MOBIL DITEMBAKI: Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan menunjukkan mobil Kadis Cipta Karya Pemkot Surabya Eri Cahyadi yang bolong-bolong karena ditembaki, Kamis (15/3). Polisi telah menangkap seorang tersangka berikut menyita senjatanya. (duta/tom/tunggal)

SURABAYA | duta.co – Mobil Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya, dan Tata Ruang Kota Surabaya Eri Cahyadi diberondong tembakan. Namun, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini karena mobil ditembaki saat diparkir di garasi rumahnya. Hanya kaca belakang Toyota Innova yang bolong-bolong tertembus peluru. Pelaku penembakan berinisial RM telah ditangkap berikut barang bukti senjata yang digunakannya.

“Ini adalah senjata yang digunakan pelaku untuk melakukan penembakan terhadap mobil korban,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan didampingi Kasat Reskrim AKBP Sudamiran kepada wartawan di halaman Mapolrestabes Surabaya, Kamis (15/3).

Eri Cahyadi, Kadis Cipta Karya Pemkot Surabaya

Di senjata yang digunakan pelaku tertera merek ‘Hatsan BullMaster’. Ini adalah senjata semiotomatis dengan peluru berkaliber 4,5 mm. mm. Polisi juga menunjukkan peluru senjata tersebut, yakni Ball Bullet Metal.

Penembakan terjadi Rabu (14/3) siang. RM menembaki mobil Innova warna hitam Nopol L 88 EC milik Ery Cahyadi. Kaca belakang mobil yang diparkir di kediamannya di Perumahan Puri Kencana Karah, Jambangan, Surabaya, pun bolong-bolong tertembus peluru. Ada juga bekas tembakan di tangki BBM mobil tersebut.

SENJATA: Kapolrestabes menenteng senjata yang digunakaan RM menembaki mobil Kadis Cipta Karya Surabaya.duta/tom/tunggal

Kejadian itu dilaporkan ke polisi, Rabu (14/3) sore. Empat jam kemudian atau sekitar pukul pukul 21.00 WIB, pelaku RM, warga sipil asal Surabya, diamankan polisi di kawasan Waru, Sidoarjo. RM kemudian pelaku digelandang ke Mapolrestabes Surabaya. “Sementara ini pelaku masih dimintai keterangan sebagai saksi. Statusnya terperiksa,” tandasnya.

Menurut Rudi, RM yang diduga pelaku sempat menolak dimintai keterangan Rabu (14/3) malam. Namun, hal itu tidak masalah bagi penyidik. “Itu hak dari terduga pelaku, tugas kami membuktikan bahwa kejadian ini benar ada dan dilakukan terduga pelaku (RM),” tegasnya. Selain memeriksa RM, penyidik juga masih meminta keterangan dari korban Eri Cahyadi.

Soal latar belakang RM, Rudi mengaku tidak tahu persis. RM merupakan seorang wiraswasta di Surabaya. “Pemeriksaan masih jalan. Tapi yang jelas dia kerja wiraswasta,” terang Rudi. Informasi di lapangan id menyebutkan, RM ini merupakan anak dari seorang pengusaha pemilik bengkel mobil.

 

Diduga Terkait Pekerjaan

Eri Cahyadi mengatakan, saat kejadian mobil ditembaki di tempat parkirnya,  ada orang di rumah, yakni orang tuanya. “Waktu itu sebenarnya ada orang tua saya. Tapi tidak ada yang tahu kejadian penembakan,” ungkapnya dalam konferensi pers di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Kamis (15/3).

Sekitar pukul 14.00 WIB, mobil tersebut ditemukan sudah dalam kondisi penuh bekas tembakan peluru. Tak lama setelah kejadian, ia melaporkan hal itu ke pihak kepolisian dan langsung ditindaklanjuti.

Eri meyakini kejadian itu berkaitan dengan pekerjaannya sebagai kepala Dinas Cipta Karya di Pemkot Surabaya. Teror ini disebutnya sebagai bagian dari risiko pekerjaan dan tugas. Bisa saja teror itu berkaitan dengan penertiban, perizinan, maupun proyek.

Eri menegaskan, apa pun risikonya dia tetap menjalankan tugas sebagai Kepala Dinas Cipta Karya. Dia akan tetap berjalan di garis yang benar.

“Saya tetap jalan terus saja. Ini amar ma’ruf nahi munkar. Ini hal kecil buat saya yang harus kita lewati. Kami masih berpikir bagimana perizinan yang dikeluarkan di Kota Surabaya ini bisa bermanfaat,” ujarnya.

Eri mengatakan, dia mengaku tidak kenal dengan pelaku teror. Dia juga menegaskan, sebelumnya belum pernah mendapat teror. Dia memperkirakan teror ini bisa jadi terkait perizinan dan penertiban. “Saya tidak kenal, tidak pernah dapat teror sebelumnya. Mungkin berhubungan dengan perizinan penertiban bisa,” katanya.

Ery mengatakan, masalah ini sudah berakhir, sekarang tinggal wewenang Kepolisian untuk memprosesnya. Dia meminta kepada media agar tidak menanyakan masalah ini lagi, tapi bisa bertanya tentang fokus Pemkot membangun Kota Surabaya.

“Saya tetap beraktivitas seperti biasa.Yang menjaga keluarga saya itu Gusti Allah. Tidak ada perubahan tentang mobilitas kerja saya. Masalah tidak ada dendam buat saya,” katanya. tom, azi

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry