LAMONGAN – Untuk memadamkan api dalam kasus kebakaran, tampaknya bukan hanya seorang pria saja, tapi juga para wanita. Karena itu, SMPN 1 Karanggeneng melatih semua siswanya dalam mengatasi musibah kebakaran. Kegiatan ini kerja sama dengan Petugas Pemadam Kebakaran (PMK) Lamongan, Senin (29/1).

Pagi itu, suara sirine mobil pemadam kebakaran (damkar) dari UPT Paciran meraung-raung, menuju halamam sekolah setempat. Sontak suara ini memecah ketenangan, membuat suasana sekitar terkaget-kaget. Dalam kondisi ini, para siswa-siswi SMPN Karanggeneng pun berhamburan keluar dari dalam kelasnya masing-masing.

Petugas PMK terlihat bergegas turun dari mobil dengan membawa selang pemadam kebakaran.  Mereka beberapa orang petugas Satpol PP, yang juga terlihat berada di lokasi.
Demikian sepenggal simulasi atau latihan dari PMK untuk siswa dan guru SMPN Karanggeneng.

Kepala SMPN 1 Karanggeneng, R Chusnu Yuli Setyo mengungkapkan,banyaknya peristiwa kebakaran di wilayah Lamongan ini menginspirasi lembaganya untuk mengadakan sosialisasi cara mengatasi kebakaran kepada siswa dan guru.setempat. “Ini sosialisasi Apkar di sekolah model SMPN 1 Karanggeneng dan akat pemadam api ringan (apkar) dari PMK UPT Paciran,” katanya.

Terlebih sebagai sekolah model, lanjutnya, sosialisasi ini sangat penting, karena sebagai bekal bagi warga sekolah bagaimana mengarasi kebakaran.

Bukan hanya praktek, lanjutnya lagi, dalam sosialisasi ini, para petugas PMK juga menguraikan, berbagai cara untuk mengatasi kebakaran. Karena setiap jenis kebakaran ada cara yang berbeda untuk memadamkannya.

“Misalnya kebakaran karena tumpahan minyak, tidak bokeh disiram dengan air karena akan menjadi konduktor yang menyebabkan kebakaran tambah meluas. Jadi sebaiknya pakai pasir atau karung atau kain yang dibasahi. Yang terpenting tidak boleh panik. Kalau sampai tiga menit tidak bisa mengatasi segera meminta pertolongan,” tuturnya.

Para siswa dan guru tampak antusias mengikuti sosialisasi itu. Mereka memperhatikan secara seksama teori dan tata cara memadamkan api dalam kegiatan sosialisasi yang berlangsung selama 2,5 jam ini. Bahkan mereka bergantian diajak untuk praktik menggunakan tabung pemadam, seperti yang dijalankan, Ketua OSIS, Bagus.

Para siswa diberi kesempatan mempraktikan langsung menggunakan tabung yang berisi powder untuk memadamkan api. Siswa yang lain juga tidak mau kalah untuk memadamkan api baik dengan tabung maupun secara tradisional pakai karung goni yang dicelup air. “Para ibu guru juga mempraktikkan memadamkan api. Termasuk memadamkan api dari kompor LPG juga diajari,” kata Bagus, salah satu peserta sosialisasi. (dam)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry