
Museum ini digagas oleh beberapa orang pensiunan yang tergabung dalam Perhimpunan Pensiunan Jasa Marga (PPJM) Jawa Timur.
Ketua penggagas, Suyitno mengatakan museum ini baru pertama kali ada di Indonesia. Museum ini dibuat sebagai sebagai sebuah etalase perkembangan zaman dari awal adanya jalan bebas hambatan atau tol.
“Sebuah suatu bukti peradaban agar bisa menjadi tempat pembelajaran bagi generasi penerus bangsa. Bahwa jalan tol bukan hanya jalan untuk memperlancar transportasi dan distribusi tapi juga ada hal lain di belakangnya yang bisa dipelajari,” jelas Suyitno, Kamis (21/8/2025).
Museum ini pun mendapat dukungan banyak pihak. Selain dari pihak Jasa Marga, juga mendapat dukungan dari akademisi.
Mantan Rektor ITS, Prof Priyo Suprobo mengatakan museum memang bukan sekadar kenang-kenangan tapi tempat pembelajaran bagi generasi berikutnya. “Membangun jalan tol itu melibatkan banyak ahli dari berbagai disiplin ilmu. Ada manajemen, teknologi, rekayasa sampai ke operasionalnya. Jadi layak untuk ada museum yang bisa dijadikan tempat untuk belajar,” tuturnya.
Di museum ini nantinya akan berisi berbagai hal yang terkait. Sementara ini baru ada beberapa dokumentasi baik berupa foto dan buku serta file dokumentasi lainnya.
Dokumentasi itu didapat dari beberapa proyek jalan tol di Jawa Timur. “Kami juga masih menunggu ada file-file lain yang kiranya bisa menambah koleksi museum ini. Sementara memang dokumentasi seperti ini. Karena untuk yang berupa fisik besar, tidak cukup tempatnya. Kami berencana untuk membuat miniaturnya,$ jelas Suyitno.
Setelah pembukaan nanti, museum ini terbuka bagi siapa saja yang ingin melihat dan menjadikannya sebagai sebuah tempat untuk belajar. ril/lis