BANTU_BANTU : Dua siswa Smamda mencuci piring dan gelas kotor di Warung Mafet depan sekolah mereka, Rabu (18/7). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) setiap sekolah berbeda.

SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) memiliki cara tersendiri bagi siswa-siswi barunya.

Sekolah di kawasan Pucang Adi Surabaya ini ingin memperkuat kepekaan sosial para siswa baru yang berjumlah 350 siswa itu.

Kepekaan sosial itu dikemas dalam program social experiment melalui hal-hal sederhana.

Di antaranya membantu warung-warung penjual makanan yang ada di depan sekolah mereka.

Bisa dengan membersihkan warung, menata barang dagangan hingga mencuci piring dan gelas kotor.

Yang menjadi sasaran para siswa adalah warung Mafet yang berada persis di depan sekolah.

Warung milik Ning Fauziah ini diserbu siswa. Mereka cekatan untuk melakukan hal-hal yang perlu dilakukan.

Ada yang melayani pembeli, ada juga yang membuatkan pesanan minuman dan ada juga yang melakukan hal lain.

Viga Putri pun langsung sigap mencuci piring dan gelas kotor. Dia pun mengangkat lengan bajunya agar tidak basah.

Mencuci piring dan gelas satu persatu dilakukan di kran air yang mengalir.

“Di rumah sudah biasa melakukan ini. Kalau bibik yang bantu-bantu tidak masuk kerja. Sudah biasa, ya minimal piring dan gelas bekas makan sendiri,” ujar Viga tertawa.

Siswa lainnya yakni Alivia nampak sibuk membersihkan meja yang biasa digunakan untuk makan dan minum pembeli.

Dia mengelap meja hingga menata kue-kue yang ada di atas meja. “Senang banget bisa membantu,” tandasnya.

Pemilik warung, Ning Fauziah mengaku senang kedatangan siswa-siswi Smamda. Karena selama ini warungnya itu adalah tempat nongkrong para siswa sepulang sekolah.

“Biasanya mereka makan dan minum di sini. Siswa-siswi Smamda kadang mengambil sendiri apa yang mereka inginkan. Mereka jujur, apa yang mereka makan atau minum pasti dibayar,” jelasnya.

Ini adalah salah satu kegiatan Forum Ta’aruf dan Orientasi (Fortasi) yang digelar Smamda.

Kepala Smamda, Astajab mengatakan kegiatan ini untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana manusia berpikir dan bertindak  terkait suatu kondisi yang terjadi di lingkungan atau masyarakat sekitar.

“Kita melatih siswa-siswi untuk peka terhadap kondisi lingkungan dari hal-hal yang sederhana namun mengena. Sehingga mereka nantinya bisa lebih peduli kepada sesama,” tandasnya.

Selama masa Fortasi, Smamda mengenalkan lingkungan sekolah juga nilai- nilai kedisplinan, keberhasihan, kemandirian, kepedulian dan kreativitas.

Siswa juga mengepel lantai warung agar terlihat bersih. DUTA/endang

Selama pengenalan ini, siswa baru yang berjumlah 350 orang diajak untuk melakukan hal-hal lain yang sudah disusun.

Humas Smamda, Tanti Puspitorini mengatakan pada awal masuk, siswa baru diajak untuk mengenal diri sendiri.

Mereka dibebaskan untuk memakai baju apa saja yang sesuai dengan keinginannya.

“Kalau misanya ingin jadi blogger, ya bagaimana seorang blogger itu berpakaian. Kita bebaskan asalkan sesuai dengan norma kesopanan,” tandas Tanti.

Selain itu, pada Kamis (19/7) siswa-siswi akan dibawa ke Bumi Marinir untuk melakukan outbond agar dilatih kedisiplinan.

“Selanjutnya pada Jumat kita akan ajak anak-anak untuk menampilkan kebisaaannya. Agar pada Sabtu mereka bisa tampil maksimal di acara inagurasi,” ujar Tanti. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry