SURABAYA | duta.co – Lagi, jagat nahdliyin disasar isu wahabi dan syiah. Ada warning ’NU rasa Wahabi’ dan ‘NU rasa Syiah’. Rabu (26/9/2018) pagi, potongan video pendek pidato Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj tentang tragedi Karbala, kembali ramai di media sosial.

Komentar datang beragam, ada yang mengaku paham, bahwa, ini kasus lama. Tetapi, ada juga yang mengaku belum pernah mendengar, sehingga terus bertanya, kapan dan di mana pidato Kiai Said itu berlangsung?  “Syiah sudah menyusup di jatung NU,” demikian komen yang lain.

Tak kalah ramai adalah warning  NU rasa Wahabi. Inilah yang kemudian dituding akan menggantikan Pancasila dengan sistem khilafah. Wahabi ini dilekatkan kepada HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Lalu diseret lebih jauh lagi, ke Pilpres. Prabowo Subianto pun menjelaskan, bahwa, itu propaganda picik dan berbahaya.

Terbaru, kalimat tauhid ikut dimainkan untuk politik. Lebih ironis lagi kalimat tauhid itu dikaitkan dengan tragedi  terbunuhnya suporter Persija Haringga Sirla usai laga di Stadion GBLA Bandung, Minggu (23/9). Belum tuntas polisi mengusutnya, kini sudah muncul permainan kalimat tauhid.

Aktivis politik, Ahmad Lubis dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (25/9) mengatakan, bahwa, aparat kepolisian tidak boleh takut menangkap Denny Siregar yang secara nyata menyebarkan video hoax terbunuhnya suporter Persija disertai kalimat Tauhid.

“Kalau yang menyebarkan hoax itu kelompok oposisi langsung ditangkap polisi,” ungkapnya.

Menurut Lubis, polisi harus menunaikan janjinya mengusut orang yang menyebarkan video hoax terbunuhnya suporter Persija. “Warganet sudah memberi tahu kepada polisi, salah satu orang yang menyebarkan itu Denny Siregar. Orang ini sangat berbahaya suka adu domba dan menyebarkan fitnah,” papar Lubis kepada suaranasional.

Perang opini ini sudah sangat berbahaya. Itulah sebabnya, 200 ulama se-Jabodetabek menggelar Halaqah dan Sarasehan di Pesantren Cendekia Amanah, Jalan Kalimulya, Depok, intinya penguatan ukhuwah islamiyah yang dianilai semakin merosot.

Konflik antarkelompok semakin meningkat, serta gejala fanatisme (ashabiyah) kekelompokan dan eksklusivisme di kalangan umat Islam menguat, maka ratusan ulama tersebut merumuskan Deklarasi Kalimulya Depok tentang persatuan umat Islam pada kesempatan itu.

Berikut lima poin Deklarasi Kalimulya yang ditandatangani Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah KH Cholil Nafis, Ketua Umum MUI Kota Depok KH A Dimyathi Bz, dan Sekretaris Umum Kota Depok KH Nurwahidin:

Diawali dengan menyebut Bismillahir Rahmanir Rahim, salam dan shalawat semoga tercurah pada Nabi Muhammad saw., keluarga, dan sahabat-sahabatnya. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara. Maka itu perbaikilah hubungan di antara saudara-saudara kalian dan bertakwalah kepada Allah sehingga kalian mendapat rahmat-Nya”. (Al-Hujurat, 49:10).

Pertama, ulama dan dai mengajak seluruh umat untuk tidak membesar-besarkan dan menjadikan perbedaan-perbedaan furu’iyah  di antara sesama Muslim sebagai sumber konflik dan perpecahan dan, sebaliknya, menyatukan kata dan sikap; menegaskan kembali sikap saling menghargai; tidak saling menjelekkan sesama Muslim, dan memperkukuh tali persaudaraan islamiyah, insaniyah, dan wathoniyah.

Kedua, ulama dan dai juga menolak segala bentuk ekstrem baik verbal maupun fisik dan sifat berlebihan (ghuluw) yang berasal dari kelompok dan mazhab apapun, yang dapat menjadi sumber perpecahan dan konflik di kalangan Muslim.

Ketiga, ulama dan dai berperan sentral dalam memberikan inspirasi, membina, dan memberikan teladan bagi umat serta memelihara persatuan Islam di Indonesia berdasarkan prinsip-prinsip kesamaan ajaran dan sikap saling menghormati berbagai penafsiran atas ajaran Islam demi memperjuangkan kepentingan dan cita-cita mulia umat Islam Indonesia, dan menggalang kesamaan langkah dalam mengupayakan kokohnya persaudaraan Islam

Empat, ulama dan dai berkomitmen mengoptimalkan fungsi masjid sebagai pemersatu umat dan fungsi mencerdaskan umat dengan berbagai kajian ilmu ke-Islaman.  

Lima, ulama dan dai senantiasa memberi keutamaan kepada pembinaan syakhsiah dan nilai hidup Muslim milenial yang sejati melalui pendekatan tarbiyah dan dakwah fardiyah sehingga melahirkan generasi muda yang mandiri dan Islami. 

Depok, 23 September 2018. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry