TANGGUH : Muhammad Akson Nurul Huda saat berpartipasi dalam acara Hari Pahlawan (duta.co/Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co -Keberadaan Monumen Simpang Lima Gumul berubah menjadi ikon baru di Kediri, apapun bentuk kegiatan bahkan para wisatawan mengakui kemegahan bangunan ini menelan anggaran uang rakyat milyaran rupiah.

Namun di balik semua itu, kawasan yang luas kini berubah menjadi ajang balapan liar. Pun demikian, sejumlah anak muda menjadikan lokasi ini untuk memadu kasih.

Kritikan tajam disampaikan Muhammad Akson Nurul Huda, SH.,MH, sosok advokat muda yang juga dikenal sebagai peduli lingkungan. Menurutnya, harus ada gerakan pemuda yang menjadikan Kabupaten Kediri ini menjadi lebih dikenal.

“Selama ini hanya dinikmati sejumlah orang saja, lihat saja pedagang PK5 yang saat ini bergolak? Aturan apa yang mau diterapkan menjadikan rakyat tidak bisa makan,” tegasnya, saat dikonfirmas Minggu malam (11/11/2018).

Akson pun membandingkan dengan sejumlah kegiatan di Kota Kediri dilakukan sejumlah komunitas yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah kota.

“Beri saja mereka ruang dan kesempatan kemudian diberi pembinaan, maka akan muncul rasa memiliki kota kelahirannya,” jelas Divisi Advokasi PSHT Kediri, bertempat tinggal di Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.

Membangun komunikasi serta membuka peluang kepada generasi muda, merupakan langkah yang harus diambil sebagai bagian menyelamatan nasib calon pemimpin masa depan.

“Selain itu anak – anak muda bagaikan tabungan kelak melanjutkan perjuangan, bila saat ini kita bina dan mampu membawa nama baik Kabupaten Kediri, tentunya menjadi kebanggaan tersendiri,” jelasnya. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry