SURABAYA | duta.co – Sesuai hasil RUPS pada tanggal 14 Juni 2024, Suparma membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham sebesar Rp 12,- per saham atau sebesar Rp 37.849.106.592,- yang setara dengan 21% dari laba bersih tahun 2023.
Direktur Suparma Hendro Luhur mengatakan di Tahun 2023 harga jual duplex turun 30% menyebabkan penjualan bersih dan laba komprehensif tahun berjalan Suparma turun 15 % dan 47%. Pada tahun 2023 Suparma menghadapi beberapa tantangan ekonomi global, satu di antaranya adalah turunnya harga komoditas.
“Penurunan harga komoditas tersebut berdampak pada penurunan harga jual rata-rata produk Duplex Suparma sebesar 30% dimana produk Duplex memiliki kontribusi sekitar 39% terhadap kuantitas penjualan produk kertas Suparma,” katanya dalam RUPS Jumat 14 Juni 2024 di Hotel Vasa Surabaya.
Hendro menambahkan kuantitas penjualan produk Duplex yang relatif tidak mengalami perubahan namun mengalami penurunan harga jual tersebut menyebabkan turunnya harga jual rata-rata produk kertas Suparma sebesar 18,1% dibandingkan harga jual rata-ratanya di tahun 2022 dan turunnya penjualan Suparma sebesar 15,3% menjadi sebesar Rp 2.658,5 miliar.
“Sedangkan kuantitas penjualan produk kertas Suparma selama tahun 2023 masih mengalami sedikit pertumbuhan sebesar 3,9% atau mencapai 220,4 ribu MT. Turunnya penjualan yang melebihi penurunan beban pokok penjualan menyebabkan Suparma membukukan penurunan laba kotor sebesar 34,5% dari semula Rp 718,8 miliar di tahun 2022 menjadi Rp 470,6 miliar di tahun 2023, sehingga marjin laba kotor tahun 2023 mengalami penurunan menjadi 17,7% dari semula 22,9% di tahun 2022.”
Hendro menambahkan sepanjang tahun 2023, beban operasional yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi mengalami kenaikan masing-masing sebesar 9,2% dan 16,0%. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh naiknya beban ekspor dan pengangkutan di beban penjualan sebesar 5,9% serta meningkatnya gaji dan upah sebesar 9,3% di beban umum dan administrasi.
“Kenaikan beban operasional tersebut menyebabkan laba sebelum taksiran beban pajak, laba tahun berjalan dan laba komprehensif tahun berjalan Suparma mengalami penurunan masing-masing menjadi sebesar Rp 237,8 miliar, Rp 178,7 miliar dan Rp 173,1 miliar atau masing-masing menurun 44,9%, 46,8% dan 47,7%,” jelasnya.
Sementara penjualan bersih Suparma untuk periode lima bulan pada tahun 2024 sebesar Rp 1.050,6 miliar atau setara dengan 33,9% dari target penjualan bersih Suparma tahun 2024 yang sebesar Rp 3.100 miliar. Kuantitas penjualan kertas Suparma sebesar 86.974 MT atau setara dengan 33,8% dari target kuantitas penjualan produk kertas tahun 2024 yang sebesar 257.517 MT. Sedangkan untuk hasil produksi kertas Suparma pada periode lima bulan tahun 2024 sebesar 88.331 MT atau setara dengan 33,7% dari target produksi kertas tahun 2024 yang sebesar 261.804 MT.
“Di tahun 2024 Suparma melakukan belanja modal dengan anggaran kurang lebih USD 10 juta untuk pembelian Steam Boiler baru yang lebih ramah lingkungan dibandingan Steam Boiler yang sudah ada. Steam Boiler baru tersebut akan meningkatkan kapasitas keluaran steam yang digunakan untuk proses pengeringan kertas sebesar 16% dari semula 155 Ton/hari menjadi 180 Ton/hari. “
Steam Boiler yang baru lebih ramah lingkungan karerna ditunjang dengan spesifikasi penggunaan bahan baku batu bara sebesar 25% atau sekitar 60% lebih rendah dibandingkan Steam Boiler Suparma yang sudah ada, serta sisanya memanfaatkan limbah plastik dan limbah kayu untuk diubah menjadi energi panas. Hingga Mei 2024 realisasi anggaran tersebut telah mencapai USD 7,1 juta dan diperkirakan Steam Boiler baru tersebut akan beroperasi di Triwulan IV tahun ini. imm