PONTIANAK | duta.co – Diakui, bahwa belakangan kepedulian masyarakat untuk memahami tata cara perawatan jenazah masih sangat minim. Terutama di kaum hawa. Walhasil, tidak jarang prosesi perawatan jezanah, khususnya perempuan selalu menjadi masalah tersendiri.

Itulah sebabnya, mahasiswa KKL Integratif IAIN Pontianak, melalui kelompok 12 menggelar pelatihan ibadah fardu kifaya ini, yaitu praktek cara perawatan jenazah.  Kegiatan ini dilaksanakan di daerah Ambawang, tepatnya di Parit Baru, bersama Ustadz Qomaruzaman, didampingi dua orang mahasiswa KKL yaitu Tiara Sari dan Rossy.

Tak urung, banyak ibu-ibu tertarik. Kendati ada yang semula takut, selebihnya berjalan biasa. Kegiatan ini diikuti puluhan ibu-ibu setempat, saat ustadz tiba langsung disambut dan ditunggu ibu-ibu majelis. Dengan sigap ustadz dan temen-temen KKL mempersiapkan perlengkapan cara perawatan jenazah seperti cara menggunting kain kafan, dll.

Diambillah boneka super besar sebagai alat peraga (mayat). Karena pesertanya ibu-ibu maka cara praktek perawatan jenazahnya lebih fokus kepada tata cara perawatan jenazah perempuan. “Untuk memanfaatkan waktu yang ada maka di mulai dengan terlebih dahulu penyampaian mengenai “kematian”. Urusan kerja seolah-olah kita hidup selamanya, tapi soal ibadah seolah-olah kita akan mati besok hari,” demikian  Ustadz Qomar.

Setelah membahas kematian dilanjutkan dengan penyampaian adab menjenguk orang sakit, bagaimana mengucapkan salam, menanyakan keadaannya, mendoakannya agar tetap sabar, dll. “Sekarang saatnya praktek bagaimana tata cara memandikan mayat,” jelasnya.

Dimulai dengan proses penyiraman air bersih terlebih dahulu dilanjutkan dengan penyiraman air sabun sambil digosok-gosok sampai mayat bersih setelah itu dilanjutkan dengan penyiraman air kapur barus.  Adapun syarat dalam penyiraman ialah dengan hitungan yang ganjil seperti 3,5,7,9 dan seterusnya.

Setelah proses pemandian selesai dilanjutkan dengan mengkafani kali ini diperagakan langsung oleh salah satu mahasiswi KKL yaitu Rossy, diawali dengan menyiapkan tali ikatan kain kafan sebanyak 7 lembar setelah itu diletakkan kain alas sebanyak untuk perempuan dua lembar dan untuk laki-laki sebanyak 3 lembar.

Sangat Penting Bagi Ibu-ibu

Dilanjutkan dengan menyiapkan kerudungnya yang telah di potong diawal, disiapkan bajunya, serta rok nya, tidak lupa pula setiap kain yang diletakkan diberi wewangian, setelah semuanya siap langsung para ibu-ibu mengangkat Rosy untuk dikafani selanjutnya setiap sela-sela tangan, area kaki, ketiak, lubang hidung, telinga diberi kapas setelah itu dipasang baju terlebih dahulu dilanjutkan dengan kerudung dan roknya dililiti, setelah itu langsung dibungkus dan diikat mulai dari kaki hingga bahu menggunakan tali 7 lembar yang telah disiapkan diawal, namun tidak ditutup secara keseluruhan, bagian muka atau wajah masih belum ditutup agar keluarga duka masih dapat melihat untuk terakhir kalinya sebelum dimakamkan.

Setelah selesai dan akan dibawa ke makam, ditutupi seluruhnya dilanjutkan dengan disholatkan berjamaah oleh ibu-ibu, disini ibu-ibu sama-sama melakukan gerakan sholat jenazah secara bersama. Semua tata cara diatas di arahkan oleh ustad Qomar dan ibu-ibu yang melakukan dibantu para mahasiswa KKL.

“Pelatihan praktek perawatan jenazah ini sangat bagus untuk dilakukan banyak ilmu baru yang di dapat untuk ibu-ibu dan kami selaku mahasiswa, dan perasaan saya saat di kafani ini tidak bisa diungkap kan dengan kata-kata, rasa was-was akan kematian yang akan menjemput tapi terlepas dari itu semua saya jalani, dengan seru,” ujar Rosy mahasiswa KKL. (rls)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry