JAKARTA | duta.co – Lantunan sholawat Nabi Muhammad saw itu, terus menggema di Lapangan Parkir Timur Kantor DPTP PKS, Ahad (14/9/2025). Sejumlah santri tampil apik, melagukan sholawat dengan suaranya yang merdu. “Luar biasa sejuk,” demikian salah seorang hadirin berkomentar.

Tidak lama, Cicit Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz, hadir dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut.

Ketua PWNU Jatim ini sempat terkaget. “Saya dari Jombang (sudah) membayangkan seperti apa Maulid di PKS ini. Rupanya seperti di pondok pesantren juga. Itulah kita, sama-sama pecinta Rasulullah Muhammad SAW, kita harus bergembira atas kelahiran Rasulullah,” ungkapnya serius.

 

KH Abdul Hakim Mahfudz juga menyampaikan rasa syukur sekaligus kegembiraannya dapat memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW bersama kader dan simpatisan PKS.  Menurutnya, suasana Maulid di PKS tidak jauh berbeda dengan di pesantren, penuh semangat kecintaan kepada Rasulullah.

Ia menuturkan, betapa besar pengaruh cinta kepada Kanjeng Nabi. Bahkan Abu Lahab yang dikenal sebagai penentang Nabi pun (sempat) bergembira atas kelahiran Rasulullah. Ia mengisahkan riwayat dari sahabat Ibnu Abbas yang bermimpi bertemu Abu Lahab di neraka. Abu Lahab berkata bahwa siksaannya diringankan setiap Senin karena dahulu pernah bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Subhanallah!

“Jika Abu Lahab saja mendapat keringanan karena bergembira, tentu kita sebagai umat yang mencintai beliau harus lebih layak bergembira. Mudah-mudahan kita bersama Rasulullah di akhirat nanti,” tuturnya.

Selain itu, KH Abdul Hakim juga mengingatkan keteladanan kakek buyutnya, KH Hasyim Asy’ari, yang mendapat gelar Hadratus Syaikh setelah menghafal Kutubus Sittah dan 30 juz Al-Qur’an.

Ia menekankan bahwa semangat perjuangan (nasionalisme) KH Hasyim Asy’ari dalam kemerdekaan bangsa Indonesia sudah tumbuh sejak muda, ketika belajar ke berbagai pesantren di Jawa dan Madura berhaji ke Mekah, hingga menimba ilmu dari Syaikh Nawawi Al-Bantani.

Setelah wafat Syaikh Nawawi pada 1897, KH Hasyim bersama enam sahabatnya berikrar di depan Multazam untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa masing-masing. Tidak hanya dalam bidang politik, KH Hasyim juga konsisten turun ke masyarakatmengajarkan dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dakwah.

“KH Hasyim Asy’ari selalu mendorong ukhuwah islamiyah dan ukhuwah kebangsaan. Mudah-mudahan PKS bersama elemen umat yang lain meneladani Hadratus Syaikh dalam membangun ukhuwah, mengembalikan serta menegakkan Islam rahmatan lil ‘alamin yang tersambung kepada Rasulullah SAW,” pesan KH Abdul Hakim Mahfudz.

Ia menegaskan bahwa sejarah telah membuktikan, Indonesia pernah meraih kemenangan tanpa peperangan, yaitu melalui persatuan dan kekuatan ukhuwah. “Mudah-mudahan kita bisa menyatukan bangsa, membangun ukhuwah, dan menghidupkan kembali kebersamaan dengan bimbingan Allah. Pertolongan Allah senantiasa bersama jamaah,” pungkasnya.

Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di lapangan parkir timur DPTP PKS dihadiri sejumlah tokoh diantaranya Pimpinan Majelis Rasulullah SAW Habib Nabiel Al Musawa, Ketua Majelis Syura PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Dewan Syariah Pusat PKS KH. Muslih Abdul Karim, Presiden PKS Almuzzammil Yusuf beserta unsur pimpinan PKS lalinnya dan perwakilan Ormas Islam. Acara tersebut juga dihadiri ribuan jamaah yang hadir memadati lapangan parkir timur Kantor DPTP PKS. (mhr)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry