PASURUAN | duta.co – KH Muhammad Ghozi Wahib salah satu cucu pendiri NU (KH Wahab Chasbullah) mengatakan, bahwa, dirinya sangat hormat kepada KH Ma’ruf Amin, termasuk menghormati pilihannya menjadi Cawapres, mendampingi Jokowi. Kiai Ma’ruf berani masuk kandang politik, kandang sapi, kandang banteng, dan lain-lain.

“Saya mengormati ‘keberanian’ Kiai Mar’uf. Tetapi, untuk memilih, nanti dulu. Sebagai warga NU, pasti berpegang pada qaidah fikih darul mafasid muqaddamunala jalbil mashalih (mencegah kemudaratan itu harus lebih diprioritaskan dibanding menarik kemanfaatan),” demikian Kiai Ghozi yang notabene putra almaghfurlah KH Wahib Wahab, Menteri Agama RI ke-8 di depan peserta Halaqah V Komite Khitthah 26 NU di PP At-Taqwa, Cabean, Pasuruan, Sabtu (16/2/2019).

Kiai Ghozi kemudian merinci kesalahan besar Jokowi, baik terkait umat Islam maupun kebijakan ekonomi secara umum yang tidak berpihak kepada rakyat kecil. Kebijakan menggunakan dana haji sebagai modal membuat jalan tol, adalah kebijakan yang keliru.

“Sampean tahu, dana haji dipakai membangun infrastruktur, ini kebijakan tidak benar. Karena ini uang jamaah haji,” jelas Kiai Ghozi serius.

Sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Ma’ruf Amin memang pernah diberitakan, menyatakan tidak mempermasalahkan rencana pemerintah menggunakan dana haji untuk pembangunan infrastruktur.

Kiai Ma’ruf menerangkan, dana haji memang boleh diinvestasikan. Kata Ma’ruf, sudah ada dana sekitar Rp 35 triliun untuk Surat Berharga Syariah Negara Ritel atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

“Dana haji itu kan memang boleh diinvestasi. Sekarang saja mungkin ada Rp 35 triliun sudah digunakan untuk Surat Berharga Syariah Negara Ritel atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN),” ungkap Ma’ruf di kediamannya, Jalan Lorong 27, Koja, Jakarta Utara, Senin (31/7) dua tahun lalu.

Yakin Gus Solah Tidak Tega

Bahkan, MUI telah mengeluarkan fatwa terkait pembangunan infrastruktur yang menggunakan dana investasi para calon jemaah haji. “Dan itu sudah mendapatkan fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Fatwa MUI, dan saya juga tanda tangani itu, untuk kepentingan infrastruktur untuk lain-lain,” jelas Kiai Ma’ruf. (baca: http://wartakota.tribunnews.com/2017/08/01/maruf-amin-saya-yang-tanda-tangani-fatwa-mui-soal-dana-haji-untuk-pembangunan-infrastruktur.)

Masih menurut Kiai Ghozi, pola kebijakan Presiden Jokowi tidak memihak ke rakyat kecil. Pembangunan infrastruktur, itu orientasinya menengah ke atas. Sementara rakyat kecil semakin menjerit dengan harga-harga barang yang naik. Belum lagi sempitnya lapangan kerja.

“Saya kira Gus Solah (KH Salahuddin Wahid) juga tidak tega melihat rakyat kecil hidupnya semakin sulit. Karena itu kalau sekarang ada yang kritis karena NU berpolitik, itu bukan karena benci kepada Kiai Ma’ruf atau benci Kiai Said Aqil, semua itu karena umat di bawah yang mayoritas NU ini, semakin sengsara. Ini harus diatasi dulu, dar’ul mafasid (mencegah kerusakan harus didahulukan),” tegasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry