SURABAYA | duta.co – Hati-hati, ada modus baru pinjam duit dengan menjebol nomor whatsApp (WA) seseorang. Setelah nomor dikuasai, seluruh nama yang ada dipinjami duit. Itulah yang dialami Mohammad Hakim, Redaktur Pelaksana Harian Duta Masyarakat yang nomor WA-nya selama dua belas jam ‘dikuasai’ orang.

“Awalnya saya tidak tahu dan benar-benar tidak sadar. Baru sadar karena yang diminta nomor verifikasi WA. Begitu sadar saya bikin status di FB, kirim SMS ke seluruh grup, bahwa, WA saya dibajak orang untuk menipu. Dan benar, selama 12 jam tahu-tahu banyak orang tertipu, katanya kirim duit ke saya,” demikian disampaikan Hakim, kepada duta.co Jumat (14/12/2018).

Yang menarik, penipu ini memberikan rekening Bank BNI-46 atas nama Haedar D dengan nomor rekening 0760867794. Bisa jadi pelakunya bukan Haedar D, rekening itu hanya sebagai penampungan. Tetapi, apa pun, validitas data di Bank, bisa dijamin akurasinya.

“Pihak bank tidak bisa serta merta membuka indentitas nasabah. Dia wajib jaga kerahasiaan nasabah. Tetapi, bank juga tidak boleh menutupi kejahatan. Karenanya, kita bisa call center BNI mengabarkan semua ini. Harapannya tidak semakin banyak makan korban,” lanjut Hakim.

Modus penipuannya tergolong sederhana. Hakim mengaku sorenya, Rabu (12/12) sedang membuka WA lewat computer. Tiba-tiba ada nama masuk. “Awalnya mengajak gabung di grup, tetapi, tidak terasa dia juga minta nomor verifikasi WhatsApp. Barangkali setelah itu, dia kuasai nomor WA saya,” tegasnya.

Setelah nomor WA dikuasai, dia mengirim kabar ke semua nomor yang ada di nomor WA tersebut. “Posisi di mana?” demikian kalimat awal yang dikirim.

Bagi yang biasa komunikasi dengan Hakim, tentu mudah menebak. Karena selama ini kalimat tersebut hampir tidak pernah digunakan. “Saya tidak yakin itu tulisan Pak Hakim. Sampai pagi saya biarkan, walau ada permintaan kirim pinjaman duit,” begitu salah seorang kawannya.

Berbeda dengan Eko Pamudji, General Manager Duta Masyarakat langsung tanggap. Setelah dijawab sedang di rumah, malam itu juga Hakim gadungan ini, pinjam duit.

“Karena malam hari saya pikir urgen. Begitu diberi rekening, langsung malam itu juga saya transfer Rp 2 juta. Eh tidak tahunya, langsung tanya saldo, minta tambah. Baru saya curiga. Langsung saya telepon, dan tidak bisa,” tegas Eko yang juga Sekretaris PWI Jatim ini.

Selain Eko, tiga teman Hakim juga menjadi korban. Ada teman SD, teman SMP yang menjadi korban. Bahkan temannya yang ada di Australia juga kirim duit ke rekening tersebut. “Dari cerita yang saya dengar ada dua orang transfer 2 juta, seorang Rp 400 ribu dan Rp 200 ribu. Total yang masuk Rp 4,6,” katanya. (end)