
LAMONGAN | duta.co – Ratusan mitra program Makanan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Lamongan mengikuti pelatihan pengolahan pangan melalui Workshop Full Day Training Aplikasi bertema “Rantai Dingin untuk Program MBG”.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu – Minggu (27–28/9/2025), di Gedung Budi Luhur Convention Hall Lamongan, menghadirkan narasumber Yuyun Anwar, Food Consultant & Praktisi Olahan Pangan, serta Farin Anwar, Food Development Produk YAI.
Acara yang diprakarsai YAI Team ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk TNI. Komandan Kodim 0812/Lamongan, Letkol Inf Deny Suryo Anggo Digdo, hadir langsung dan memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pelatihan ini.
Menurutnya, kegiatan tersebut sangat relevan dalam memperkuat kualitas program MBG yang melibatkan ribuan porsi makanan setiap harinya.
Warning Keras dari Pakar Pangan
Dalam sesi pemaparannya, Yuyun Anwar menyampaikan peringatan keras kepada para mitra MBG yang belum memahami secara menyeluruh ilmu pengolahan pangan. Ia menekankan bahwa pengelolaan makanan dalam jumlah besar sangat berisiko jika tidak disertai standar keamanan yang ketat.
“Ahli gizi dan SPPI memang mewakili BGN, tapi mereka masih fresh graduate. Langsung diterjunkan menangani 47 karyawan dan 3.500 box senilai Rp52 juta per hari. Yakin mereka mampu? Kalau terjadi keracunan, ujungnya investor yang kena sanksi bahkan bisa merugi besar,” ujar Yuyun.
Menurutnya, BGN memang telah menyusun standard pre-requisite program dan memberikan dasar-dasar pengolahan, namun masih sebatas aplikasi umum keamanan pangan. Sementara itu, aspek teknis penting seperti trouble shoot dan preventive measure untuk mencegah makanan basi atau berisiko belum maksimal diterapkan.
“Kasus keracunan yang merebak di sejumlah daerah sudah menjadi bukti. Jika kondisi ini dibiarkan, program yang sebenarnya keren ini justru akan menuai kecaman bertubi-tubi,” tambahnya.
Pentingnya Katering Rantai Dingin
Yuyun kemudian mengajak para mitra MBG untuk belajar langsung konsep catering cold chain atau katering rantai dingin. Konsep ini disebut mampu meminimalkan risiko makanan basi, keracunan, serta pemborosan makanan yang tidak terpakai.
Sebagai praktisi dengan pengalaman mengelola bisnis kuliner berskala besar, Yuyun mengaku pernah menangani katering rantai dingin dengan omzet mencapai Rp80 juta per hari.
“Saya tidak berada dalam lingkaran pemerintah, maka saya ingin berbagi ilmu praktis kepada para mitra. Bukan hanya teori, tapi juga praktik langsung: bagaimana mempersiapkan, menyimpan, dan mendistribusikan makanan dengan benar,” ungkapnya.
Ia mencontohkan pentingnya penataan alur kerja di dapur sesuai standar. Mulai dari ruang penerimaan bahan baku, area persiapan, dapur masak, tempat pencucian, hingga area loading dan pembersihan harus dirancang dengan alur yang jelas dan higienis.
Landasan Hukum Keamanan Pangan
Yuyun juga menekankan aspek hukum dalam pengelolaan pangan. Ia merujuk Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang mengatur ketat keamanan makanan.
“Kalau sudah terjadi keracunan, yang bertanggung jawab adalah pengelola. UU Pangan jelas melindungi masyarakat dari pangan berbahaya. Jika terbukti ada keracunan akibat makanan yang diproduksi, pelaku usaha bisa dikenai pidana dengan ancaman denda hingga Rp2 miliar atau kurungan penjara 2 tahun,” tegasnya.
Dengan dasar hukum tersebut, ia meminta seluruh mitra MBG untuk serius menerapkan rekayasa ulang proses masak (re-engineering) dan teknologi rantai dingin. Tujuannya agar setiap paket makanan yang didistribusikan benar-benar aman, higienis, dan sesuai standar.
Apresiasi dari Dandim Lamongan
Dalam kesempatan yang sama, Dandim 0812 Lamongan, Letkol Inf Deny Suryo Anggo Digdo, menyampaikan apresiasi atas inisiatif pelatihan ini. Ia menilai, adanya kasus keracunan dari paket MBG di beberapa daerah harus menjadi bahan evaluasi serius bagi para pelaksana program di Kabupaten Lamongan.
“Kejadian tersebut jangan sampai terulang. Justru harus menjadi motivasi untuk memperkuat standar pengolahan dan distribusi pangan. Kami meminta sebelum paket MBG didistribusikan, dilakukan pengecekan secara berkala agar kualitas dan keamanannya terjamin,” tandasnya.
Dengan adanya workshop ini, diharapkan para mitra MBG Lamongan dapat meningkatkan pemahaman sekaligus keterampilan dalam mengelola katering skala besar. Penerapan konsep rantai dingin diharapkan mampu menjaga mutu makanan, meminimalkan risiko keracunan, dan memastikan program Makanan Bergizi Gratis benar-benar memberikan manfaat optimal bagi masyarakat Lamongan. (ard)