SIDOARJO | duta.co –  Masih tingginya kasus HIV/AIDS memicu dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) untuk melakukan edukasi.

Edukasi melalui program integrasi pengabdian kepada masyarakat dan kuliah kerja nyata (KKN) dengan promosi kesehatan mengenai strategi pencegahan dini HIV/AIDS melalui pendekatan psikologi.

Kegiatan ini merupakan salah satu perwujudan tridharma perguruan tinggi di bidang Pengabdian dan Pelayanan kepada Masyarakat (P2M) yang memerlukan peran serta dosen dan mahasiswa.

Ada beberapa dosen yang terlibat di antaranya Erika Martining Wardani,  Riezky Faisal Nugroho, Eppy Setiyowati, Muhamad Khafid dan Nunik Purwanti.

Kegiatan ini dilakukan pada April – Mei 2025 dan ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Desa Cemandi, Kecamatan Sedati, Kabuoaten Sidoarjo, yang berusia produktif, aktif secara seksual dan beresiko terhadap penyebaran HIV/AIDS.

“Pemberian promosi kesehatan, pendampingan kader serta penyampaian informasi mengenai upaya pencegahan dan penularan dilakukan di wilayah Desa Cemandi,” kata Ketua Tim Pengmas, Erika.

Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pengabdian ini sebanyak 88 responden yang merupakan warga sekitar. Sebelum dilakukan promosi kesehatan kepada masyarakat, terlebih dahulu dilakukan pre-test, dilanjutkan ceramah dengan disertai video IPIK (I’m Proud I Know) mengenai pencegahan HIV/AIDS dan dilanjut dengan tanya jawab, setelah  itu  dilakukan post-test dengan lembar kuesioner yang sama dengan pre-test akan tetapi diacak.

Materi yang disampaikan kepada masyarakat baik melalui ceramah ataupun video IPIK tentang definisi HIV/AIDS, virus penyebab, cara penularan, stadium, manifestasi klinis, pencegahan dengan A B C D E, pemeriksaan, VCT serta pengobatan ARV serta diskriminasi terhadap ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).

Sedangkan untuk lembar kuesioner pada pre-test dan post-test sama dengan materi yang  disampaikan kepada masyarakat. Lembar post-test untuk mengetahui apakah telah terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat setelah diberikan promosi kesehatan.

Setelah kegiatan integrasi pengabdian dan KKN ini dilakukan, diharapkan peserta promosi kesehatan dapat mengimplementasikan hasil promosi kesehatan dan pendampingan ini agar dapat mencegah secara dini penularan HIV. “Masyarakat juga dapat dapat membagikan pengetahuan dan  wawasan  yang  di peroleh dari kegiatan ini mengenai HIV kepada  keluarga  dan masyarakat sekitarnya yang berhalangan hadir,” ungkapnya A.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan promosi kesehatan tentang HIV/AIDS melalui pendekatan psikologis dan edukasi dengan metode I’m Proud I Know (IPIK) pada masyarakat di  Kabupaten Sidoarjo,  yaitu berhasilan  promosi tercermin  dari  partisipasi  aktif  warga masyarakat dalam sesi tanya jawab, dimana masyarakat tidak hanya antusias mengajukan pertanyaan tetapi juga memberikan jawaban yang tepat.

Ini menunjukkan efektivitas kegiatan promosi kesehatan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan cara yang menarik dan memotivasi mereka untuk berpartisipasi. Hasil skor baik responden pada pre-test dan terdapat peningkatan pada post test.

Dalam video animasi tentang HIV/AIDS yang  telah  dibuat oleh tim terdapat informasi  penting secara sederhana dan menarik dengan menggambarkan cara penularan HIV serta langkah-langkah pencegahan dengan ABCDE. Kegiatan integrasi pengabdian kepada masyarakat dan KKN ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk menciptakan   masyarakat yang sehat dan sadar akan kesehatan pada diri, khususnya terkait HIV/AIDS,    dengan  tujuan  utama untuk memberdayakan  masyarakat guna mengambil langkah preventif.

Masyarakat diharapkan selalu mencari informasi yang benar dan terpercaya tentang HIV/AIDS. Pengetahuan yang tepat akan membantu masyarakat memahami cara pencegahan, penularan, serta cara mendukung orang yang hidup dengan HIV. ril/hms

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry