ANTUSIAS: Ratusan siswi MINU Teater Putri Gresik mengikuti prosesi simulasi pelaksanaan pemilihan kepala sekolah yang mirip Pilkada sebagai pembelajaran politik dan demokrasi. (Duta.co/Agus Salim Luthfi)

GRESIK | duta.co – Pentingnya kehidupan berdemokrasi pada setiap insan di Indonesia, membuat Madrasah Ibtidaiyah  Nahdlatul Ulama (MINU) Trate Putri Gresik tertarik melaksanakan pendidikan politik sejak usia dini kepada para siswinya.

Disebabkan politik dan demokrasi di Indonesia tidak bisa dipisahkan, sebanyak 250 siswi yang duduk di kelas empat, lima, dan enam, diajak langsung menerapkan cara berpolitik. Lembaga segudang prestasi ini membuat simulasi pemilihan Kepala Sekolah yang digelar mirip dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang ada di Indonesia saat ini.

Mulai dari proses pencalonan, tahapan pemilihan, penghitungan suara, pengawasan, dan lain sebagainya yang disesuaikan seperti yang dijumpai dalam proses Pilkada. Antusias diperlihatkan para ratusan siswi sebab mereka baru melakukan hal serupa dan hanya tahu dari orang-orang atau lihat di televisi. Harapannya menjadi salah satu proses pemahaman, untuk mewujudkan kecintaan berbangsa dan bernegara dalam berdemokrasi dan berpolitik nantinya.

Diakui beberapa siswi bahwa pelaksanaan tersebut telah menjadikan pelajaran baru dalam pengetahuannya. Sayyidatina Fatimah As Zahro (11) dan Intan Syifa Humaira (11) yang kini duduk di bangku kelas enam menyatakan, acara pemilihan ini cukup membantu dirinya dalam pengetahuan politik, yang selama ini belum begitu keduanya pahami. “Dengan acara ini, saya kini menjadi tahu bagaimana proses pemilihan. Jadi kalau nanti sudah dinyatakan sudah cukup umur dan mempunyai hak pilih, saya tidak akan binggung lagi saat mengikuti Pilkada,” tutur Intan disela-sela prosesi pemilihan, Jumat (10/3/2017).

Tidak sekedar asal mempraktikkan, namun para siswi juga diajak untuk berpakaian sesuai dengan apa yang dilihatnya pada saat proses Pilkada dilakukan. Ada yang mengenakan seragam polisi, TNI, maupun petugas pemilihan. “Mumpung sedang lagi hangat-hangatnya Pilkada di beberapa daerah saat ini, kami mempunyai inisiatif untuk membuat acara ini. Dengan tujuan, pembelajaran politik bagi anak sejak usia dini. Namun formatnya bukan Pilkada, melainkan Pemilihan Kepala Sekolah yang dibuat mirip dengan Pilkada,” tutur Kepala Sekolah MINU Trate Putri, Purwanto.

Kebetulan juga pada momentum kali ini, di lingkup Yayasan PP NU Trate juga sedang dilakukan proses Pemilihan Kepala Sekolah, baik di tingkatan MI, Madrasah Tsanawiyah (MTs), maupun SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). “Pelaksanaan ini sasaran tepat, karena selain proses belajar-mengajar secara konvensional juga ada yang namanya CTL (Contextual Teaching and Learning), yang menuntut pendekatan pembelajaran dengan menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara langsung,” tambahnya.

Sementara Ketua Yayasan PP NU Trate ME Wahyudi mendukung penuh langkah yang dilakukan salah satu unit pendidikan yang ada di bawahnya, untuk mengenalkan pendidikan politik sejak anak usia dini. “Kami sangat mendukung untuk praktek pesta demokrasi ini, yang memang ditujukan sejak usia dini. Ini sebuah terobosan baru di lingkup kami, dan kami akan terus mendukung penuh karena ada manfaat cukup besar di dalamnya,” ucapnya.

Terlihat para siswi pun merasa mendapatkan ilmu sekaligus hiburan dalam pelaksanaan tersebut. Pasalnya, banyak cerita dan kejadian lucu yang sempat terjadi dalam pelaksanaan acara, yang membuat para siswi maupun guru tertawa terbahak-bahak. Salah satunya, pada tahapan penyampaian visi dan misi dari calon yang ditunjuk, yang terlihat masih grogi dan malah sempat bingung saat berada di atas panggung.

Pendidikan politik yang dikenalkan sejak dini dan selalu dipupuk dengan baik melalui pembiasaan-pembiasaan dan tauladan. Nantinya akan sangat mungkin ketika anak tersebut besar tetap mempunyai sifat-sifat arif, jujur, dan moral serta mental yang baik. Akhirnya ketika mereka besar kelak dan menjadi politikus maka akan mejadi politikus yang bermental kuat dan bermoral baik, yang secara tidak langsung akan mengurangi cara-cara kotor dalam demokrasi. gus

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry