SURABAYA | duta.co – Menyambut 100 tahun Nahdlatul Ulama (NU) enam tahun mendatang, para penerus harus mempersiapkan segala sesuatunya.
Ini sebagai sebuah langkah untuk memberikan kehormatan bagi para pendiri NU saat 100 tahun itu tiba.
Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof Mohammad Nuh mengungkapkan sebelum menuju ke 100 tahun NU harus dipersiapkan  segala sesuatu agar NU bisa terus tumbuh dan berkembang.
“Karenanya kita harus menciptakan mesin bukan produk. Kalau menciptakan produk akan cepat habis tapi kalau mesin akan terus tumbuh dan berkembang,” kata Nuh di ajang studium generale mencetak wirausaha muda di kalangan santri dan mahasiswa di Auditorium Unusa, Kamis (18/4).
Untuk menuju ke arah sana, kata Nuh, tiga pilar NU harus dijalankan. Yakni Nahdlatul Waton, Nahdlatul  Tujjar  dan Taswirul Afkar.
“Kalau Nahdlatul Waton sudah ada yang mengurusi tapi yang dua lagi itu yang perlu didorong,” tukasnya.
Untuk itu menciptakan mesin-mesin itu harus dilakukan jauh-jauh hari karena tidak mungkin menciptakan sesuatu tidak bisa secara instan.
Itu melalui adanya lembaga-lembaga pendidikan NU. Melalui lembaga pendidikan NU inilah menciptakan mesin bisa terwujud. Salah satunya Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
“Nahdlatul Tujjah bukan sekadar masalah dagang tapi di sinilah menciptakan wirausaha. Makanya  entrepreneurship yang menjadi pilar di Unusa,” jelasnya.
Entrepreneurship kata Nuh intinya dengan mencari peluang, setelah itu menangkap peluang itu lalu memanfaatkan peluang-peluang itu agar bisa terus tumbuh. Kalau memang tidak ada peluang maka harus bisa menciptakan
Di Unusa sendiri kata Nuh, ingin membangun ekosistem kewirausahaan itu agar bisa subur. Kalau sudah subur bibit apapun yang ditanam pasti akan tumbuh dan berkembang.
Karenanya menumbuhkan jiwa itu maka semua terutama para mahasiswa untuk terus belajar dan belajar. Harus muncul jiwa penasaran. Kalau sudah muncul jiwa penasaran yang dilengkapi critical thinking maka akan muncul kreativitas.
“Posisi yang menanjak itu yang penting bukan di puncak. Kalau  sudah di puncak mereka mau tidak mau harus turun. Atau maksimal tetap di posisi itu. Jadi tidak ada tantangan,” ungkapnya.
Dari sanalah maka muncul kreativitas yang akhirnya muncul inovasi.
“Kalau ini terjadi, maka lima hingga 10 tahun ke depa  muncul mesin-mesin penumbuh kesejahteraan itu,” tukasnya. end
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry