SURABAYA | duta.co – Harga kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional di Surabaya berangsur turun. Ini setelah mengalami ‘gejolak’ yang membuat para pembeli ‘mrengut’ alias cemberut. Pedagang pun kewalahan.

Hari ini, ada kecenderungan stabil meski masih dalam angka yang relatif tinggi. Berikut laporan reporter duta.co Raflidila Azhar, Siti Muthmainah, Felicia Indiryani dan M Nasikhun Amin selama dua hari sampai Selasa (31/7/2018), menyusuri sejumlah pasar tradisional.

Masih ingat harga telur yang sempat ‘kejar-kejaran’ dengan daging ayam. Sekarang sudah lumayan, harga kebutuhan pokok berangsur turun, mulai dari bawang merah, bawang putih, cabe, ayam, dan telur, mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ironisnya, tetap saja ada pedagang sedikit ‘nakal’ tetap mematok harga tinggi. “Namanya orang cari kesempatan,” begitu gerutu pembeli.

Salah satu yang menyolok adalah harga kebutuhan pokok di Pasar Gayungsari. Berdasarkan data lapangan, Senin sampai dengan Selasa (31/7/2018) harga bawang merah dan bawang putih kisaran Rp28.000/kilogram. Lebih tinggi 22% dari Pemkot yang menetapkan harga Rp22.000/kg untuk bawang merah dan bawang putih.

Sementara di Pasar Dukuh Menanggal dan Pasar Karah, kondisinya berbeda. Mayoritas pedagang menjual bawang merah dan bawang putih sesuai ketetapan harga Pemkot Surabaya. Selisih lumayan besar di komoditi cabai. Data website Jatimprov dan Pemkot Surabaya, cabai hanya berkisar Rp20.000/kg. Namun, kenyataan di lapangan, Gayungsari dan Dukuh Menanggal, bisa 2 kali lipat.

Sedangkan urusan cabai rawit, masing-masing sumber memiliki harga yang berbeda. Harga termurah yang ditunjukkan Jatimprov adalah Rp38.000/kg turun Rp5.000 dari hari sebelumnya. Sedangkan harga di pasar Dukuh Menanggal, masih mencapai Rp50.000. Harga lebih tinggi ditawarkan pasar Gayungsari, Rp 22.000,/kg lebih mahal dari harga patokan Jatimprov.

Sementara harga cabai di pasar Karah lebih ‘ramah’. Berbagai jenis cabai dipatok dengan harga mulai Rp15.000/kg  sampai Rp40.000. Mulai dari cabai keriting di kisaran  Rp. 16.000,00 sampai cabai rawit di kisaran Rp30.000,00 – Rp35.000,00 perkilonya. “Turun semua mas, jadi kita pedagang gak terlalu pusing,” kelakar Endang, pedagang sayuran di Pasar Karah kepada duta.co.

Harga telur dan daging ayam juga terkoreksi, di Pasar Gayungsari dan Pasar Karah harga telur turun dari Rp28.000/kg menjadi Rp22.000/kg. “Turun mas Alhamdulillah, tidak seperti yang kemarin-kemarin,” beber Ibu Jarot, salah satu pedagang telur di pasar Karah.

Harga aging ayam juga tidak ‘gila’ lagi. Mengalami penurunan Rp. 1.000 dari kisaran Rp39.000,00 – Rp40.000,00 menjadi Rp. 38.000,00. “Tapi tidak tahu lagi kalau sudah masuk bulan Agustus,” tukas Driwiyono, pedagang daging ayam di pasar Karah.

Laki-laki paro baya ini juga mengatakan, kabarnya ada upaya pengosongan kandang-kandang di desa-desa. “Saya sendiri tidak tahu kenapa, kandangnya ada, tapi isinya kosong,” beber pedagang yang biasa disapa Yono ini.

Kandang Ayam Kosong

Sementara harga sembako seperti beras, minyak, dan gula tidak ada perubahan cukup berarti. Hal ini juga terjadi pada harga daging ayam dan telur yang dirasa cukup stabil.

Tetapi, tidak dengan harga ikan laut yang cenderung mengalami kenaikan. Menurut para pedagang, kenaikan ikan laut disebabkan oleh cuaca yang buruk sehingga mempengaruhi stok. “Nelayan banyak yang tidak melaut mas, anginnya besar,” ujar Marlih, salah satu pedagang ikan di pasar Karah.

Penurunan sejumlah bahan pangan pokok menurut para pedagang dipengaruhi oleh ketersediaan stok yang melimpah dan permintaan pembeli yang relatif stagnan. Mereka memperkirakan harga akan kembali melonjak pada bulan Agustus. Hal ini karena permintaan pasar akan meningkat jelang perayaan hari kemerdakaan Indonesia serta hari raya Idul Adha.

Masalah yang masih membuat pedagang bingung, sampai sekarang mereka sulit menerka mengapa harga tiba-tiba melonjak. Harga daging ayam yang tembus Rp40 ribu/kg ini belum pernah terjadi selama ini. Kalau dibilang kandang kosong, apa iya seperti itu. Semua serba misteri. Di samping itu, kenaikan tersebut membuat pedagang ‘klenger’ menghadapi pembeli. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry