SOSIALISASI : Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Nur Munawaroh gencar melakukan sosialisasi pencegahan (duta.co/M. Isnan)

KEDIRI | duta.co -Penderita HIV-AIDS semakin hari tidak kunjung surut, namun justru semakin bertambah. Penyakit mematikan yang memerlukan penanganan serius dan belum ditemukan obatnya tersebut, masih menjadi sindrom berbahaya bagi masyarakat Kabupaten Kediri.

Bahwa HIV dan AIDS ini sebenarnya memiliki perbedaan, jika HIV adalah virus yang menyebabkan infeksi, AIDS adalah kondisi atau sindrom. Terinfeksi HIV bisa membuat seseorang mengalami AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). AIDS terjadi ketika HIV menyebabkan kerusakan serius pada sistem imun. Kondisi ini sangat kompleks dan bervariasi pada setiap orang.

Seperti dijelaskan Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri, Nur Munawaroh bahwa, virus HIV – AIDS masih menjangkiti masyarakat, akan terus menular dan belum terdapat obat yang dapat menyembuhkannya secara total.

Terhitung dari Tahun 2017 hingga Agustus 2018, berdasrkan data di Dinkes,  mencatat sebanyak 390 kasus penderita penyakit ini.. Jumlah tersebut, jika dikategorikan jenis kelaminnya, mayoritas adalah perempuan. Dengan perbandingan 204 penderita perempuan dan jumlah laki – laki sebanyak 186 penderita.

“Jumlah tersebut merupakan wujud dari kerja keras Dinas Kesehatan yang peduli akan kesehatan masyarakat Kabupaten Kediri. Dengan didapatkannya data ini kita langsung melakukan penanganan dan memberi pemahaman agar penyakit yang dideritanya tidak menular,” ungkap Nur Munaroh, ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/09/2018).

Pihaknya menyebut, dari sekian banyak jumlah kasus yang ditemukan, penyumbang angka terbesar masih berasal dari Pekerja Seks Komersil (PSK) yaitu 28,8 persen. Peringkat kedua adalah dari pekerja wiraswasta sebesar 17,6 persen, di bawahnya adalah ibu rumah tangga sebesar 16,4 persen.

“Sementara itu, karyawan swasta dengan angka 16,4 persen, sopir 16,4 persen dan terakhir dari jenis pekerjaan petani dan peternak dengan angka juga sebesar 16,4 persen,” ungkapnya.

Kini pihaknya masih gencar melakukan sosialisasi terkait pencegahan penularan HIV-AIDS kepada masyarakat. Diharapkannya, meski belum ada obat yang mampu menghapus jenis penyakit tersebut, namun paling tidak menurutnya bisa menghambat penularannya.

“Jadi kita memang punya tugas kewajiban mencari penderita yang masih tersembunyi. Dengan banyaknya angka yang ditemukan tersebut, menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat sudah mulai tinggi. Sehingga pengobatan dan pencegahan penularan kedepan lebih mudah,” pungkasnya. (ian/nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry