Inilah foto yang beredar. Ada netizen yang mengomentari posisi kaki yang tidak rapat-rapat amat. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Media sosial dijejali foto-foto Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Habib Rizieq Syihab (Imam Besar FPI) dan sejumlah elite partai dalam sebuah pertemuan di tanah suci. Foto terbaru disertai Habib Rizieq sedang menjadi imam salat. Walhasil, itu pun dimaknai sebagai jamaah politik.

“Sah-sah saja. Mau politik mau ibadah, mau politik sambil ibadah atau ibadah sambil politik, itu sah-sah saja. Yang ribut mesti lawan politiknya,” demikian salah satu komentar di Medsos yang terbaca duta.co Minggu (3/6/2018).

Menurut kabar itu, sekitar pukul 15.00 waktu Mekkah, Amien, Prabowo dan rombongan bersilaturrahim dengan Habib Rizieq. Setelah berbincang santai beberapa saat, rombongan juga menyempatkan salat berjamaah.

“Normal-normal saja, banyak orang umrah di bulan Ramadhan. Tapi apabila dikaitkan dengan situasi politik sekarang ini, seperti diakui politisi PAN yang menyebut bahwa tak menutup kemungkinan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab bergabung, maka, diskusi politik pasti tak terhindarkan,” celetuk yang lain.

Sebagaimana diketahui Prabowo Subianto, Amien Rais, sejumlah politisi PKS dan Habib Rizieq mempunyai persamaan yaitu rasa oposisi terhadap pemerintahan Jokowi. Amien Rais sosok yang belakangan ini sangat rajin mengkritik pemerintahan Jokowi. Berbagai kebijakan Jokowi menjadi sasaran kritik dan menuai pro dan kontra. Mulai dari pembagian sertifikat tanah yang dikatakan pengibulan, tentang utang negara, partai Allah dan partai Setan, bangsa Indonesia merupakan bangsa pekok. Dan terbaru Amien ikut tren menunjuk foto Presiden Jokowi. Di kedua momen itu, Amien menyampaikan keyakinannya kalau Jokowi tak akan terpilih lagi pada pilpres 2019.

Alireza Alatas, Pembela Ulama dan NKRI, Aktivis Silaturahmi Anak Bangsa Nusantara (SILABNA), menulis, dalam Islam salat jamaah punya pahala yang berkali-kali lipat. Sangatlah wajar bila dipahami bahwa politik itu ibadah dan begitu juga sebaliknya bahwa ibadah itu politik. Sangat gamblang sekali bahwa politik dan Islam sama sekali tidak berjarak.

“Bahkan ada yang menyebut dua Salat Ied di lapangan besar sebagai referendum umat. Salat Idul Adha dan Idul Fitri sangat sarat politik. Tidak sebatas itu, tapi Salat Ied juga terkandung dua khotbah yang punya nilai seperti Salat Jumat yang isinya mengevaluasi kondisi sosial dan politik. Dengan demikian bisa dipahami bahwa Islam tidak mungkin terlepas dari politik,” tulisnya. (mky,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry