ikutan menyebar hoax, kasihan umat,” tambahnya.

Masih dari pertemuan Kiai Asep, undangan yang beredar terasa unik. Mengundang PCNU, MWCNU, Ranting NU, tetapi atas nama pribadi. NB-nya setiap MWC/Kecamatan 4 orang dan setiap Ranting/Kelurahan 2 orang. “Itulah! Jadi, kalau sudah politik praktis, jangan bawa-bawa NU. Apalagi kalau isinya ngrasani orang. Ironisnya mereka ini tidak pernah percaya diri,” ujarnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry