“Keberhasilan misi dagang di Maluku Utara menjadi awal yang baik dalam periode kedua kepemimpinan Gubernur Khofifah. Jawa Timur semakin memperkokoh posisinya sebagai kekuatan ekonomi yang menghubungkan nusantara, bahkan dunia.”
Oleh  Dr H ROMADLON, MM*

MISI Dagang yang digagas dan dihelat Gubernur Jatim Ibu Dr Nyai  Hj Khofifah Indar Parawansa menjadi program spektakuler sebagai Strategi Ekonomi Kolaboratif. Dalam era ekonomi yang semakin kompetitif dan saling terhubung, Provinsi Jawa Timur di bawah kepemimpinan (kedua) Gubernur Khofifah Indar Parawansa terus memperkuat daya saing melalui program Misi Dagang dan Investasi.

Program ini tidak hanya mempertemukan pelaku usaha dari berbagai daerah di Indonesia, tetapi juga menjalin kerja sama perdagangan dengan negara-negara asing. Tujuan utamanya, adalah membuka pasar baru, meningkatkan ekspor, serta mempererat sinergi ekonomi antarwilayah dan antarnegara.

Lebih dari sekadar transaksi bisnis, misi dagang ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi warga Jawa Timur yang berada di luar provinsi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bagi Ibu Khofifah, bertemu dengan perantau asal Jatim adalah bagian dari membangun ekosistem ekonomi berbasis kebersamaan dan gotong royong.

Sejarah dan awal mula misi dagang Gubernur Khofifah adalah dalam rangka Membangun Jatim sebagai Kekuatan Ekonomi Nasional dan internasional.

Program Misi Dagang dan Investasi yang digagas oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pertama kali diluncurkan pada awal periode kepemimpinannya di tahun 2019. Program ini merupakan wujud nyata dari visi besar yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya, khususnya dalam misi Jatim Akses, Jatim Agro, Jatim Berdaya, dan Jatim Harmoni, untuk memperkuat konektivitas perdagangan antarwilayah, membuka peluang investasi, serta meningkatkan daya saing produk Jawa Timur di pasar nasional dan internasional.

Program misi dagang Jatim ini nampaknya juga sejalan dengan agenda nasional Presiden Prabowo Subianto yang tertuang dalam Nawacita. misi dagang ini menjadi pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata, memperkuat ekonomi rakyat berbasis UMKM, serta menjadikan Jawa Timur sebagai gerbang utama perdagangan nasional dan internasional.

Dari awal, misi dagang ini dirancang sebagai langkah strategis dalam mempertemukan pelaku usaha dari Jawa Timur dengan mitra bisnis di berbagai provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Dengan konsep business matching, program ini menjadi wadah bagi pelaku usaha, UMKM, serta industri besar untuk menjalin kerja sama perdagangan secara langsung.

Sejak dimulai pada 2020, misi dagang telah sukses digelar di sekitar 36 provinsi di Indonesia, mendekati target 38 provinsi. Namun, dalam perjalanannya, program ini sempat mengalami kendala akibat pandemi Covid-19 pada 2020-2021, yang membatasi mobilitas dan interaksi bisnis secara langsung. Meskipun demikian, misi dagang tetap berjalan dengan adaptasi melalui pertemuan virtual dan mekanisme dagang daring (e-trade).

Di tingkat internasional, misi dagang juga berhasil menembus pasar luar negeri. Salah satu contoh sukses adalah kerja sama dengan Malaysia, Singapura, Mesir, Jedah Saudi Arabia, di mana produk-produk unggulan Jawa Timur seperti makanan olahan, produk pertanian, serta industri kreatif mendapat sambutan positif. Namun, ekspansi ke negara lain sempat tersendat akibat pandemi, meskipun potensi kerja sama dengan negara-negara di Asia, Timur Tengah, dan Eropa terus dibangun.

Kini, memasuki periode kedua kepemimpinannya, Gubernur Khofifah terus memperkuat dan memperluas program ini. Dengan mengusung semangat “Jatim Maju Berprestasi”, “Jatim Gerbang Baru Nusantara”, “Jatim Maju Unggul Berprestasi”, “Jatim  Maju, Adil dan Sejahtera”  serta “Jatim Luar Biasa”, misi dagang diharapkan tidak hanya menjadi penggerak utama perdagangan dan investasi, tetapi juga sebagai instrumen strategis dalam menjadikan Jawa Timur sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan momentum pemulihan ekonomi pascapandemi dan sinergi yang semakin kuat antara Jawa Timur dan provinsi lainnya, misi dagang ini akan semakin memperkokoh posisi Jawa Timur sebagai lokomotif ekonomi Indonesia, membuka peluang yang lebih besar bagi pelaku usaha, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong kesejahteraan yang lebih inklusif bagi seluruh masyarakat.

Di awal kepemimpinan Ibu Khofifah setelah dilantik oleh Presiden Prabowo 20 Februari 2025 (belum berjalan genap satu bulan) rupanya ibu Gubernur langsung tancap gas memulai kegiatan misi dagangvje Maluku Utara.

Adapun Tujuan dan Manfaat Misi Dagang Jawa Timur – Maluku Utara, di antaranya adalah Misi Dagang antara Provinsi Jawa Timur dan Maluku Utara memiliki tujuan strategis untuk membangun konektivitas ekonomi, memperkuat kemitraan, serta menciptakan sinergi yang saling menguntungkan bagi kedua daerah. Program ini bukan sekadar ajang transaksi bisnis, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Jatim dan Malut.

Di antara tujuan Misi Dagang Jatim – Malut, dapat dirumuskan sebagai berikut, antara lain: pertama, dalam upaya Membangun Konektivitas Ekonomi – Menghubungkan pelaku usaha, UMKM, dan industri dari Jawa Timur dengan mitra bisnis di Maluku Utara, sehingga tercipta ekosistem perdagangan yang lebih luas dan berkelanjutan.

Kedua, Memperkuat Kemitraan dan Investasi – Membuka peluang kerja sama antara dunia usaha di Jatim dan Malut, baik dalam perdagangan komoditas unggulan, investasi sektor industri, maupun pengembangan ekonomi kreatif.

Ketiga, untuk meningkatkan Daya Saing Ekonomi Daerah – Misi dagang ini menjadi bagian dari strategi untuk memperkuat daya saing produk lokal di pasar domestik dan global, khususnya dalam sektor perikanan, pertambangan, pertanian, dan industri pengolahan.

Keempat, dalam upaya Meningkatkan Ekspor dan Substitusi Impor – Dengan kerja sama ini, produk unggulan dari Malut bisa lebih mudah dipasarkan ke Jawa Timur dan sebaliknya, mempercepat distribusi serta meningkatkan ekspor ke luar negeri.

Kelima, guna mendukung proses Percepatan Kesejahteraan – Sinergi perdagangan dan investasi diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi di kedua provinsi.

Sedangkan manfaat Misi Dagang Jatim – Malut, yaitu untuk memperluas Pasar dan Akses Produk – Produk-produk unggulan dari Malut. Seperti, hasil laut (ikan tuna, cakalang), rempah-rempah (pala, cengkeh), serta mineral (nikel) dapat lebih mudah dipasarkan di Jawa Timur dan daerah lainnya. Sebaliknya, Malut mendapat akses terhadap produk industri manufaktur, pangan olahan, serta teknologi pengolahan dari Jatim.

Selain itu, untuk peningkatan Investasi dan Hilirisasi Industri – Investor dari Jatim dapat berperan dalam hilirisasi sektor pertambangan dan perikanan di Malut, menciptakan nilai tambah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Misi dagang juga bermanfaat dalam rangka mempercepat Infrastruktur dan Logistik Perdagangan – Dengan kerja sama ini, rantai pasok antara Jawa Timur dan Maluku Utara semakin efisien, mempercepat distribusi barang dan menurunkan biaya logistik.

Yang tak kalah pentingnya, misi dagang juga sebagai forum Silaturahmi dan Pemberdayaan Warga Jatim di Malut – Misi dagang juga menjadi ajang silaturahmi antara Gubernur Khofifah dengan warga asal Jatim yang merantau di Malut. Ini membuka peluang kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan ekonomi berbasis komunitas.

Dengan semangat kerja sama dan gotong royong, misi dagang ini bukan hanya membawa kesuksesan ekonomi, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam membangun kesejahteraan yang lebih merata bagi masyarakat Jawa Timur dan Maluku Utara.

Misi Perdana Sangat Sukses

Misi dagang pertama dalam periode kedua kepemimpinan Gubernur Khofifah digelar di Maluku Utara pada 12 Maret 2025. Hasilnya sangat membanggakan, dengan total transaksi mencapai Rp 568,042 miliar. Dari jumlah tersebut, Jawa Timur mencatat pembelian sebesar Rp293,368 miliar dan penjualan sebesar Rp 271,674 miliar.

Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, serta ekosistem perdagangan yang terus diperkuat. Apalagi, momentum misi dagang ini berlangsung di bulan suci Ramadan, yang menjadi simbol keberkahan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Selain alasan tersebut, terdapat banyak potensi Maluku Utara dan Jawa Timur yang dapat dilakukan sinergisitas terhadap dua kekuatan ekonomi besar. Sebab, Maluku Utara memiliki potensi luar biasa di sektor pertambangan, perikanan, dan pertanian. Provinsi ini dikenal sebagai salah satu penghasil nikel terbesar di Indonesia, serta memiliki sumber daya laut yang melimpah, seperti ikan tuna dan hasil laut lainnya. Selain itu, sektor perkebunan seperti pala dan cengkeh juga menjadi komoditas unggulan Maluku Utara.

Sementara itu, Jawa Timur adalah pusat industri manufaktur, agribisnis, serta perdagangan nasional. Sebagai salah satu provinsi dengan infrastruktur pelabuhan terbaik, Jatim menjadi pintu ekspor berbagai komoditas, mulai dari produk makanan dan minuman, hasil pertanian, hingga produk industri kreatif.

Kolaborasi antara Maluku Utara dan Jawa Timur melalui misi dagang membuka berbagai peluang strategis, antara lain:

Pertama, bahwa perdagangan hasil bumi dan laut – Jatim dapat menjadi pasar utama bagi hasil laut Maluku Utara, sementara Jatim dapat memasok kebutuhan industri pengolahan di Malut.

Kedua, bahwa investasi sektor hilirisasi – Pengembangan industri berbasis sumber daya lokal di Malut dapat didukung oleh teknologi dan modal dari Jatim.

Ketiga, sebagai upaya peningkatan ekspor bersama – Sinergi dua provinsi ini bisa memperkuat daya saing ekspor nasional, khususnya dalam produk perikanan dan agribisnis.

Adapun dampak positif Misi Dagang ini antara lain, berdampak pada pitensi Ekonomi yang Berkembang, serta upaya spitual berbentuk Silaturahmi yang Menguat. Sebab, Keberhasilan misi dagang tidak hanya diukur dari besarnya transaksi, tetapi juga dari dampaknya terhadap ekonomi daerah dan hubungan sosial masyarakat. Gubernur Khofifah selalu menekankan bahwa program ini harus membawa manfaat langsung bagi pelaku usaha, UMKM, serta masyarakat luas.

Selain itu, misi dagang juga menjadi momen bagi Gubernur Khofifah untuk bertemu dengan warga Jawa Timur yang merantau di berbagai daerah. Di Maluku Utara, pertemuan dengan komunitas Jatim menjadi ajang berbagi gagasan, mendengar aspirasi, serta memperkuat ikatan emosional antara pemerintah daerah dan warganya.

Di tingkat internasional, misi dagang yang sebelumnya telah dilakukan di Malaysia, serta negara-negara lain, juga membawa dampak besar. Tidak hanya memperkuat ekspor produk Jawa Timur, tetapi juga mempererat hubungan dengan diaspora Indonesia yang berperan penting dalam diplomasi ekonomi.

Sebagai Kesimpulan, bahwa misi dagang dapat dijadikan upaya untuk ‘Membuka Jalan Menuju Masa Depan Ekonomi yang Lebih Cerah”.

Keberhasilan misi dagang di Maluku Utara menjadi awal yang baik dalam periode kedua kepemimpinan Gubernur Khofifah. Dengan strategi yang tepat, kerja sama yang solid, serta komitmen untuk terus memperluas pasar, Jawa Timur semakin memperkokoh posisinya sebagai kekuatan ekonomi yang menghubungkan Nusantara dan dunia.

Semoga keberkahan Ramadan ini menjadi awal dari kesuksesan lebih besar di masa mendatang, tidak hanya bagi Jawa Timur, tetapi juga bagi seluruh Indonesia.

Selamat dan sukses untuk Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa! Semoga sinergi ini terus berkembang dan membawa keberkahan bagi seluruh rakyat. Wallahu A’lamu Bishawwab.

*Dr H ROMADLON, MM adalah Alumni S-3 UIN SATU Tulungagung. Pemberdaya Masyarakat di Bidang Sosial dan Pendidikan Islam. Wakil Ketua PW ISNU Jatim. Ketua Komisi Hubungan Ulama dan Umara MUI Provinsi Jatim. Ketua Yayasan Sosial dan Pendidikan Al-Huda Insan Kamila Grogol Kediri.

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry