SIDOARJO | duta.co – Jagat politik (Pilkada 2024) Kabupaten Sidoarjo semakin dinamis. Setelah Bupati Sidoarjo nonaktif H Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) ditahan KPK karena dugaan korupsi, warga Sidoarjo semakin ngelus dada. Tiga kali berturut-turut, bupati di kabupaten ini bermasalah dengan KPK.

“Wajib berbenah. Saya siap ‘mewakafkan’ diri demi perbaikan Sidoarjo. Sebagai putra Sidoarjo, harus bertekad membersihkan pemerintahan Sidoarjo dari praktek korupsi. Ini yang membuat Sidoarjo tidak kunjung maju,” demikian Muhammad Sholeh yang akrab disapa Cak Sholeh kepada duta.co, Selasa (14/5/24).

Menurut lelaki yang berprofesi sebagai advokat ini, pembangunan Sidoarjo tidak akan maksimal kalau masih dibayang-bayangi praktek korupsi. Apalagi sampai pemotongan hak (insentif) ASN (aparatur sipil negara). Ini lebih mengerikan. “Bagaimana bisa maju kalau pejabatnya selalu bermain-main dengan duit rakyat. Memajukan Sidoarjo butuh sosok yang tegas, anti korupsi, ” urai Cak Sholeh yang terkenal dengan tagline: no viral no justice ini.

Ditanya tentang partai pengusung, Cak Sholeh sangat yakin, bahwa, Parpol di Sidoarjo memiliki kepedulian yang sama. “In-sya Allah, Jumat (17/5/24) besok saya daftar ke PDIP,” tegasnya.

Di samping PDIP pemilik 9 kursi, tegasnya, ia sangat yakin NasDem akan memberikan rekomendasi kepadanya. “Kedua partai ini memiliki visi-misi kerakyatan yang sama. Dan ini seiring dengan dunia saya, advokasi yang saya geluti. Membantu warga mencari keadilan,” tambahnya.

Masih menurut Cak Sholeh, cukup sudah pengalaman tiga (3) bupati yang terkena kasus korupsi. Kondisi terpuruk Sidoarjo ini semakin meyakinkan dirinya berangkat bersama-sama PDIP. “Dan harapan kita bisa pecah telor. Pertama kalinya Pilkada langsung di Kabupaten Sidoarjo dimenangkan PDI-P, yaitu Pilkada 2024,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry