
NGANJUK | duta.co – Suasana penuh semangat menyelimuti Pendopo Kabupaten Nganjuk saat Pembukaan Lomba Baca Puisi Tingkat Sekolah Dasar, Minggu (12/10). Kegiatan ini merupakan salah satu subkegiatan dari rangkaian Festival Literasi Anjuk Ladang 2025. Kegiatan diinisiasi Komunitas Pegiat Literasi Nganjuk (Kopling) dan didukung penuh oleh Badan Bahasa Kemendikdasmen RI.
Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi hadir langsung membuka acara dan memotivasi para peserta. Tampak juga hadir kepala dinas pendidikan, orang tua peserta dan anggota Kopling.
Penanggungjawab kegiatan, Heru Sang Awurwabumi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan putaran ketiga lomba baca puisi tingkat SD. “Minggu depan kita lanjut di SMPN 2 Nganjuk untuk tingkat SMP dan SMA,” ujarnya.
Yang terpenting dalam lomba baca puisi, lanjutnya, bukan semata menang. “Tetapi bagaimana kegiatan ini memupuk dan memantik mental serta keberanian anak-anak untuk tampil secara verbal melalui puisi,” ujarnya.
Ketua Kopling ini menambahkan bahwa kegiatan ini mendapat fasilitasi dan apresiasi dari Badan Bahasa Kemendikdasmen Rl. “Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap gerakan literasi di daerah,” imbuhnya.
Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta, orang tua dan panitia yang telah menghidupkan semangat literasi di tengah masyarakat. “Membaca puisi melatih empati. Jika kita bisa menghayati dan mengekspresikan puisi, maka puisi itu bisa berbicara, hidup,” ucapnya penuh semangat.
Pria berkumis ini juga menekankan pentingnya semangat juang di atas hasil akhir perlombaan. “Kalah tidak apa-apa, menang juga tidak apa-apa. Jangan takut gagal. Saya bangga pada para orang tua yang sudah memotivasi dan mendorong anak-anak untuk ikut serta. Dan yang perlu diingat, semangat tidak bisa dibeli,” tegasnya.
Ucapan itu disambut hangat oleh para orang tua peserta. Salah satu di antara mereka bahkan berujar dengan bangga, “Yang penting jam tayang, menang itu bonus,” ujarnya.
Lomba baca puisi ini menjadi bukti nyata bahwa semangat literasi di Nganjuk tidak hanya tumbuh di kalangan penulis dewasa. “Tetapi juga telah mengakar di dunia anak-anak,” imbuhnya.
Berdasarkan penilaian dewan juri,
Pramudya el-Sangsa Matahariku dinobatkan menjadi juara pertama.
Laire Mentari jadi juara kedua dan
Risqiani Ekani Ramadhani menjadi juara ketiga.
Nama M Iqbal Maulana Habibka menjadi juara harapan satu. Sedangkan Mohammad Ahya’ al-Fatawi menjadi juara harapan kedua dan Syifa Naila Risqiya menjadi juara harapan ketiga.
Dengan dukungan pemerintah daerah, Balai Bahasa dan komunitas literasi, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan generasi yang berani, empatik dan kreatif melalui karya sastra. Dan itu diharapkan dilakukan secara berkesinambungan setiap tahun. (syi)
Kontributor: Syifa, pengurus LTN MWCNU Rejoso Nganjuk