PANEN RAYA: Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Ma’ruf Amin dan Bupati Lamongan H Fadeli, saat panen raya jagung di Desa Kedali, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, Jum’at (29/9). (duta.co/kadam)

LAMONGAN | duta.co– Terobosan Pemkab Lamongan mendongkrak produktivitas jagung dinilai layak diangkat secara nasional. Semikian disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Ma’ruf Amin, saat panen raya jagung di Desa Kedali Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan, Jum’at (29/9).

K.H. Ma’ruf Amin mengatakan terobosan Kabupaten Lamongan dalam upaya mendongkrak produktivitas jagung patut dikembangkan lebih luas.

“Prestasi (jagung) di Lamongan ini agar dijadikan contoh untuk seluruh kabupaten di Indonesia. Karena itu saya harapkan Lamongan bisa memberikan pengaruh bagi perkembangan pertanian jagung di seluruh Indonesia. Seluruh Indonesia di Lamongankan, kira-kira begitu, “ katanya.

Lebih jauh disampaikan kiai Ma’ruf, kini MUI sudah mengikat kerjasama dengan Medco untuk memberdayakan umat melalui berbagai program. “Ini sebagai bagian dari arus baru ekonomi Indonesia yang digagas MUI,” katanya.

Medco, kata kiai Ma’ruf, sudah memberikan komitmen untuk membantu perkembangan pemberdayayan ekonomi umat. “Karena saat ini sedang berkembang arus baru ekonomi Indoensia, “ ujarnya.

Dalam arus lama, lanjutnya lagi, yang dibangun adalah konglomerat dan dengan harapan supaya netes ke bawah. “Tapi ternyata tidak netes-netes. Yang atas makin kuat, yang bawah makin rusak. Termasuk warung-warung masyarakat “roboh” semua karena toko modern,“ katanya.

Bupati Fadeli menyebut, Lamongan memiliki sumber daya alam luar biasa. Produksi padi di akhir Agustus lalu sudah menjadi 1 juta ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan produksi jagung saat ini sudah mencapai 500 ribu ton. Padahal di akhir 2016 lalu baru bisa berproduksi 372.162 ton.
Fadeli melanjutkan, petani Lamongan banyak yang gurem, memiliki lahan garapan kurang dari 0,5 hektare. Dengan produktivitas jagung hanya 5-6 ton perhektare, itu hanya cukup untuk melunasi hutang.
“Mereka inilah yang harus diberdayakan. Kami memulai dari pertanian jagung, karena komoditas ini belum digarap secara maksimal, “ kata dia dalam acara yang juga dihadiri Ketua KTNA Winarno Tohir tersebut.

Dengan menaikkan produktivitas menjadi rata-rata 10 ton perhektare, lanjutnya lagi, bisa menaikkan pendapatan petani hingga tiga kali lipat.
“Targat saya untuk mencapai rata-rata 10 ton perhektare sebenarnya baru di 2019. Tapi Ternyata di beberapa tempat, seperti di Desa Kedali ini sidah bisa di atas 10 ton perhektare. Dengan 10 ton, keuntungan petani hitungannya bisa naik 3 kali lipat, “ katanya.

Ditambahkan, modernisasi pertanian jagung selama ini meliputi metode penggunaan teknologi pertanian, pengolahan tanah, pola tanam dan penggunaan benih unggul. “Serta pemupukan dengan dosis yang tepat dan penggunaan pupuk organik,” katanya. (dam)

 

 

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry