Warga memakamkan jenazah seorang petugas KPPS (58) di Tempat Pemakaman Umum Rangkah, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/4) (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

JAKARTA | duta.co – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat jumlah petugas KPPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang meninggal dunia saat bertugas pada Pemilu 2019, mencapai 318 orang. Sementara yang sakit 2.232 orang. Total 2.550 orang.

Angka yang tidak kecil. Dan, mungkin, ini baru pertama terjadi di republik ini. Sekretaris Jenderal KPU Arif Rahman, mengatakan jumlah petugas yang jatuh sakit saat menjalankan tugas bertambah menjadi 2.232 orang. “Ini update data per 30 April 2019 pukul 08.00 WIB wafat 318 orang, sakit 2.232 orang. Total 2.550 orang,” tulis Arif dalam keterangan pers, Selasa (30/4/2019) sebagaimana diwartawakan cnnindonesia.com.

Jumlah tersebut bertambah dari hari sebelumnya, 304 orang. Sementara 2.209 orang tercatat sakit saat bertugas. KPU memastikan para petugas KPPS yang mengalami musibah saat bertugas akan mendapat uang santunan yang bersumber dari APBN.

Menteri Keuangan Sri Mulyani telah merestui uang santunan sebesar Rp36 juta untuk setiap petugas meninggal dunia, maksimal Rp30 juta untuk penyandang cacat, dan Rp16 juta untuk luka-luka.

Sementara Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memastikan hal ini akan dibahas pada rapat bersama antara KPU, Pemerintah, dan DPR RI. Tjahjo menyebut rapat evaluasi dilakukan usai pemerintahan baru dilantik.

Beredar Pertanyaan Dokter Umar Zein

Merinding memang. Kok bisa sebanyak itu. Benarkah penyebabnya mereka kelelahan? Kini beredar pertanyaan dr Umar Zein sebagaimana diunggah pojoksatu. Dia menulis tentang penyebab meninggalnya ratusan petugas pemilu bukan karena Kelelahan. Lalu karena apa?

Menurut dr Umar Zein, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) dalam akun Facebooknya, mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan ini mengatakan perlu penelitian untuk mengungkapkan penyebabnya, namun dia memastikan bukan karena faktor kelelahan, sebab tidak dalam kerja paksa.

Dia menuliskan pandangannya dengan judul “Benarkah Kelelahan” Penyebab Kematian? Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) dr Pirngadi Medan ini mengurai pada zaman penjajahan Belanda, banyak pekerja paksa yang ditugaskan Deandels membuat jalan lintas Anyer-Panurakan. Mereka dipaksa bekerja membuat parit, memecah batu gunung dan mengangkat bahan-bahan yang diperlukan.

“Mereka bekerja siang malam tak tentu waktu istirahat dan makan. Namanya juga kerja paksa. Mereka pasti kelelahan dan kekurangan gizi, kehausan, kelaparan sehingga daya tahan tubuhnya melemah, akhirnya jatuh sakit. Banyak yang terkena Malaria tropika, kejang-kejang, koma, kemudian meninggal,” ujarnya, Rabu (24/4/2019).

Sedangkan, kondisi berbeda menurut Umar Zein dialami Petugas Pemilu yang bekerja di TPS atau di tempat lain. “Mereka cukup mendapatkan minuman dan makanan, bukan kerja paksa, ada waktu istirahat meski bergantian, boleh permisi bila kondisi darurat,” lanjutnya.

“Diberitakan lebih dari seratus orang petugas Pemilu 2019 meninggal dunia akibat kelelahan (Berapa % Angka Kematian?). Kelelahan tidak bisa langsung menyebabkan kematian. Ada tiga “pintu” kematian, yaitu otak, jantung dan paru. Bila otak tidak cukup mendapat oksigen oleh berbagai sebab, misalnya penyumbatan pembuluh darah, maka terjadi kematian sel-sel otak. Tetapi pasien tidak langsung mati.”

“Ada mekanisme kompensasi untuk mempertahankan kehidupan sel-sel yang lain. Bahkan kematian Batang Otak disebut kematian secara medis, butuh waktu beberapa jam untuk kemudian terjadi kematian biologis, setelah jantung dan paru berhenti berfungsi,” tuturnya.

Dia menegaskan gagal Jantung, gagal ginjal, gagal hati, tidak langsung mati, mungkin koma dulu beberapa hari bahkan lebih.

Dia mengurai kelelahan petugas Pemilu pastilah tidak sampai 1/1000 dari kelelahan pada pekerja paksa zaman Belanda. Kelelahan mungkin bisa sebagai pemicu gangguan akut atau eksaserbasi dari Penyakit kronik yang diidap.

“Ini butuh pembuktian pemeriksan medis yang cermat. Lalu, mengapa diberitakan di media, banyak petugas Pemilu meninggal dunia akibat kelelahan? Ini pembodohan pada rakyat awam atau orang yang tidak faham ilmu medis, atau sedikit tahu ilmu medis,” ungkapnya.

“Penyebab kematian tidak sesederhana itu, saudara-saudara sebangsa dan setanah air, Indonesia! Kematian mendadak (sudden death) secara medis, akibat proses di jantung, paru atau otak atau gabungannya,” tukasnya.

“Apa penyebab kematian ratusan Petugas Pemilu Indonesia Tahun 2019?  Perlu penelitian. Yang pasti bukan karena kelelahan,”pungkasnya. (pjs,ccni)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry