SURABAYA | duta.co – Redaksi duta.co menerima video pendek, dan ternyata video itu sudah menyebar luas di medsos. Tertera nama Imam Chanafi, dengan alamat email www.cak.chanafi@gmail.com. Isinya terkait selembar surat ‘Tuntutan Ralat’ dari KH RM Najib Abdul Qodir, Pengasuh PP Al-Munawwir, Krapyak, Yogjakarta.

Seperti diwartakan duta.co, Kiai Najib dalam surat tertanggal 6 Agustus 2018, meminta situs berita online jpnn.com segera meralat kekeliruan berita yang dipublish dengan merilis berita susulan yang sebenarnya. “Bersamaan dikirimnya tuntutan masalah ini, kami telah menindaklanjuti dengan menyampaikan klarifikasi kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan kekeliruan isi berita sebagaimana di atas,” demikian Kiai Najib dalam surat tersebut.

Dalam berita jpnn.com Kiai Najib seakan mengancam Jokowi, kalau sampai tidak menerima Cak Imin sebagai Cawapres, akan membuat poros baru.  “Tidak benar kami pernah mengeluarkan ststemen ‘Memberi deadline kepada Jokowi dalam dua hari. Kalau tidak, maka, kami bikin poros baru’,” jelasnya.

Belum jelas, apakah ralat tersebut sudah dikabulkan jpnn.com. Yang jelas, Selasa (7/8/2018) beredar video atas nama Imam Chanafi, mengingatkan Ketua Umum Muhaimin Iskandar (Cak Imin) termasuk tim suksesnya, perihal kekeliruan tersebut.

Video itu diberi titel ‘PROTES PREMAN PADA PAIMIN ISKANDAR’. Tampil dengan kacamat hitam, baju hitam berlogo Forsa (Fans Of Rhoma And Soneta), santri Kiai Najib ini tak melupakan peci hitamnya. Jika Anda menyimak isinya, bisa merinding, bahkan brebes mili.

Berikut transkrip lengkapnya:

Assalama’alalikum warahmatullah wabarakatuh. Kepada keluarga besar Gus Muhaimin Iskandar, kepada istrinya, putra-putranya, pendukungnya, tim suksesnya, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada panjenengan, saya harus sampaikan ini lewat medsos.

Karena kalau saya temui langsung kepada beliau, rasanya akan memakan waktu dan ada kemungkinan sulit untuk diterima mengingat, beliau orang hebat dan saya orang biasa-biasa saja.

Ini saya baru terima surat dari Krapyak di mana dulu kami mondok di sana. Kami masih sambung dengan beliau-beliau semua, dengan baik. Yang aktif menjadi guru di sana ada sebagian teman saya, mengirimkan surat ini kepada saya, dan surat ini asli, klarifikasi dari Romo Kiai Haji Najib Abdul Qodir, Yogjakarta, guru kami ngaji, kiai kami yang kami hormati.

Lha ini ada pernyataan dan terlepas apakah ini tim sukses panjengan yang melakukan, tetapi ini kan di bawah tanggungjawab panjenengan. Dan mencatut nama beliau, yang katanya, beliau ngancam-ngancam Pak Jokowi. Subhanallah! Itu betul-betul menghina, Kiai Najib itu orang yang paling ikhlas yang saya temui sampai detik ini.

Jadi jangan anda keterlaluan deh! Kalau sampai… ngaco itu, mencatut nama beliau.  Selama ini Gus Dur, itu idola kami, Rhoma Irama, banyak lagu-lagunya menuntun kami, sehingga kami adalah Forsa (Fans Of Rhoma And Soneta red).

Apa panjengan lupa, Krapyak ini jaringannya luas, santri Krapyak itu tersebar sampai di Jerman, Italia, Australia, apa lagi di Arab, banyak. Di Prancis ada semua, apalagi di Indonesia. Banyak sekali santri-santri Krapyak itu.

Nah anda sedang berkepentingan, anda sedang ingin jadi pendampingnya Pak Jokowi, kok malah melakukan seperti ini. Ini gimana sih gus-gus? Apa anda lupa jaringan Krapayk belum lagi Forsa. Apa anda lupa Forsa ini luas, jaringan juga sampai Malaysia Singapura bahkan di Arab. Tahun 2017 kami menemukan teman-teman Forsa di sana, yang orang Arab asli. Subhanallah, gimana sih gus, kok gak hati-hati gitu lho.

Silakanlah anda mau melakukan manuver politik, tapi jangan nyenggol yang kayak gini. Kalau Gus Dur, Rhoma Irama, beliau-beliau terjun di politik, sehingga waktu panjengan khianati, kami yaa.. itu biasa politik. Tapi ini kiai kami, kami bisa kok melaklukan lewat WA.

Apapun yang panjengan jual, tidak akan kami beli. Apapun yang anda tawarkan, tidak akan kami pilih. Mau jadi wakil presiden, kalau anda yang maju, bisa jadi bumerang bagi Pak Jokowi. Karena kami sudah punya catatan ini.

Anda luar biasa Gus! Inilah yang bikin saya kesal, sehingga kami sering satu pesawat dengan panjengan, sering di bandara ketemu panjengan. Ketika orang berebut salaman, saya tidak, karena buat apa bagi saya pura-pura ndungkluk-ndungkluk (munduk-munduk red), pada orang macam panjengangan itu gus.

Paimin Paimin, gimana sih panjengan itu, udah, ini lakukan klarifikasi secepatnya ke Krapyak, mohon maaf kepada kiai kami. Kiai kami tidak akan luka dengan ini, nggak akan luka. Gus Dur Rhoma Irama, kiai Najib apalagi, tidak akan luka dengan kayak gini, tapi kami santri-santri beliau yang luka.

Dan santrinya ini ribuan, Forsa juga ribuan, Gusdurian juga ribuan. Pada mau gimana sih,  mohon maaf, saya marah ini.

Jadi ini perlu saya lakukan, karena kalau saya ingin ketemu jenengan mungkin saja tidak anda temui. Tapi silakan. Dan maaf, banyak kok teman-teman di DPRD Gresik juga, ada teman saya satu almamater di IAIN Sunan Kalijogo, juga pendukung panjengan, saya tak mengurangi maksud, maaf udin mohon maaf, bukan. Mohon maaf, kalau anda ingin sukses jangan begini caranya.

Tapi saya juga masih khusnudzon, ini kesalahan dari tim suskes panjengan. Tapi ini ada di balik tanggungjawab panjenganan. Gus, apa panjengan lupa dengan karakter Pak Jokowi. Pak Jokowi itu tidak akan menggandeng orang-orang yang ambisius, yang ambisius malah tidak disukai sama beliau.

Ini terlepas apakah saya dukung siapa, saya seorang netral, saya mungkin orang tidak berartilah di depan panjengan. Saya bukan orang terkenal, tetapi saya punya jaringan banyak. Ikuti sajalah teman-teman di Forsa, teman-teman mohon maaf, kalau saya sebutkan, Dewan Masjid sak Indonesia, terus Gusdurian, ada semua gus.

Jadi mohon maaf saya kepada istrinya, keluarga, mohon maaf yang sebesar-besarnya, tapi, ini perlu saya sampaikan kepada Gus Imin, gus Imin, Paimin, Paimin Paimin, panjengan tidak usah klarifikasi ke saya, tetapi ke Krapyak, lakukan segara.

Tidak Marah

Kalau Anda tidak lakukan apa-apa, kami demo tidak, tapi anda akan tahu akibatnya. Tidak akan kami pilih apapun yang dijual oleh para pengkhianat Gus Dur, para pengkhianat Rhoma Irama, para orang yang etrek-etrek (menjelekkan red) guru kami. Yang anda jual walau pun mie, tidak akan kami beli. Orang mengkhianati Rhoma tidak akan kami pilih, paham.

Kami ini preman gus, tidak sepinter panjenengan. Panjenenagan orang pinter, tapi ingat bukankah banyak orang pinter dikalahkan orang bener, itu lho. Ndak tahu ini ancaman atau apa tadi, intinya kami marah karena guru kami disenggol dengan hal-hal yang berbau politis seperti ini.

Guru kami tidak akan marah, mungkin kalau kami (tahu) begini, tidak diizinkan, tetapi silakan panjengan ambil langkah yang bijak untuk menyikapi semua ini. Walaupun anda tempuh dengan apa pun, kami masih melihat Gus Dur, kami masih melihat Rhoma Irama, hati-hatilah gus, Paimin, mohon maaf, assalamu’alaikum. www.cak,chnafi@gmail.com. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry